Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/95337
Title: Volatilitas Harga dan Respon Penawaran Daging Sapi di Indonesia
Authors: Asmarantaka, Ratna WInandi
Rita, Nurmalina
Hakim, Dedi Budiman
Komalawati
Issue Date: 2018
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Daging sapi merupakan salah satu komoditas strategis yang dihasilkan dari usaha di subsektor peternakan. Daging sapi juga merupakan komoditas potensial untuk dikembangkan di Indonesia karena: (1) kekayaan alam Indonesia yang memungkinkan penyediaan pakan yang berlimpah; (2) Indonesia memiliki sumberdaya genetik lokal yang banyak, beragam, dan adaptif; (3) Indonesia telah mengembangkan teknologi budidaya sapi. Namun demikian, potensi pengembangan daging sapi tersebut ternyata belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Hal ini mengakibatkan pertumbuhan populasi sapi potong dan produksi daging sapi menjadi relatif lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan konsumsi atau permintaannya, dan harga daging sapi menjadi terus meningkat. Pergerakan peningkatan harga konsumen berjalan searah dengan harga produsen tetapi dengan besaran yang berbeda. Pergerakan harga di tingkat importir dan dunia tidak berjalan searah dengan harga konsumen. Dengan demikian, menjadi menarik untuk mengkaji peran importir dan produsen dalam pembentukan harga di tingkat konsumen. Di satu sisi yang lain, peningkatan harga yang terus menerus dapat memicu terjadinya volatilitas harga. Volatilitas harga menyebabkan sulitnya perencanaan di tingkat produsen, menurunnya daya beli konsumen rumahtangga dan industri, mengancam kestabilan industri pengolahan daging sapi skala mikro, serta mengancam ketahanan pangan, ketahanan ekonomi, dan menghambat pertumbuhan ekonomi. Untuk itu, menjadi penting untuk mengkaji volatilitas harga dan faktor-faktor yang memengaruhinya, serta apakah volatilitas harga tersebut ditransmisikan dari daerah sentra konsumen ke sentra produsen. Dengan adanya kemungkinan bahwa volatilitas harga tersebut ditransmisikan dari daerah sentra konsumen ke sentra produsen, menjadi menarik untuk mengetahui juga bagaimana respon dari produsen terhadap adanya volatilitas harga tersebut. Merujuk pada berbagai permasalahan di atas, penelitian ini ditujukan untuk: (1) menganalisis peran importir dan produsen dalam pembentukan harga di tingkat konsumen; (2) menganalisis volatilitas harga daging sapi yang terjadi di tingkat konsumen dan faktor-faktor yang memengaruhinya; (3) menganalisis transmisi volatilitas harga konsumen antara daerah sentra konsumen dan produsen; dan (4) menganalisis respon produsen akibat adanya volatilitas harga daging sapi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari berbagai instansi seperti Badan Pusat Statistik dan lainnya. Data yang digunakan adalah data time series dari tahun 2008 hingga 2016. Peran importir dan produsen dalam pembentukan harga di tingkat konsumen dianalisis menggunakan analisis asimetri transmisi harga model ECM von-Cramon Taubadel dan Loy. Volatilitas harga daging sapi dianalisis dengan menggunakan model GARCH. Faktor-faktor yang memengaruhi volatilitas harga dianalisis menggunakan metode OLS. Analisis transmisi volatilitas harga dari sentra konsumen ke sentra produsen secara spatial menggunakan model VAR. Dampak volatilitas harga terhadap produsen dianalisis menggunakan model supply response dengan metode OLS. Hasil analisis asimetri transmisi harga menunjukkan bahwa pembentukan harga daging sapi di pasar konsumen dipengaruhi oleh harga importir dan produsen. Harga produsen lebih besar memengaruhi pembentukan harga di tingkat konsumen. Peran produsen yang besar dalam memengaruhi pasar konsumen menunjukkan bahwa produsen memiliki posisi tawar dan bertindak sebagai price makers, sehingga produsen yang dimaksud disini lebih mengarah pada pengusaha ternak skala besar atau feedlotter. Hasil analisis asimetri transmisi harga di tingkat dunia dan importir serta importir dan konsumen memperkuat dugaan kekuatan pasar yang dimiliki oleh importir sehingga dapat menetapkan harga daging sapi impor sesuai harga daging sapi domestik. Hasil analisis volatilitas harga menggunakan model GARCH (2,3) menunjukkan bahwa volatilitas harga daging sapi cenderung rendah dan persisten dalam jangka panjang. Hal ini diperkuat dari hasil estimasi faktor-faktor yang memengaruhi volatilitas harga. Adanya kekuatan importir dalam pasar daging sapi di Indonesia juga ditunjukkan oleh pengaruh signifikan dari jumlah impor sapi bakalan empat periode sebelumnya dan kebijakan kuota impor yang tidak signifikan memengaruhi volatilitas harga daging sapi. Volatilitas harga di tingkat konsumen tersebut terbukti ditransmisikan dari daerah sentra konsumen (Jakarta) ke sentra produsen (Bandung, Semarang, dan Surabaya). Adanya transmisi volatilitas harga juga menunjukkan adanya fenomena informasi yang tidak seimbang antara para pelaku pasar di beberapa daerah tersebut. Volatilitas harga yang ditransmisikan dari daerah sentra konsumen ke sentra produsen tersebut direspon oleh peternak dengan mengurangi jumlah sapi yang dipotong. Hasil perhitungan dengan menggunakan Relative risk premium (RRP) menunjukkan bahwa produsen atau peternak skala besar dan feedlotter cenderung risk lovers. Dengan kata lain, dikuranginya jumlah sapi yang dipotong ketika adanya peningkatan harga dan volatilitas harga merupakan respon produsen yang ingin memperoleh keuntungan yang lebih tinggi dari kenaikan harga atau volatilitas harga di masa mendatang. Hal ini menunjang hasil penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa importir memiliki kekuatan pasar. Implikasi kebijakan dari penelitian ini adalah: (1) diperlukan suatu regulasi yang mendukung terciptanya informasi yang transparan antara para pelaku pasar agar struktur pasar daging sapi dapat lebih kompetitif; (2) memperhatikan adanya lag atau senjang waktu dalam penetapan kebijakan daging sapi karena diperlukan penyesuaian waktu cukup lama bagi sapi untuk siap potong. (3) kebijakan pembatasan impor sapi bakalan diharapkan dapat lebih memperhatikan ketersediaan daging sapi lokal dan sapi siap potong yang ada di perusahaan peternakan skala besar atau feedlotter karena kesalahan penentuan kuota impor sapi bakalan dapat berpengaruh terhadap volatilitas harga; dan (4) melakukan upaya stabilisasi harga terutama didaerah-daerah dengan harga dan volatilitas harga yang tinggi secara bertahap melalui perencanaan jangka pendek, menengah, dan panjang dengan memperhatikan ketersediaan daging sapi dan sapi bakalan impor, sapi potong lokal dan produksi daging sapi lokal.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/95337
Appears in Collections:DT - Economic and Management

Files in This Item:
File SizeFormat 
2018kom.pdf
  Restricted Access
17.16 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.