Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92626
Title: Perdagangan Nanas Indonesia dengan China pada Kerjasama Perdagangan Bebas ASEAN-China
Authors: Hakim, Dedi Budiman
Sinaga, Bonar M
Sari, Pebria
Issue Date: 2018
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Nanas adalah buah tropis yang dihasilkan Indonesia dalam jumlah besar. Ketersediaan pasokan menjadi jaminan untuk meningkatkan ekspor. Kesenjangan antara produksi dan kebutuhan nanas China yang semakin meningkat menjadi peluang bagi Indonesia meningkatkan ekspornya ke negara ini. Penurunan tarif perdagangan dalam kerjasama ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) akan berdampak pada meningkatnya aliran perdagangan nanas antara negara-negara ASEAN dan China. Kerjasama ini memberikan peluang sekaligus tantangan bagi Indonesia. Perluasan pasar ekspor ke China akan menghadapi persaingan dengan negara ASEAN lainnya. Peningkatan daya saing merupakan hal yang harus dilakukan agar Indonesia dapat meningkatkan pangsa pasar ekspornya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis (1) posisi perdagangan dan daya saing nanas Indonesia terhadap ekspor nanas negara ASEAN di pasar China sebelum dan sesudah ACFTA, (2) faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran nanas di pasar domestik dan ekspor, (3) dampak perubahan faktor internal dan eksternal sebelum dan sesudah ACFTA terhadap keragaan ekonomi nanas Indonesia, dan (4) meramalkan dampak alternatif kebijakan terhadap keragaaan ekonomi dan daya saing ekspor nanas Indonesia. Data yang digunakan adalah data deret waktu dari tahun 2000 hingga 2014. Metode penelitian yang digunakan untuk menganalisis posisi perdagangan dan daya saing ekspor nanas Indonesia di pasar China adalah Revealed Comparative Advantage (RCA) dan model ekonometrik persamaan simultan digunakan untuk menganilisis dan meramalkan dampak pemberlakuan ACFTA terhadap keragaan ekonomi dan daya saing nanas. Pangsa pasar ekspor nanas Indonesia di China berada pada urutan ketiga setelah Thailand dan Filipina. Nanas Indonesia memiliki keunggulan komparatif tertinggi di pasar China berdasarkan nilai RCA terhadap total ekspor buah-buahan ASEAN, namun masih lebih rendah dibandingkan dengan Thailand dan Filipina dilihat berdasarkan nilai RCA terhadap total ekspor ASEAN, baik pada periode sebelum maupun sesudah ACFTA. Harga ekspor Indonesia dipengaruhi oleh harga nanas dunia dan volume ekspor, tetapi tidak berpengaruh terhadap harga ekspor ke Amerika Serikat. Ekspor Indonesia ke China lebih responsif terhadap penghapusan tarif impor dibandingkan ke Amerika Serikat, sedangkan ekspor ke Amerika Serikat lebih responsif terhadap jumlah produksi dibandingkan ekspor ke China. Penurunan ekspor ke China lebih besar dibandingkan ke Amerika Serikat sebelum ACFTA akibat kebijakan peningkatan harga pupuk yang memberikan dampak negatif lebih besar terhadap luas areal panen, produktivitas dan produksi nanas pada periode sebelum ACFTA dibandingkan setelah ACFTA. Sesudah ACFTA, besar peningkatan ekspor Indonesia ke Amerika Serikat menjadi lebih kecil ketika rupiah terdepresiasi terhadap dolar. Peningkatan GDP China sebelum ACFTA menyebabkan peningkatan ekspor ke China lebih besar dibandingkan sesudah ACFTA, sedangkan ekspor ke Amerika Serikat juga mengalami peningkatan. Penghapusan tarif impor sesuai dengan skema ACFTA pada ramalan periode tahun 2018-2020 yang disertai kenaikan upah tenaga kerja, kebijakan subsidi pupuk, pada kondisi peningkatan GDP China dan Amerika Serikat berdampak terhadap kenaikan daya saing ekspor tertinggi bagi Indonesia di pasar China.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92626
Appears in Collections:MT - Economic and Management

Files in This Item:
File SizeFormat 
2018psa.pdf
  Restricted Access
81.05 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.