Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/93955
Title: Determinasi Daerah Pemijahan Rajungan (Portunus pelagicus Linnaeus 1758) Berdasarkan Komposisi dan Distribusi Larva di Perairan Lampung Timur.
Authors: Zairion
Wardiatno, Yusli
Kamal, Mohammad Mukhlis
Kembaren, Duranta Diandria
Issue Date: 2018
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Perairan Lampung Timur merupakan salah satu lokasi penangkapan rajungan yang sangat potensial dan pemanfaatannya sudah dilakukan secara intensif sehingga terdapat kecenderungan terjadinya penurunan produktivitas hasil tangkapan serta ukuran yang tertangkap semakin kecil. Produktivitas hasil tangkapan yang semakin menurun dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu tingginya tingkat eksploitasi dan terjadinya degradasi habitat yang menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan untuk mendukung kelangsungan hidup, pertumbuhan dan rekrutmen yang pada akhirnya menurunkan kemampuan pulih stok secara alami. Kemampuan pulih stok sumberdaya rajungan secara alami sangat dipengaruhi oleh produksi dan kelulusan hidup larva. Larva merupakan fase awal dari daur hidup rajungan yang sangat rentan terhadap pemangsaan, ketersediaan makanan dan perubahan lingkungan. Perlindungan terhadap fase larva rajungan perlu dilakukan untuk menjamin tersedianya stok secara berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menguraikan komposisi dan distribusi stadia larva rajungan (P. pelagicus) secara spasial, temporal dan vertikal; (2) menganalisis hubungan karakteristik habitat dengan kelimpahan larva rajungan (P. pelagicus); dan (3) menentukan daerah pemijahan rajungan berdasarkan analisis spasial kelimpahan stadia awal larva rajungan (P. pelagicus). Penelitian dilakukan pada dua musim yang berbeda yaitu musim timur (Juni 2017) dan musim peralihan (September 2017) yang mana masing-masing musim diwakili oleh satu periode waktu pengambilan contoh. Lokasi penelitian berada di pesisir Lampung Timur dan penentuan titik pengambilan contoh dilakukan berdasarkan strata kontur kedalaman air (bathymetry) dengan mempertimbangkan daerah sebaran rajungan dewasa yang mengerami telur. Pengambilan contoh larva dan pengamatan karakteristik habitat (fisika, kimia dan biologi oseanografi) dilakukan pada sembilan stasiun pengamatan (ST1 – ST9) dan pada kondisi terang hari (pagi sampai sore). Contoh larva dikumpulkan menggunakan jaring larva yang sudah dimodifikasi. Larva rajungan diidentifikasi berdasarkan karakteristik morfologinya. Kelimpahan larva rajungan dinyatakan dalam individu per 100 m3. Distribusi larva rajungan secara spasio-temporal dan vertikal disajikan berdasarkan kelimpahannya. Hubungan antara kelimpahan larva rajungan dengan karakteristik habitat dianalisis menggunakan analisis komponen utama (PCA). Analisis spasial terhadap distribusi kelimpahan larva rajungan stadia awal dilakukan untuk menentukan daerah pemijahan rajungan berdasarkan autokorelasi spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik lingkungan oseanografi perairan Lampung Timur sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan larva rajungan. Kelimpahan larva rajungan pada musim timur jauh lebih tinggi dibandingkan dengan musim peralihan yang mana kondisi ini sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan khususnya salinitas perairan. Komposisi larva rajungan yang diperoleh di perairan Lampung Timur ini didominasi oleh larva rajungan stadia awal (Z1 dan Z2) yang mencapai 49% pada musim timur dan 58% pada musim peralihan. Sementara itu, larva rajungan stadia akhir (Z4 dan M) tertangkap dalam jumlah yang relatif sedikit yaitu masing-masing 14% dan 12% pada musim timur dan masing-masing 9% dan 10% pada musim peralihan. Larva stadia awal lebih melimpah di bagian utara area penelitian sedangkan larva stadia akhir lebih melimpah di bagian selatan. Distribusi spasial larva rajungan mengindikasikan bahwa kelimpahan tertinggi diperoleh pada area tengah pantai (mid-shore) khususnya di ST5 dan hasil ini menunjukkan perbedaan yang nyata dengan area lainnya. Lebih dari pada itu, seluruh stadia larva rajungan baik pada musim timur maupun musim peralihan juga ditemukan di ST5. Fenomena ini dapat dijelaskan melalui profil oseanografi, khususnya densitas massa air dan pola arus yang terbentuk pada area penelitian. Massa air dari arah selatan dan tenggara dipengaruhi oleh massa air dari Laut Jawa, sedangkan pada bagian utara dipengaruhi oleh massa air dari Laut Natuna, yang mana pengaruh massa air dari Laut Jawa lebih besar daripada Laut Natuna. Selanjutnya, arus permukaan yang mengalir dari timur-laut dan tenggara mencipatakan kondisi terjadinya sirkulasi massa air dengan pusatnya terjadi pada ST5. Distribusi kelimpahan larva rajungan secara vertikal menunjukkan bahwa semua stadia larva rajungan terdistribusi pada kolom perairan, dan secara statistik tidak menunjukkan adanya perbedaan yang nyata. Hal ini menunjukkan bahwa pada penelitian ini tidak diperoleh cukup bukti terjadinya pergerakan vertikal larva rajungan pada siang hari, khususnya pada musim peralihan. Kelimpahan larva rajungan (P. pelagicus) menunjukkan korelasi positif terhadap salinitas, oksigen terlarut, densitas, kecepatan arus, silikat, dan zooplankton. Sementara itu, kelimpahan larva rajungan dengan fluoresens, turbiditas, fitoplankton, nitrat, dan fosfat menunjukkan korelasi negatif. Parameterparameter tersebut secara deskriptif mampu menjelaskan kelimpahan larva rajungan di perairan Lampung Timur. Salinitas dan oksigen terlarut lebih memiliki pengaruh dalam menjelaskan kelimpahan larva stadia awal-pertengahan (Z1-Z3) dibandingkan larva stadia akhir (Z3 dan M). Hasil analisis spasial pada penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terjadi autokorelasi kelimpahan pada semua stadia larva rajungan, sehingga dapat diketahui bahwa tidak terjadi pengelompokan kelimpahan larva rajungan pada lokasi tertentu yang merupakan titik pusat kelimpahan larva rajungan. Larva rajungan menyebar pada area penelitian, terutama pada area tengah pantai (mid-shore) dan luar pantai (out of shore). Berdasarkan distribusi, kelimpahan, komposisi stadia larva rajungan dan kaitannya dengan karakteristik oseanografi lingkungan serta analisis spasial yang telah diuraikan di atas, maka dapat ditentukan bahwa daerah pemijahan rajungan pada perairan Lampung Timur ini terjadi pada bagian tengah dan mengarah ke timur-laut dan tenggara area penelitian, yaitu pada lokasi ST1, ST5, ST6 dan ST7. Area ini dicirikan oleh kadar salinitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan area lainnya yaitu berkisar antara 31.5 sampai 32.5 PSU dan kadar oksigen terlarut yang moderat (5.5 – 6.0 mg L-1).
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/93955
Appears in Collections:MT - Fisheries

Files in This Item:
File SizeFormat 
2018ddk.pdf
  Restricted Access
18.79 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.