Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/95875
Title: Pemanfaatan Tumbuhan Obat oleh Suku Togutil di Daerah Penyangga Taman Nasional Aketajawe Lolobata
Authors: Ariyanti, Nunik Sri
Baroto, Walujo Eko
Dorly
Apal, Rofidah Ummulharbi
Issue Date: 2018
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Indonesia merupakan negara dengan banyak suku bangsa yang memiliki keragaman adat dan budaya serta kearifan lokal yang dicirikan oleh masih dominannya unsur-unsur tradisional seperti praktik sistem pengobatan secara tradisional dalam kehidupan sehari-hari. Kondisi ini didukung oleh keanekaragaman tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bagian dari kebudayaan mereka. Salah satu masyarakat yang hingga kini memanfaatkan tumbuhan sebagai bahan obat tradisional adalah Suku Togutil (suku pedalaman) di Halmahera Timur Maluku Utara. Pengetahuan pemanfaatan tumbuhan obat tadisional suku pedalaman dapat hilang ketika terjadi perubahan pola pikir masyarakat akibat adanya interaksi dengan masyarakat yang lebih modern, seperti interaksi Suku Togutil dengan orang-orang transmigran. Pengetahuan tradisional juga dapat punah ketika tidak dilakukan sosialisasi pengetahuan dari generasi tua kepada generasi muda. Oleh karena itu, penelitian etnobotani ini dilakukan untuk mendokumentasikan dan mengidentifikasi keanekeragaman jenis-jenis tumbuhan yang dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional, serta menganalisis ICS (indeks cultural significance = nilai kepentingan budaya) jenis-jenis tumbuhan tersebut berdasarkan pengetahuan masyarakat Togutil yang hidup menetap di daerah penyangga Taman Nasional Aketajawe Lolobata. Kajian struktur sekretori juga dilakukan pada beberapa jenis tumbuhan obat khas Suku Togutil sebagai suatu penjelasan ilmiah dari alasan pemanfaatnya sebagai obat tradisional. Penelitian dilakukan di Desa Oboy, Tukur-tukur, dan Totodoku, Kecamatan Wasile Timur Maluku Utara yang merupakan daerah penyangga Taman Nasional Aketajawe Lolobata. Koleksi data keanekaragaman jenis tumbuhan obat dilakukan dengan wawancara kepada tiga informan kunci dan 36 responden berusia lebih dari 16 tahun, serta pengamatan langsung di lokasi pengambilan tumbuhan obat tersebut. Sampel daun atau kulit pohon diambil dari beberapa jenis tumbuhan obat khas, yaitu jenis yang dinilai penting (ICS tinggi) sebagai bahan obat tradisional masyarakat Togutil untuk diamati struktur sekretorinya. Pengamatan struktur sekretori dilakukan di Laboratorium Ekologi Sumber Daya Tumbuhan Departemen Biologi IPB. Sejumlah 69 jenis dari 40 famili dicatat sebagai tumbuhan yang dimanfaatkan secara tradisional sebagai bahan obat oleh Suku Togutil. Keanekaragaman jenis tumbuhan obat dalam famili berkisar 1-5 jenis. Famili yang memiliki lebih dari 2 jenis digunakan sebagai obat adalah Euphorbiaceae (5 jenis), Zingiberaceae (5 jenis), Malvaceae (4 jenis), Solanaceae (4 jenis), Arecaceae (3 jenis), dan Lamiaceae (3 jenis). Tumbuhan obat Suku Togutil digunakan sebagai bahan tunggal (satu jenis tumbuhan) atau suatu ramuan (campuran beberapa jenis tumbuhan) untuk mengobati 45 kategori penyakit. Bagian yang dimanfaatkan dari jenis-jenis tumbuhan tersebut adalah kebanyakan daun (43 jenis), kemudian berturut-turut kulit batang dan buah (7 jenis masing-masing), batang (5 jenis), rimpang (3 jenis), akar, cabang muda, dan biji (1 jenis masing-masing), serta seluruh bagian tumbuhan (1 jenis). Berdasarkan cara penggunaannya, jenis-jenis tumbuhan digunakan sebagai bahan obat oles (42 jenis), obat oral (25 jenis), obat tetes (1 jenis), dan obat nasal (1 jenis). Survei menunjukan hasil bahwa lima jenis tumbuhan ini, hatobu (Gluta renghas), totabako (Blumea balsamifera), leleko (Graptophyllum pictum), mayana (Plectranthus scutellarioides), dan igo-igono (Physalis angulata) memiliki ICS kategori tinggi sebagai obat tradisional Suku Togutil. Jenis-jenis tersebut adalah bahan obat pilihan pertama, tidak dapat digantikan bahan lainnya, serta memiliki intensitas penggunaan tinggi. Sebaliknya tumbuhan obat dengan ICS kategori rendah umumnya intensitas penggunaannya rendah meskipun tumbuhan tersebut merupakan bahan obat utama. Pengamatan anatomi sampel bahan obat dari jenis-jenis tumbuhan dengan ICS kategori tinggi tersebut menunjukan adanya struktur sekretori berupa saluran kelenjar pada kulit batang hatobu dan trikoma kelenjar pada daun totabako, leleko, mayana, dan igo-igono. Beberapa senyawa bioaktif dapat terkandung dalam struktur sekretori, namun untuk mengetahui jenis senyawa tersebut diperlukan penelitian lebih lanjut.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/95875
Appears in Collections:MT - Mathematics and Natural Science

Files in This Item:
File SizeFormat 
2018rua.pdf
  Restricted Access
14.82 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.