Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92509
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorZamani, Neviaty Putri-
dc.contributor.advisorSuseno, Heny-
dc.contributor.advisorSoedharma, Dedi-
dc.contributor.authorPrihatiningsih, Wahyu Retno-
dc.date.accessioned2018-07-20T08:58:47Z-
dc.date.available2018-07-20T08:58:47Z-
dc.date.issued2018-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92509-
dc.description.abstractKeberadaan radionuklida antropogenik 137Cs di teluk Jakarta tidak hanya berasal dari laut global melainkan juga dari fasilitas nuklir yang beroperasi di Serpong dekat teluk Jakarta. Perairan teluk Jakarta diketahui memiliki sumberdaya perikanan tangkap dan budidaya yang berlimpah dan memberikan kontribusi yang signifikan dalam pemenuhan kebutuhan pangan perikanan bagi masyarakat Indonesia. Jenis produksi budidaya laut yang banyak dibudidayakan di teluk Jakarta antara lain ikan bandeng. Ikan bandeng tergolong jenis yang mampu bertahan hidup dalam rentang salinitas yang luas, selain itu ikan bandeng diketahui mampu mengakumulasi berbagai jenis kontaminan dari lingkungan. Penelitian kali ini mempelajari secara komprehensif hubungan besar lepasan 137Cs ke lingkungan akuatik dan pengaruhnya pada kemampuan akumulasi serta dosis radiasi yang diterima oleh bandeng berdasarkan pengaruh ukuran tubuh dan kondisi lingkungan (temperatur dan salinitas). Berdasarkan hasil penelitian diketahui faktor konsentrasi bandeng dengan kisaran ukuran 2,46 – 9,86 g adalah sebesar 10,66 – 3,98 mL.g-1. Bioakumulasi maksimum 137Cs pada tubuh bandeng yaitu 49,14; 22,8; 12,70; dan 39,97% berturut-turut untuk ukuran 2,46; 5,29; 8,32 dan 9,86 g, dimana laju pelepasan 137Cs oleh bandeng untuk ukuran tersebut diketahui sebesar 0,71; 0,55; 0,49 dan 0,46 hari-1 nilai ini memberikan nilai waktu paruh biologis dalam kisaran 0,97 sampai 1,51 hari. Distribusi terbesar 137Cs pada bandeng terdapat pada daging ikan dengan persentase 48,16 dan 43,08 masing-masing pada akhir periode pengambilan dan pelepasan. Effisiensi assimilasi melalui jalur pakan untuk bandeng antara 35 – 37% dengan waktu paruh biologis 0,97 – 1,51 hari. Hasil ekperimen menunjukkan bahwa parameter akumulasi seperti faktor konsentrasi, laju pengambilan dan laju pelepasan dipengaruhi oleh ukuran tubuh bandeng. Pengambilan 137Cs oleh bandeng pada temperatur yang berbeda memberikan Faktor Konsentrasi yang beragam, untuk temperatur 25, 27, 29 dan 31oC pada kondisi steady state berturut-turut diperoleh faktor konsentrasi 5,25; 5,91; 6,78 dan 9,98 mL.g-1. Pada salinitas yang berbeda pengambilan 137Cs oleh bandeng juga menunjukkan hal yang serupa. Faktor Konsentrasi untuk pengambilan 137Cs pada salinitas 26, 29, 32 dan 35‰ masing masing sebesar 6,23; 9,93; 9,24 dan 6,86 mL.g-1. Faktor lingkungan seperti temperatur dan salinitas mempengaruhi kemampuan metabolisme ikan, pertumbuhan dan berkonsekuensi pada proses pengambilan 137Cs. Perangkat ERICA digunakan unuk menghitung dosis total, eksternal dan internal yang diterima bandeng dalam ukuran yang lebih realistik dengan kondisi sebenarnya di lingkungan. Dosis total, dosis eksternal dan dosis internal yang didapatkan dari hasil pengujian bandeng dengan variasi ukuran 2,46 – 9,86 g menunjukkan hasil pada kisaran 8 × 10-8 μGy.h-1 untuk eksternal dosis, 3 × 10-7 μGy.h-1 untuk internal dosis dan 4 × 10-7 μGy.h-1 untuk total dosis, nilai ini jauh