Evaluasi Eksogenus Enzim -Amilase pada Kecernaan dan Pemanfaatan Karbohidrat di Ikan Sidat Anguilla bicolor

Abstract

Pakan dalam kegiatan budidaya ikan sidat Anguilla bicolor berperan besar dalam biaya produksi. Tingginya harga pakan sidat disebabkan oleh kualitas bahan baku yang bersifat premium dan kandungan protein yang relatif tinggi hingga mencapai 45 %. Protein dalam pakan digunakan sebagai sumber energi utama bagi ikan sidat yang termasuk dalam jenis ikan karnivor. Beberapa studi dan kajian memperlihatkan rendahnya pemanfaatan karbohidrat sebagai sumber energi pada ikan karnivor karena rendahnya aktivitas enzim amilase di saluran pencernaan. Enzim amilase bekerja sebagai biokatalisator dalam proses pencernaan karbohidrat saat terjadi perombakan bentuk karbohidrat kompleks menjadi lebih sederhana sehingga dapat langsung diserap tubuh untuk kemudian digunakan sebagai sumber energi. Usaha dalam meningkatkan pemanfaatan karbohidrat pakan pada ikan sidat dilakukan dengan melakukan suplementasi eksogenus enzim α-amilase. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi suplementasi eksogenus enzim α-amilase pada kecernaan dan pemanfaatan karbohidrat di ikan sidat. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap yaitu evaluasi kecernaan karbohidrat potato starch sebagai bahan baku sumber karbohidrat pakan dan evaluasi pemanfaatan karbohidrat pakan sebagai sumber energi. Aklimatisasi ikan uji dilakukan sebelum penelitian dimulai guna mengadaptasikan ikan pada media pemeliharaan. Selama aklimatisasi, seleksi ikan dilakukan guna mengurangi tingkat keragaman ukuran ikan. Pada evaluasi kecernaan dilakukan suplementasi eksogenus enzim α-amilase dengan dosis 0, 50, dan 100 mg kg-1 pakan dengan masa pemeliharaan 30 hari dan ikan uji yang digunakan berbobot 20.1 ± 0.3 g. Analisis parameter kecernaan dilakukan dengan analisis total karbohidrat serta Cr2O3 sebagai penanda di pakan dan feses ikan serta mengikuti perhitungan kecernaan nutrien bahan baku. Pada evaluasi pemanfaatan karbohidrat, ikan uji berbobot 20.1 ± 0.3 g dipelihara selama 85 hari dengan pakan perlakuan berada di dua level energi berbeda dengan adanya suplementasi eksogenus enzim α-amilase sebesar 50 mg kg-1 pakan. Pada kedua tahap penelitian, suplementasi enzim dilakukan dengan metode coating dan pakan diberikan dalam bentuk pasta. Pengamatan jumlah konsumsi pakan dilakukan dengan pengumpulan sisa pakan yang kemudian dikeringkan dan dikonversi ke kadar air pakan sebelum dibuat dalam bentuk pasta. Pada hasil penelitian tahap pertama, eksogenus enzim α-amilase mampu meningkatkan kecernaan karbohidrat potato starch secara signifikan sebanyak 4 sampai 5 %. Peningkatan aktivitas enzim α-amilase di sepanjang saluran pencernaan juga terjadi secara signifikan, namun nilainya mengalami penurunan dengan meningkatnya dosis suplementasi dari 50 ke 100 mg kg-1 pakan. Hal ini diduga akibat peran enzim di pakan selama penyimpanan karena hasil analisis menunjukkan adanya peningkatan glukosa pakan selama masa penyimpanan. Pemanfaatan karbohidrat sebagai sumber energi dapat terlihat dari pola glukosa plasma darah yang memperlihatkan hasil tidak berbeda untuk seluruh perlakuan. Puncak nilai glukosa plasma dari perlakuan suplementasi eksogenus enzim diduga sudah terjadi sebelum jam pertama setelah pemberian pakan. Peningkatan kecernaan karbohidrat dengan adanya suplementasi eksogenus enzim α-amilase sebesar 50 mg kg-1 pakan tidak diikuti dengan hasil yang sama pada uji pertumbuhan. Rendahnya pertumbuhan ikan sidat merupakan dampak dari berkurangnya jumlah konsumsi pakan. Adanya suplementasi eksogenus amilase menyebabkan meningkatnya ketersediaan karbohidrat tercerna yang dapat dibongkar menjadi energi sehingga ikan menjadi cepat kenyang dan asupan pakan berkurang dan berdampak pada penurunan asupan nutrien bagi tubuh. Nilai rasio konversi pakan dengan adanya suplementasi eksogenus enzim α-amilase menyebabkan terjadinya peningkatan nilai rasio konversi pakan (FCR). Karbohidrat tercerna yang tidak dibongkar menjadi energi disimpan dalam bentuk glikogen di otot dan organ hati. Suplementasi enzim amilase menyebabkan meningkatnya nilai glikogen otot dan organ hati secara signifikan. Glikogen dalam jumlah tertentu di dalam tubuh akan dibongkar menjadi lemak melalui lipogenesis di organ hati. Hal inilah yang juga menyebabkan tingginya kandungan lemak di organ hati dan terjadi peningkatan retensi lemak tubuh dengan adanya suplementasi enzim amilase. Nilai lemak organ hati lebih tinggi pada level energi 19 mg kg-1 terjadi karena lebih banyaknya sumber karbohidrat yang dipakai. Nilai retensi lemak cenderung lebih tinggi pada level energi 19 mg kg-1 pakan. Hal ini disebabkan meningkatnya sumber lemak yang dipakai dalam pakan. Tingginya kandungan glikogen dan lemak pada organ hati dengan adanya suplementasi eksogenus amilase ini menyebabkan nilai hepatosomatik indeks memiliki nilai yang signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan tanpa enzim. Pemanfaatan protein tubuh lebih baik dengan adanya suplementasi eksogenus amilase dilihat dari retensi protein tubuh yang lebih tinggi, namun tidak maksimal jika dilihat dari nilai pertumbuhan relatif yang lebih rendah. Berdasarkan hasil penelitian pertama dan kedua, dapat disimpulkan bahwa aplikasi eksogenus enzim α-amilase dapat meningkatkan kecernaan karbohidrat pada ikan sidat stadia elver, namun tidak berpengaruh pada peningkatan kinerja pertumbuhan dan efisiensi pakan. Adanya kelebihan glukosa sebagai produk kecernaan berdampak pada energi berlebih dan keterbatasan ikan sidat dalam memanfaatkan karbohidrat tercerna memicu terjadinya transformasi glukosa menjadi lemak di organ hati melalui proses lipogenesis yang pada akhirnya akan mempengaruhi kandungan lemak tubuh secara keseluruhan.