Kesesuaian Bentuk Kasko Kapal Ikan Berdasarkan Kelompok Metode Pengoperasian Alat Tangkap

Abstract

Desain kapal penangkap ikan di Indonesia sangan beragam. Salah satu keragaman desain kapal terletak pada bagian bentukan kasko. Bentukan kasko kapal merupakan bagian yang terendam serta bersentuhan langsung dengan air, sehingga dampak langsung dengan karakteristik kapal diantaranya bentukan palkah, tahanan kapal, olah gerak kapal saat putar penuh dan stabilitas. Keragaman bentuk kasko kapal ikan biasanya disesuaikan dengan karakteristik setiap daerahnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan nilai total volume ruang muat hasil penangkapan ikan, tahanan kapal, olah gerak berupa area putar kapal penuh yang dihasilkan dari bentukan kasko serta stabilitas kapal yang layak dengan menggunakan standart aturan Intertional Maritime Organization (IMO). Dasar dari penelitian ini dengan menggunakan tipe dan ukuran dimensi kapal yang sama yaitu dengan ukuran kapal 30 Gross ton, yang membedakannya hanyalah bentukan kasko yaitu flat bottom, akatsuki bottom, hard chin bottom, round flat bottom, dan round bottom. Didalam perancangan bentukan kelima kasko tersebut menggunakan apikasi software diantaranya maxsurf yang digunakan untuk perancangan lines plan dengan bentukan dasar kasko kapal seperti body plan, sheer plan, dan half breadth plan, serta penggunaan Autocad yang digunakan untuk menganalisis sudut serta luasan dari setiap ordinat. Analisis nilai total ruang muat hasil penangkapan ikan dilakukan melalui perhitungan rumus gabungan simpson 1 dan simpson 2, dimana jarak antara gading ataupun frame space dengan menggunakan perhitungan rumus dari kelas Biro Klasifikasi Indonesia (BKI), sedangkan analisis perhitungan tahanan kapal serta area putar penuh didapat dari berbagai perhitungan standart dan perhitungan stabilitas dengan menggunakan acuan metode kurva PGZ dengan acuan standart dan ketentuan IMO, kemudian dari hasil masing-masing analisis total volume ruang muat hasil penangkapan ikan yang terbesar, tahanan kapal dan area putar dengan nilai sekecil mungkin serta memiliki stabilitas yang lebih baik untuk mendapatkan nilai efektifitas serta efesiensi dimana dari hasil tersebut dapat digunakan sebagai acuan akan bentukan kasko yang ideal dari bentukan kasko lambung kapal tersebut. dengan ukuran kapal yang sama.