Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/95229| Title: | Analisis Pertumbuhan Mindi (Melia azedarach L) dan Produksi Umbi Garut (Maranta arundinacea L dan Maranta linearis L. Andersson) dalam Sistem Agroforestri. |
| Authors: | Wijayanto, Nurheni Wulandari, Arum Sekar Handayani, Triaty |
| Issue Date: | 2018 |
| Publisher: | Bogor Agricultural University (IPB) |
| Abstract: | Agroforestri merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mengatasi kemiskinan di lingkungan masyarakat desa hutan, juga bisa meningkatkan pendapatan dan produksi pangan. Pemilihan mindi (M. azedarach L) sebagai jenis alternatif dalam pembangunan hutan tanaman khususnya hutan rakyat tentunya sangat potensial. Garut (M. arundinacea L) merupakan sumber bahan pangan potensial pengganti tepung terigu. Tujuan penelitian ialah (1) menganalisis pertumbuhan mindi dan produksi umbi garut dalam sistem agroforestri dan monokultur, (2) menganalisis kandungan unsur hara umbi garut dalam sistem agroforestri dan monokultur dan (3) menganalisis kimia umbi garut dalam sistem agroforestri dan monokultur. Penelitian terdiri dari dua bagian yaitu penelitian 1): Pertumbuhan tanaman mindi pada pola tanam agroforestri dan monokultur. Tanaman mindi yang digunakan berada di Unit Konservasi Budidaya Biofarmaka Cikabayan IPB, berumur 3 tahun dengan jarak tanam 2.5 m × 2.5 m. Luasan lahan ± 300 m2 dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) satu faktor yaitu pola tanam, terdiri atas 2 taraf yaitu agroforestri (P0) dan monokultur (P1) dengan 6 ulangan. Penelitian 2): Produksi garut pada pola tanam agroforestri dan monokultur. Persiapan lahan dimulai dengan kegiatan pembersihan lahan dari tanaman liar dan gulma dilakukan 2 minggu sebelum penanaman. Petak utamanya adalah pola tanam yang terdiri atas 2 taraf yaitu monokultur (P0) dan agroforestri (P1). Anak petaknya adalah jenis tanaman garut, terdiri atas M. arundinacea dan M. linearis. Pertumbuhan mindi pada pola tanam agroforestri dan monokultur tidak memberikan perbedaan yang nyata, sedangkan pada peubah panjang akar berbeda nyata. Produksi umbi garut dalam pola tanam agroforestri maupun monokultur tidak berbeda nyata. Jenis garut dengan kandungan pati tertinggi diperoleh pada jenis M. arundinacea yang ditanam secara monokultur dan dipanen umur 8 bulan setelah tanam, sedangkan kandungan protein tertinggi diperoleh pada jenis M. linearis yang ditanam secara monokultur dan dipanen umur 6 bulan setelah tanam. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/95229 |
| Appears in Collections: | MT - Forestry |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| 2018tha.pdf Restricted Access | 12.25 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.