Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92582| Title: | Distribusi Dan Kelimpahan Hiu Paus (Rhincodon typus Smith 1928) Serta Interaksinya Dengan Manusia Di Perairan Kwatisore, TNTC, Papua |
| Authors: | Kamal, M. Mukhlis Sulistiono Ismanto, Dhiyassalam Imam Anshori |
| Issue Date: | 2018 |
| Publisher: | Bogor Agricultural University (IPB) |
| Abstract: | Hiu termasuk ke dalam hewan Chondrichthyes bertubuh besar yang memiliki kerangka tulang rawan dan hidup di laut. Dari sekian ikan hiu yang ada di dunia, hiu paus, yang memiliki nama latin Rhincodon typus merupakan salah satu jenis ikan hiu yang bukan termasuk ke dalam predator. Hiu paus memperoleh sumber energi dari plankton, nekton seperti beberapa jenis crustacea dan ikan kecil dengan cara menyaring atau menyedot air laut menyerupai kebanyakan jenis paus. Ciri khas dari hiu paus terlihat dari morfologi tubuhnya yaitu berwarna abuabu kehijauan, memiliki bulatan atau totol putih dengan garis-garis putih di samping kepala dan tubuh. Dengan sifatnya yang memiliki kemampuan bermigrasi atau memiliki jangkauan wilayah yang luas, hiu paus diketahui sering berada di perairan Indonesia, salah satunya di Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC), Perairan Kwatisore, Papua. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian di kawasan tersebut dari bulan September hingga Desember 2016. Metode yang dilakukan adalah metode VUS di sepanjang jalur pengamatan. Beberapa temuan yang dijadikan pokok penelitian adalah sebagai berikut. Pertama mengenai distribusi spasial dan temporal hiu paus. Bila dilihat dari lokasi pengamatan (distribusi spasial), kemunculan hiu paus di Kwatisore lebih sering dibandingkan Sowa. yaitu 224 kali muncul dari 116 kali pengamatan, yang bila dirata-ratakan adalah 2 kali/waktu pengataman. Lalu, bila dilihat dari waktu (distribusi temporal), selama bulan September hingga Desember 2016, hiu paus lebih sering muncul pada bulan Oktober dan paling sedikit terlihat pada bulan Desember 2016, terutama pada rentang jam 6.00–11.59 WIT. Kedua adalah mengenai kelimpahan hiu paus di perairan Kwatisore. Dilihat dari pola totol-totol putih yang dimiliki setiap individu hiu paus, selama pengamatan dari September hingga Desember 2016, terdapat 24 individu hiu paus yang berhasil teridentifikasi dengan 6 di antaranya adalah individu yang baru, yaitu ID 130, 131, 132, 133, 134 dan 135. Ketiga adalah melihat hubungan antara interaksi yang diberikan manusia (penyelam) dengan respon yang diberikan hiu paus. Beberapa interaksi yang diberikan yaitu menyentuh, memfoto dengan blitz, bersikap gaduh dan memberi makan, sedangkan respon yang diberikan hiu paus dikategorikan menjadi lima respon, yaitu mendekat, mengejar, menjauh, gerakan tiba-tiba dan memberontak. Respon mendekat yang diberikan hiu paus dianggap sebagai respon positif sedangkan respon yang lainnya dikategorikan sebagai respon negatif. Hiu paus cenderung melakukan respon negatif saat disentuh, difoto dengan blitz dan ketika ada kegaduhan, sedangkan ketika diberi makan hiu paus menunjukkan respon yang positif. Temuan keempat yang diperoleh dari penelitian ini adalah mengenai usulan SOP yang tepat dalam berinteraksi dengan hiu paus. SOP yang dimaksud telah dijelaskan dalam beberapa ilustrasi. Beberapa aturan yang perlu diperhatikan wisatawan ketika berinteraksi dengan hiu paus adalah dilarang menyentuh, dilarang memfoto dengan blitz, dilarang bersikap gaduh, dan jarak aman dengan hiu paus di Perairan Kwatisore adalah 3 meter dari tubuh dan 5 meter dari ekor hiu paus. Melalui adanya SOP ini, diharapkan kesintasan hiu paus dapat terjaga. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92582 |
| Appears in Collections: | MT - Fisheries |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| 2018dia.pdf Restricted Access | 21.28 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.