berada dibawah nilai screening value yang ditetapkan ERICA sebesar 10 μGy.h-1. Dengan tingkat keyakinan yang tinggi dapat disimpulkan bahwa tidak ada efek terhadap berbagai ukuran bandeng yang terkontaminasi 137Cs. Berdasarkan hasil perhitungan daily intake menggunakan data input faktor konsentrasi dari variasi ukuran tubuh diperoleh daily intake berada pada kisaran 0,51 – 0,38 Bq.hari-1 dengan dosis efektif di kisaran 3,95 × 10-6 - 1,06 × 10-5 mSv.tahun-1. Sedangkan pada variasi temperatur dan salinitas diperoleh daily intake berturut turut sebesar 0,68 – 1,29 Bq.hari-1 dan 0,80 – 1,28 Bq.hari-1 dengan nilai dosis efektif maksimum sebesar 9,90 × 10-6 mSv.tahun-1 pada temperatur 31oC dan 9,85 × 10-6 mSv.tahun-1 untuk salinitas 29 ‰. Dibandingkan dengan Deff standar internasional sebesar 0,30 mSv.tahun-1, nilai tersebut masih berada dalam batas yang diperkenankan. Artinya konsumsi ikan sesuai perhitungan hasil studi tidak memberikan ancaman terhadap kesehatan masyarakat karena tidak akan memberikan efek radiologis. Skenario beragam kondisi lepasan 137Cs pada lingkungan perairan yang mencerminkan keadaan latar, ekperimen bahkan kondisi ekstrem saat kecelakaan disimulasikan untuk memperoleh nilai real terhadap total dosis yang diterima oleh ikan bandeng. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa pada kondisi latar dengan aktivitas 137Cs di perairan sebesar 1,16 × 10-3 Bq.L-1 diperoleh total dosis radiasi yang diterima bandeng sebesar 2,17 × 10-6 μGy.h-1 (1 Gy = 1 Sv). Nilai tersebut masih berada pada kisaran aman dibawah batas dosis yang diperkenankan sebesar 0,30 mSv.tahun-1. Demikian halnya pada kondisi ekperimen berada pada kisaran dosis total yang diperkenankan, dimana dengan aktivitas 137Cs sebesar 2,00 × 103 Bq.L-1 diperoleh total dosis serapan sebesar 3,75 × 10-1 μGy.h-1. Berbeda dengan dua keadaan sebelumnya, pada kondisi kecelakaan dimana aktivitas 137Cs perairan mencapai 1,00 × 105 Bq.L-1 diperoleh total dosis serapan sebesar 1,87 × 102 μGy.h-1. Nilai tersebut sudah melewati batas total dosis yang diperkenankan sebesar 0,30 mSv.tahun-1. Dengan beberapa skenario lepasan yang menghasilkan rekomendasi terhadap dampak radiasi di lingkungan, konsep perlindungan ekosistem dan dari bahaya radiasi berbasis riset radioekologi dapat dijadikan acuan untuk upaya perlindungan lingkungan perairan laut. Selain itu skenario penentuan dosis serapan oleh bandeng menggunakan data yang mendekati keadaan sebenarnya (konsentrasi 137Cs, dimensi tubuh dan konsentrasi faktor) diharapkan mampu mewakili kondisi radiologis lingkungan pesisir Teluk Jakarta. Hal ini dapat merepresentasikan tingkat keselamatan dan keamanan pengoperasian reaktor nuklir sekaligus menjawab pertanyaan publik akan keberlangsungan kehidupan biota akibat pengoperasian reaktor.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcMarine scienceid
dc.subject.ddcChanos chanosid
dc.subject.ddc2916id
dc.subject.ddcBogor-JABARid
dc.titleBioakumulasi Dan Kajian Dosimetri Radionuklida Antropogenik 137Cs oleh Bandeng (Chanos chanos).id
dc.typeDissertationid
dc.subject.keyword137Cs intakeid
dc.subject.keywordbandeng (Chanos chanos)id
dc.subject.keywordbioakumulasiid
dc.subject.keyworddosimetriid
dc.subject.keyworddaily intakeid
Appears in Collections:DT - Fisheries

Files in This Item:
File SizeFormat 
2018wrp.pdf
  Restricted Access
27.1 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.