Studi Cadangan Karbon pada Pertanaman Ubi Kayu (Manihot Esculenta Crantz) dengan Teknologi Biofarming

Abstract

Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber pangan ketiga di Indonesia setelah padi dan jagung. Produksi biomassa pada pertanaman ubi kayu bersifat dinamis seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman sehingga dapat mempengarungi dinamika cadangan karbon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produksi biomassa, cadangan karbon dan produksi umbi pada pertanaman ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) dengan teknologi biofarming. Teknologi biofarming adalah pemanfaatan sekelompok mikroba dalam perbaikan media tumbuh melalui percepatan dekomposisi dan peningkatan ketersediaan hara. Penelitian dilaksanakan di Desa Ciampea Hilir, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor terletak pada 6o608’LS dan 106o689’BT pada bulan Agustus 2016 hingga Juli 2017. Rancangan perlakuan yang digunakan adalah rancangan perlakuan satu faktor (Biofarming) dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan empat taraf yaitu kontrol (P0), penggunaan pupuk Bio hara plus (P1), penggunaan pupuk hayati Octabacter (P2) dan penanaman Legume Cover Crops/LCC (P3). Perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 12 satuan percobaan. Pemberian pupuk bio hara plus, octabakter dan penanaman LCC tidak berpengaruh dalam meningkatkan produksi biomassa kering daun, batang, akar, serasah, gulma dan LCC serta cadangan karbon. Rata-rata cadangan karbon ubi kayu pada umur 10 bulan setelah tanam adalah 13,40 ton ha-1. Produktivitas ubi kayu dari perlakuan penanaman LCC (78,4 ton ha-1) lebih tinggi dibandingkan perlakuan bio hara plus (49,1 ton ha-1 ) dan octabacter (57 ton ha-1) pada tingkat kepercayaan 80%.