Sistem Pendukung Keputusan berbasis Web GIS untuk Kualitas Air Sungai Ciliwung

Abstract

Saat ini, sungai Ciliwung telah terkontaminasi oleh berbagai jenis polutan. Ada banyak kegiatan sumber pencemar yang menghasilkan polutan-polutan tersebut, baik Point Source maupun Non-Point Source, namu tidak semua kegiatan di sepanjang Ciliwung tersebut mengolah air limbah sisa produksi mereka. Hanya industri besar yang merupakan Point Source, yang berkewajiban membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan melaporkan hasilnya kepada pemerintah. Belum ada pemetaan sumber pencemar Non-Point Source dalam hal ini. Non-Point Source juga berkontribusi terhadap pencemaran Ciliwung, oleh karena itu perlu dipetakan penyebarannya. Informasi pemetaan sumber pencemar tersebut bersama dengan informasi pencemaran lain, misalnya Indeks Pencemaran dan Status Kualitas Air, diperlukan oleh pemerintah dalam upaya merencanakan program penurunan pencemaran air sungai di Ciliwung. Sistem pendukung keputusan dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat digunakan untuk tujuan tersebut. SIG dapat digunakan untuk memetakan sumber pencemar, dan informasi yang dipetakan di dalamnya dapat digunakan sebagai dasar tindakan untuk program penurunan pencemaran air bagi para pemangku kebijakan dan pihak-pihak terkait. Web GIS yang digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mempermudah pegguna untuk mendapatkan informasiinformasi tersebut. Sementara itu, parameter pencemar yang dianalisis dalam penelitian ini adalah Zat padat tersuspensi (TSS), BOD dan COD. Dan dari hasil analisis data yang tersedia, konsentrasi pencemar di Ciliwung (TSS, COD, BOD) berpotensi disumbangkan oleh kegiatan USK, kedua oleh domestik dan terakhir oleh kegiatan industri. Dari hasil perbandingan konsentrasi pencemar potensi dan aktual, pengguna sistem akan memperoleh informasi dan rekomendasi di subwatershed tertentu agar dapat merencanakan kegiatan atau program yang tepat untuk mengurangi pencemaran air sungai Ciliwung di sub-watershed tersebut, dan aplikasi Web GIS dinamis yang telah terbangun dapat mempermudah stakeholder dalam mencari informasi dan rekomendasi yang dibutuhkan.