Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/94051Full metadata record
| DC Field | Value | Language |
|---|---|---|
| dc.contributor.advisor | Ardiansyah, Muhammad | - |
| dc.contributor.advisor | Yudarwati, Rani | - |
| dc.contributor.author | Kalandoro, Ardhito Sakti Zainin | - |
| dc.date.accessioned | 2018-10-09T01:56:27Z | - |
| dc.date.available | 2018-10-09T01:56:27Z | - |
| dc.date.issued | 2018 | - |
| dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/94051 | - |
| dc.description.abstract | Bencana tanah longsor merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia terutama di Pulau Jawa dengan intensitas tinggi dan cenderung meningkat setiap tahunnya yang dipicu oleh kombinasi topografi dan curah hujan. Kabupaten Bandung berada pada daerah pegunungan, dan kemiringan lereng yang curam serta curah hujan yang cukup tinggi menyebabkan kabupaten ini rawan terhadap longsor. Sampai dengan tahun 2015, Kabupaten Bandung tercatat mengalami 49 kali kejadian longsor. Pemetaan sebaran rawan longsor banyak memanfaatkan teknologi Sistem Informasi dan Geografis (SIG) karena teknologi ini dapat membantu identifikasi daerah rawan longsor untuk pengambilan keputusan khususnya dalam pemanfaatan lahan dan mitigasi bencana. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sebaran rawan longsor Kabupaten Bandung tahun 2000, 2010 dan 2015, serta prediksi daerah rawan longsor tahun 2031. Pemetaan daerah rawan longsor menggunakan model dari BBSDLP (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian) melalui analisis multi kriteria (overlay) dari parameter penentu longsor yaitu jenis batuan, curah hujan, kemiringan lereng, zona geologi, jenis tanah, dan penggunaan lahan. Berdasarkan hasil analisis sebaran rawan longsor, Kabupaten Bandung umumnya berada pada kelas rendah-sedang, namun kerawanan longsor tertinggi terjadi pada tahun 2010 dengan luas 28.230 ha (16,15%) dibandingkan dengan tahun 2000 dan 2015 dengan masing-masing luas 23.281 ha (12,32%) dan 18.381 ha (10,51%). Untuk prediksi sebaran longsor tahun 2031, Kabupaten Bandung diperkiran akan menjadi lebih rawan terhadap longsor. Dengan kondisi seperti ini, maka perlu adanya upaya pencegahan dan rencana mitigasi untuk menekan potensi kerugian baik korban jiwa ataupun materi. | id |
| dc.language.iso | id | id |
| dc.publisher | Bogor Agricultural University (IPB) | id |
| dc.subject.ddc | Soil Sciences and Land Resources | id |
| dc.subject.ddc | Spatial | id |
| dc.subject.ddc | 2017 | id |
| dc.subject.ddc | Bandung-Jawa Barat | id |
| dc.title | Analisis Spasial Rawan Longsor di Kabupaten Bandung. | id |
| dc.type | Undergraduate Thesis | id |
| dc.subject.keyword | Kabupaten Bandung | id |
| dc.subject.keyword | Rawan Longsor | id |
| dc.subject.keyword | Perubahan Penutup/ Penggunaan lahan | id |
| Appears in Collections: | UT - Soil Science and Land Resources | |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| A18asz.pdf Restricted Access | 16.41 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.