Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/95060
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorKusnadi, Nunung-
dc.contributor.advisorHarianto-
dc.contributor.authorArthatiani, Freshty Yulia-
dc.date.accessioned2018-11-14T08:28:57Z-
dc.date.available2018-11-14T08:28:57Z-
dc.date.issued2018-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/95060-
dc.description.abstractPeningkatan konsumsi ikan masih menjadi kebijakan Pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dari sektor Perikanan. Namun kondisi saat ini konsumsi ikan di Indonesia masih rendah dan tidak merata antara wilayah. Tesis ini bertujuan untuk mempelajari pola konsumsi dan permintaan ikan serta hubungannya dengan karakteristik rumah tangga sehingga dapat mendeskripsikan faktor yang mempengaruhi permintaan ikan di Indonesia. Data yang digunakan adalah data Susenas bulan Maret tahun 2016 yang mencakup 291.414 rumah tangga pada 34 provinsi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan model permintaan Linnear Aproximation Almost Ideal Demand System (LA/AIDS) yang diestimasi menggunakan metode Full Information Maximum Likelihood (FIML). Hasil penelitian menunjukkan bahwa belum semua rumah tangga di Indonesia mengkonsumsi ikan yakni hanya sebesar 87,92 persen dari seluruh responden. Pulau Jawa yang memiliki penduduk terpadat justru tingkat partisipasi konsumsinya relatif kecil yaitu sebesar 79,08 persen. Oleh karena itu konsumsi ikan nasional masih sangat memungkinan untuk ditingkatkan khususnya di pulau Jawa. Kelompok ikan air laut segar memiliki tingkat konsumsi perkapita dan tingkat partisipasi konsumsi yang paling tinggi di Indonesia. Semakin tinggi kelas pendapatan maka konsumsi ikan cenderung meningkat. Tingkat konsumsi ikan di Jawa jauh lebih rendah dibandingkan di luar Jawa , sedangkan tingkat konsumsi daerah perkotaan lebih tinggi dibandingakaan daerah perdesaan. Secara umum pola konsumsi ikan tidak terlalu dipengaruhi oleh umur kepala keluarga dan adanya anggota rumah tangga yang masih balita namun memiliki hubungan positif dengan tingkat pendidikan istri dan jumlah anggota rumah tangga. Berdasarkan analisis elastisitas diketahui bahwa nilai elastisitas pengeluaran menunjukkan bahwa udang segar termasuk barang mewah, sedangkan nilai pada ikan olahan menunjukkan bahwa ikan olahan merupakan kebutuhan pokok. Elastisitas harga sendiri berhubungan negatif untuk semua permintaan kelompok ikan. Nilai elastisitas harga silang menunjukkan bahwa ikan air laut dapat disubstitusikan oleh ikan air tawar/payau dan ikan olahan, ikan air tawar/payau dan ikan olahan bersifat substitusi dengan seluruh kelompok ikan lainnya, sedangkan udang segar hanya bersifat komplemen dengan kelompok ikan lainnya. Rekomendasi kebijakan yang dapat disarankan adalah dengan menempatkan ikan sebagai bahan pangan pokok pada kebijakan pangan dan gizi pemerintah, memberikan subsidi harga ikan, peningkatan ketersediaan ikan serta promosi dan edukasi manfaat konsumsi ikan sebagai sumber pangan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAgribusinessid
dc.subject.ddcFish Consumptionid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titleAnalisis Pola Konsumsi dan Permintaan Ikan menurut Karakteristik Rumah Tangga di Indonesiaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordpola konsumsiid
dc.subject.keywordpermintaan ikanid
dc.subject.keywordAIDSid
Appears in Collections:MT - Economic and Management

Files in This Item:
File SizeFormat 
2018fya.pdf
  Restricted Access
19.61 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.