Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/95413
Title: Analisis Kerentanan Pantai Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan
Authors: Nurjaya, I Wayan
Natih, Nyoman Metta N
Darmiati
Issue Date: 2018
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Kabupaten Tanah Laut terbagi menjadi dua wilayah yaitu Pesisir Pantai Barat dan Selatan yang menjorok ke arah laut. Khusus wilayah Pesisir Pantai Barat sangat dipengaruhi oleh daerah estuari yaitu sungai Barito dan sungai Kapuas yang mengakibatkan erosi dan sedimentasi dan pengaruh terhadap perubahan garis pantai. Pada musim barat, ketika terjadi pasang tertinggi, limpasan air telah memasuki kawasan pemukiman, sehingga jika bersamaan dengan curah hujan yang tinggi, maka sering terjadi banjir. Pemanfaatan dan pengembangan kawasan pesisir pantai di daerah ini juga cenderung meningkat setiap tahunnya. Peningkatan areal pantai dan aktivitas proses fisik yang terjadi di pantai berdampak pada terganggunya ekosistem dan keseimbangan pantai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan garis pantai dan menilai tingkat kerentanan pantai di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Data yang digunakan adalah citra landsat 8 akusisi tahun 2016 untuk menggambarkan kondisi terkini dan citra landsat 7 akusisi tahun 2003 sebagai kondisi awal. Data dianalisis untuk mengetahui perubahan garis pantai yang mengalami akresi atau abrasi garis pantai. Indeks Kerentanan Pantai (IKP) dinilai berdasarkan 6 parameter yaitu geomorfologi, kemiringan lereng (%) pantai, rata-rata tinggi pasang surut (m), rata-rata tinggi gelombang (m), rata-rata kenaikan muka air kaut (mm/tahun), dan maju mundurnya garis pantai (m/tahun). Setiap parameter kemudian dibuat 5 kelas berurut dari kerentanan tertinggi ke terendah, berdasarkan indeks yang telah disepakati. Hasil penelitan menunjukkan bahwa geomorfologi pantainya didominasi oleh pantai berpasir dan berlumpur demikian halnya dengan kemiringan pantai sangat landai sehingga tingkat IKPnya dominan masing-masing dalam tingkat sangat tinggi yakni 164.39 km dan 172.31 km, demikian halnya dengan kenaikan muka air laut relatif tingkat sangat tinggi karena sebesar 7.5 mm/tahun. Untuk pasang surut berada dominan tingkat IKP sedang yakni 2 m atau sepanjang 114.66 km, gelombang pada kisaran 1.05 – 1.25 m atau termasuk tingkat tinggi. Hasil analisis perubahan garis pantai dominan masuk dalam tingkat IKP sangat rendah karena wilayah studi dominan mengalami akresi sepanjang 168.85 km dengan luas 2371.23 ha dibandingkan yang mengalami abrasi hanya sepanjang 9.28 km dengan luas 28.02 ha. Berdasarkan hasil overlay dari 6 variabel diperoleh tingkat IKP wilayah studi dominan dalam tingkat tinggi (153.186 km atau 86.00%), sangat tinggi (21.40 km atau 12.01%), sedang (3.05 km atau 1.71%) dan tingkat rendah (0.49 km atau 0.28%).
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/95413
Appears in Collections:MT - Fisheries

Files in This Item:
File SizeFormat 
2018dar.pdf
  Restricted Access
20.28 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.