Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/93994
Title: Pengaruh Biaya Transaksi terhadap Daya Saing Susu Sapi Segar
Authors: Kusnadi, Nunung
Pambudy, Rachmat
Ginting, Litna Nurjannah
Issue Date: 2018
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Konsumsi susu Indonesia meningkat setiap tahun seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk, peningkatan pendapatan per kapita dan perubahan gaya hidup. Namun, pertumbuhan konsumsi yang tinggi ternyata tidak sebanding dengan produksi susu domestik sehingga 80.63 persen ketersediaan susu nasional dipenuhi dari susu impor sedangkan 19.37 persen berasal dari produksi domestik. Produksi susu yang rendah disebabkan usaha sapi perah masih didominasi skala usaha kecil. Skala usaha yang kecil akan mempengaruhi kuantitas dan kualitas susu yang dihasilkan peternak. Skala usaha kecil juga menyebabkan peternak memiliki posisi tawar yang rendah dalam memasarkan produksinya sehingga diperlukan peran kelembagaan. Bergabungnya peternak dalam suatu lembaga dapat mengurangi biaya transaksi namun dapat juga menimbulkan biaya transaksi. Biaya transaksi ini akan mempengaruhi keuntungan yang diterima peternak yang pada akhirnya akan mempengaruhi daya saing produk yang dihasilkan. Meningkatnya konsumsi susu setiap tahun, maka perlu diketahui apakah Indonesia lebih baik memproduksi susu sendiri atau melakukan impor. Hal ini dapat dikaji dengan mengetahui daya saing susu sapi segar Indonesia jika dibandingkan dengan susu impor. Tujuan penelitian ini adalah: (1) menganalisis biaya transaksi yang ditanggung oleh peternak sapi perah, (2) menganalisis pengaruh biaya transaksi terhadap daya saing susu sapi segar. Kabupaten Bandung Barat dipilih secara purposive sebagai lokasi penelitian karena memiliki tingkat produktivitas tertinggi di Indonesia dan memiliki Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara (KPSBU) yang merupakan koperasi susu terbesar di Indonesia sehingga dianggap representatif Indonesia. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Januari – Februari 2018 dengan jumlah responden sebanyak 90 peternak yang dipilih secara purposive berdasarkan kelembagaan dan skala usaha. Responden anggota koperasi merupakan anggota Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara (KPSBU) sedangkan responden non anggota koperasi merupakan peternak yang menjual susu ke CV Barokah. Metode yang digunakan adalah Transacion Cost Analysis (TCA) untuk menghitung biaya transaksi yang ditanggung peternak dan metode Policy Analysis Matrix (PAM) untuk menganalisis daya saing susu sapi segar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen biaya transaksi yang ditanggung peternak terdiri dari biaya keanggotaan, biaya informasi, opportunity cost, dan moral hazard. Biaya informasi merupakan komponen biaya transaksi terbesar yang ditanggung peternak anggota koperasi dan non anggota koperasi. Hasil analisis TCA diperoleh bahwa peternak anggota koperasi menanggung biaya transaksi lebih rendah jika dibandingkan dengan non anggota koperasi. Biaya transaksi yang dihadapi peternak bersifat fix cost sehingga peternak skala usaha kecil menanggung biaya transaksi lebih besar daripada peternak skala besar. Persentase biaya transaksi terhadap total biaya kecil namun dapat mengganggu performance usaha terutama skala kecil. Analisis PAM menunjukkan bahwa biaya transaksi tidak berpengaruh signifikan terhadap daya saing susu sapi segar karena proporsinya yang kecil dari total biaya. Namun biaya transaksi ini tidak dapat diabaikan karena berpengaruh terhadap keuntungan privat dan keunggulan kompetitif. Peternak skala sedang yang seharusnya memperoleh keuntungan positif menjadi negatif karena adanya biaya transaksi. Biaya transaksi juga menurunkan keunggulan kompetitif dilihat dari nilai PCR peternak skala sedang yang seharusnya memiliki nilai PCR < 1 menjadi memiliki nilai PCR > 1. Susu sapi segar akan memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif ketika diusahakan dengan skala besar (lebih dari 10 ekor) sementara peternak skala kecil dan sedang memiliki keunggulan komparatif namun tidak memiliki keunggulan kompetitif. Hal ini menunjukkan bahwa peternak mengeluarkan biaya input lebih mahal dari yang seharusnya dan menerima harga output lebih rendah dari yang seharusnya. Berdasarkan analisis switching value, agar peternak skala kecil memiliki daya saing yang sama dengan peternak skala besar maka kebijakan yang dapat dilakukan adalah: (1) menaikkan harga susu segar sebesar 36 persen, (2) menurunkan harga seluruh pakan sebesar 50 persen atau (3) menaikkan harga susu segar 32 persen disertai dengan penurunan harga konsentrat sebesar 30 persen. Kebijakan-kebijakan tersebut akan membuat peternak skala kecil memiliki nilai PCR menjadi 0.83 (keunggulan kompetitif meningkat) atau nilai DRCR menjadi 0.73 (keunggulan komparatif meningkat).
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/93994
Appears in Collections:MT - Economic and Management

Files in This Item:
File SizeFormat 
2018lng.pdf
  Restricted Access
33.09 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.