Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/95446
Title: Pengembangan Deteksi Aeromonas hydrophila Penyebab Penyakit Motile Aeromonas Septicemia (MAS) pada Ikan Gurame (Osphronemus goramy) dengan Metode Co-agglutination
Authors: Sukenda
Yuhana, Munti
Fitria M., Dian
Issue Date: 2018
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Aeromonas hydrophila merupakan bakteri oportunistik yang menyebabkan mortalitas tinggi pada budidaya ikan gurame (Oshpronemus goramy) atau jenis ikan air tawar lainya. Penyakit Motile Aeromonas Septicemia (MAS) salah satunya disebabkan oleh A. hydrophila ini, sering juga disebut sebagai infeksi sekunder dan mampu menyebabkan kematian ikan secara massal. Deteksi dini sangat diperlukan untuk mencegah penyebaran wabah MAS tersebut. Metode deteksi penyakit bakterial A. hydrophila yang telah diterapkan seperti metode konvensional biokimia, molekuler (Polymerase Chain Reaction (PCR)) dan immunoassay (ELISA, FIA, AGPT, dan Aglutinasi). Reaksi aglutinasi mengalami perkembangan dengan memvisualisasikan ikatan antigen antibodi spesifik dalam hitungan detik yang disebut sebagai uji co-agglutination. Tujuan penelitian ini adalah melakukan pengembangan metode co-agglutination untuk mendeteksi antigen A. hydrophila sebagai alternatif diagnostik yang spesifik, sensitif, cepat dan mudah, serta dilakukan uji banding dengan metode standar yaitu PCR. Kelinci dengan bobot 2 kg disuntikkan (imunisasi) dengan antigen A. hydrophila sebanyak satu ml pada konsentrasi 1.2 × 109 cfu ml-1 melalui intravena disetiap interval satu minggu. Proses imunisasi kelinci dilakukan selama tiga kali menghasilkan serum antibodi poliklonal (antiserum) spesifik. Antiserum dipurifikasi dengan metode presipitasi amonium sulfat 50% dan kit melon gel IgG untuk mendapatkan Immunoglobulin G (IgG). IgG murni dari antiserum dilakukan pengikatan (coupling) dengan Staphylococcus aureus Cowan I yang memiliki protein A, sehingga dihasilkan reagen co-agglutination sebagai diagnostik deteksi antigen A. hydrophila. Reaksi silang dilakukan terhadap beberapa jenis bakteri berbeda, seperti Aeromonas sobria, Aeromonas salmonicida, Streptococcus agalactiae dan Pseudomonas aeruginosa memberikan hasil negatif aglutinasi. Pengujian spesifisitas dari reagen co-agglutination yang telah dikembangkan memberikan hasil positif aglutinasi dalam waktu 10 – 30 detik pada sampel organ hati, ginjal, dan daging ikan gurame yang telah diinjeksi dengan A. hydrophila. Uji sensitivitas reagen co-agglutination didapatkan bahwa reagen mampu mendeteksi keberadaan antigen A. hydrophila dengan limit deteksi 106 cfu ml-1. Deteksi A. hydrophila pada ikan gurame dengan teknik PCR memberikan hasil pengamatan positif A. hydrophila dengan bobot molekul 209 bp pada ikan gurame yang diinjeksi dengan A. hydrophila. Beberapa ikan gurame yang diinjeksi dengan A. sobria, A. salmonicida, S. agalactiae, dan P. aeruginosa adalah negatif. Keberadaan antigen A. hydrophila dapat dideteksi dengan metode co-agglutination ataupun PCR setelah satu jam penyuntikan A. hydrophila. Pasca satu jam penyuntikan A. hydrophila dengan metode co-agglutination hanya mampu mendeteksi antigen A. hydrophila pada bagian permukaan tubuh (daging) ikan, sedangkan pada organ dalam dapat dideteksi setelah 12 jam penyuntikan. Pengujian 12 jam pasca injeksi dengan metode co-agglutination dapat mendeteksi antigen A. hydrophila pada organ daging dan hati, sedangkan 24 jam pasca injeksi mampu medeteksi antigen A. hydrophila pada organ daging, hati dan ginjal. Setiap organ dari ikan yang hampir mati (moribund fish) dan ikan yang telah mati (death fish) dapat dideteksi keberadaan antigen A. hydrophila dengan metode co-agglutination. Perlakuan yang sama juga dilakukan dengan metode PCR, tetapi diketahui PCR dapat mendeteksi A. hydrophila pada setiap perlakuan organ ikan yang telah diinjeksi dengan A. hydrophila. Metode co-agglutination yang telah berhasil dikembangkan dapat mendeteksi antigen A. hydrophila pada ikan gurame. Reagen co-agglutination bersifat spesifik terhadap ikan yang diinjeksi dengan A. hydrophila dan nilai sensitivitas reagen terdapat pada limit deteksi 106 cfu ml-1. A. hydrophila juga dapat dideteksi dengan metode standar PCR, tetapi kelebihan co-agglutination dapat menimbulkan reaksi yang spesifik, senstif, cepat dan mudah, serta prosedur pembuatan reagen deteksi hanya membutuhkan peralatan dan bahan yang relatif sederhana dan bisa dilakukan di laboratorium atau lapangan.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/95446
Appears in Collections:MT - Fisheries

Files in This Item:
File SizeFormat 
2018dfm.pdf
  Restricted Access
19.82 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.