Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/95085
Title: Penyesuaian Keluarga, Pengasuhan, Kekerasan dalam Pengasuhan, Iklim Sekolah dan Agresivitas pada Anak Usia Sekolah Dasar
Authors: Hastuti, Dwi
Muflikhati, Istiqlaliyah
Pratiwi, Ismayanti
Issue Date: 2018
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Salah satu karakteristik anak usia sekolah adalah memiliki perkembangan motorik yang sangat pesat, tetapi memiliki emosi yang belum stabil. Orang tua memiliki peran untuk membantu meregulasi perasaan anak melalui pengasuhan. Pengasuhan yang tidak tepat akan memicu permasalahan emosi yang mengarah pada perilaku yang tidak diinginkan, salah satunya adalah agresivitas. Agresivitas merupakan perilaku yang ditujukan untuk mengganggu atau mencederai diri sendiri maupun orang lain. Agresivitas pada periode usia sekolah berpengaruh terhadap agresivitas pada usia dewasa. Agresivitas akan dibentuk oleh rendahnya kualitas pengasuhan dan tingginya kekerasan dalam pengasuhan. Keberhasilan keluarga dalam melakukan penyesuaian dapat meningkatkan kualitas pengasuhan, dan secara tidak langsung dapat menurunkan perilaku agresivitas. Selain pengasuhan, iklim sekolah yang kondusif akan menurunkan gresivitas anak. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh penyesuaian keluarga, pengasuhan, kekerasan dalm pengasuhan, dan iklim sekolah terhadap agresivitas. Sementara itu, tujuan khusus penelitian ini adalah 1) Menganalisis perbedaan penyesuaian keluarga, pengasuhan, kekerasan dalam pengasuhan, iklim sekolah dan agresivitas anak usia sekolah pada anak laki-laki dan perempuan. 2) Menganalisis hubungan karakteristik anak dan keluarga, penyesuaian keluarga, pengasuhan, kekerasan dalam pengasuhan, iklim sekolah, dengan agresivitas pada anak usia sekolah. 3) Menganalisis pengaruh karakteristik anak dan keluarga penyesuaian keluarga, pengasuhan, kekerasan dalam pengasuhan, dan iklim sekolah terhadap agresivitas pada anak usia sekolah. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional study dengan metode survei. Contoh penelitian adalah 99 keluarga yang memiliki anak kelas 4-5 Sekolah Dasar dengan responden ibu dan anak. Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2017, di Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Penelitian dilakukan dengan menggunakan self administreted dan wawancara. Penarikan contoh menggunakan cluster random pada sekolah negeri yang ada di kecamatan Bogor Barat, untuk memilih dua sekolah. Analisis yang digunakan adalah 1) Statistika Deskriptif. 2) Independent sample T-test digunakan untuk melihat apakah terdapat perbedaan variabel menurut jenis kelamin anak. 3) Uji korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel. 4) Path analisis (analisis jalur) ntuk mengetahui pengaruh langsung atau tidak langsung. Penyesuaian keluarga diukur menggunakan modifikasi kuesioner Parenting and Family Adjustment Scales (PAFAS; Sanders et al. 2014. Pengasuhan diukur menggunakan modifikasi kuesioner Parenting and Family Adjustment Scales (PAFAS; Sanders et al. 2014). Kekerasan dalam pengasuhan diukur menggunakan modifikasi kuesioner The parent-child conflict tactics scales (CTS-PC) (Straus et al 1998). Iklim sekolah diukur menggunakan The Student Comprehensive School Climate Inventory V3.0 (Guo et al. 2011). Agresivitas diukur menggunakan kuesioner The Aggression Questionnaire (Buss danPerry 1992). Penelitian ini melibatkan 55 orang (55.9 %) anak perempuan dan 44 orang (44.1 %) laki-laki. Rataan usia anak perempuan 9.51 tahun dan anak laki-laki 9.57 tahun. Usia ibu berada pada rentang 20-51 tahun dengan Rataan 35.75 tahun. Rataan pendidikan Ibu adalah 8.65 tahun. Aktivitas ibu terdiri dari 63.6 persen tidak bekerja dan 36.4 persen bekerja. Pendapatan keluarga berada pada rentang Rp 450 000-4 000 000/ bulan, dengan rata- rata Rp 1 280 000/bulan. Rataan indeks penyesuaian keluarga terkategori sedang (72.29). Tidak terdapat perbedaan penyesuaian keluarga pada anak laki-laki dan perempuan, tetapi pada dimensi kerjasama pengasuhan, orang tua anak perempuan lebih baik dari anak laki-laki. Rataan pengasuhan terkategori rendah (63.86). Tidak terdapat perbedaan pengasuhan antara anak laki-laki dan perempuan. Kekerasan dalam pengasuhan masih dilakukan (14.22). Tidak terdapat perbedaan kekerasan dalam pengasuhan pada anak laki-laki dan perempuan, tetapi pada dimensi pengabaian, anak laki-laki lebih diabaikan oleh orang tuanya dibandingkan dengan anak perempuan. Rataan iklim sekolah termasuk dalam kategori sedang (71.92). Tidak terdapat perbedaan presepsi terhadap iklim sekolah antara laki-laki dan perempuan, tetapi pada imensi dukungan sosial, anak perempuan memiliki dukungan sosial lebih tinggi dibandingkan dengan anak laki-laki. Agresivitas sudah mulai nampak pada anak usia Sekolah Dasar (26.44). Tidak terdapat perbedaan agresivitas pada anak laki-laki dan perempuan, tetapi pada dimensi agresi fisik, laki-laki memiliki agresivitas fisik lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. Hasil analisis menunjukkan, ibu yang memiliki pendidikan tinggi, memiliki penyesuaian keluarga dan pengasuhan yang lebih baik, serta menurunkan agresivitas pada anak. Penyesuaian keluarga yang baik, akan meningkatkan kualitas pengasuhan dan menurunkan agresivitas pada anak. Pengasuhan yang baik dapat menurunkan agresivitas pada anak. Sebaliknya, kekerasan dalam pengasuhan dapat menurunkan presepsi baik anak terhadap lingkungan sekolahnya, sekaligus menimbulkan agresivitas anak. Presepsi yang baik terhadap lingkungan sekolah, dapat menurunkan agresivitas pada anak . Agresivitas anak secara langsung dibentuk oleh kekerasan yang dilakukan orang tua dalam pengasuhan, rendahnya kualitas pengasuhan. Laki-laki memiliki peluang agresivitas lebih tinggi dibandingkan dengan anak perempuan. Selain itu, secara tidak langsung agresivitas dibentuk oleh rendahnya kualitas penyesuaian keluarga dan pendidikan ibu. Selain dibentuk oleh lingkungan keluarga, agresivitas anak juga dibentuk oleh lingkungan sekolah, hanya saja pengaruhnya lebih kecil dibandingkan dengan pengasuhan. Agresivitas pada anak dapat dikurangi dengan menghilangkan kekerasan dalam stategi pengasuhan, meningkatkan konsistensi dalam pengasuhan, memberikan dorongan positif untuk menumbuhkan perilaku baik pada anak dan menjalin hubungan yang baik secara timbal balik antara orang tua dan anak. Selain itu, agresivitas pada anak juga dapat dilakukan dengan membangun iklim sekolah yang kondusif. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan rasa saling menghormati, menghilangkan kekerasan antarsiswa, dan menerapkan peraturan dan norma yang berkaitan dengan perilaku terhadap sesama.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/95085
Appears in Collections:MT - Human Ecology

Files in This Item:
File SizeFormat 
2018ipr.pdf
  Restricted Access
22.35 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.