Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/95280
Title: Pengaruh Abu Dasar (Bottom Ash) dan Kompos Kotoran Sapi terhadap Sifat Kimia Tanah Sawah Bukaan Baru.
Authors: Iskandar
Sudarsono
Nurmegawati
Issue Date: 2018
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Pengembangan lahan sawah bukaan baru dari lahan kering di Pulau Sumatera pada umumnya dilakukan pada lahan-lahan marginal seperti Ultisol dan Oksisol, yang mengandung Fe dan Al dalam jumlah yang tinggi serta kahat P dan K. Permasalahan pada sawah bukaan baru, yaitu terjadinya perubahan proses kimia yang berlangsung akibat penggenangan diantaranya turunnya potensial redoks dan reduksi Fe 3+ menjadi Fe 2+ dan Mn 4+ menjadi Mn 2+ yang larut dan dapat diserap tanaman sehingga menyebabkan keracunan tanaman. Keracunan besi pada lahan sawah bukaan baru mengakibatkan produksinya rendah atau bahkan tanaman gagal berproduksi. Abu dasar dan kompos kotoran sapi merupakan bahan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan amelioran untuk memperbaiki kualitas tanah-tanah mineral masam. Akan tetapi pemanfaatan abu dasar batubara belum banyak dilakukan pada lahan sawah, khususnya lahan sawah bukaan baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pemberian abu dasar batubara dan kompos kotoran sapi pada berbagai dosis terhadap sifat-sifat kimia tanah sawah bukaan baru, khususnya kadar Fe2+ dan Mn2+, serta pertumbuhan dan produksi tanaman padi sawah bukaan baru. Penelitian dilakukan di rumah kaca dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial. Faktor pertama adalah dosis abu dasar, yaitu 0, 1, 2,5 dan 5 ton/ha dan faktor kedua adalah dosis kompos kotoran sapi, yaitu 0, 5 dan 10 ton/ha. Media tanam yang digunakan seberat 8 kg/pot tanah kering udara. Pada masing-masing perlakuan diberikan ulangan sebanyak tiga kali sehingga secara keseluruhan terdapat 36 pot percobaan. Parameter yang diamati mencakup sifat kimia tanah yang meliputi pH H2O, C-organik, P-tersedia, P-potensial, Al-dd, H-dd, KTK, Ca-dd, Mg-dd, K-dd, Na-dd, kejenuhan basa, FeDTPA dan MnDTPA, pertumbuhan dan produksi tanaman padi. Tanah yang digunakan sebagai media tanam merupakan tanah Oksisol yang mempunyai sifat kimia tanah, pH H2O 4,01(sangat masam), kandungan hara makro sangat rendah sampai rendah, KTK 18,4 cmol(+)/kg (sedang), serta kejenuhan basa 11,9 % (sangat rendah). Kadar Fe-dithionit dan Fe-oksalat masing-masing 0,87 % dan 0,58 %. Fe-dithionit menggambarkan kadar Fe yang berasal dari hidrus-oksida besi yang bersifat kristalin dan amorf sedangkan Fe-oksalat menggambarkan kondisi Fe yang berasal dari oksida besi yang bersifat amorf, dimana besi ini lebih berperan aktif dibanding yang kristalin. Sementara itu kandungan FeDTPA dan MnDTPA masing-masing 58,28 ppm dan 372 ppm. Selama pertumbuhan tanaman padi pengaruh perlakuan terhadap Eh tanah belum terlihat. Nilai Eh mengalami penurunan dan terjadi peningkatan pH dari yang semula tergolong masam menjadi agak masam. Selama pertumbuhan tanaman padi kadar tertinggi FeDTPA dalam tanah 104 ppm pada minggu ke-7 sedangkan MnDTPA dalam tanah 923 ppm pada minggu ke-8. Penambahan abu dasar dan kompos kotoran sapi pada dosis yang digunakan tidak mampu menurunkan kadar FeDTPA dan MnDTPA dalam tanah sawah bukaan baru. Pemberian kompos kotoran sapi nyata menurunkan pH dan H-dd dan meningkatkan K-dd, Na-dd dan Ca-dd. Pemberian abu dasar nyata meningkatkan tinggi tanaman padi. Pemberian abu dasar tidak berpengaruh terhadap produksi tanaman padi sedangkan pemberian kompos kotoran sapi hingga 10 ton/ha mampu meningkatkan berat gabah bernas dan berat kering jerami masing-masing 8,1 gram/pot dan 13,55 gram/pot.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/95280
Appears in Collections:MT - Agriculture

Files in This Item:
File SizeFormat 
2018nur.pdf
  Restricted Access
22.38 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.