Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92436
Title: Kajian Karakteristik Petani dan Hutan Rakyat Pada Implementasi Pinjaman Tunda Tebang di Bojonegoro
Authors: Hardjanto
Hero, Yulius
Syamsu, Imam Fauzi
Issue Date: 2018
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Keberadaan hutan dan kemiskinan di pedesaan memiliki hubungan yang erat. Bagi masyarakat di pedesaan, umumnya hutan atau pohon diposisikan sebagai tabungan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak atau untuk kebutuhan yang memerlukan dana besar. Oleh karena itu dalam pengelolaan hutan rakyat (HR) dikenal adanya fenomena tebang butuh. Saat ini telah berkembang kesadaran dalam memposisikan HR atau pohon sebagai jaminan untuk mengakses pinjaman. Di Indonesia, skema pinjaman dengan jaminan seperti ini telah dikembangkan oleh Badan Layanan Umum Pusat Pembiayaan Pembangunan Hutan (BLU Pusat P2H) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam bentuk Pinjaman Tunda Tebang (PTT). Namun, mengingat masih barunya skema ini di Indonesia, maka kajian mengenai karakteristik petani (berikut HR yang dimilikinya) yang mengakses pinjaman ini penting untuk dilakukan karena akan menjadi masukan yang berharga bagi pengembangan skema kredit petani kecil serta untuk menjaga kontekstualitas kebijakannya. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bojonegoro yang merupakan kabupaten dengan tingkat penyaluran PTT-HR terbesar di Provinsi Jawa Timur. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik petani dan HR yang perlu diperhatikan dalam rangka mendukung implementasi PTT di Bojonegoro, dengan gugus tujuan yaitu: mengetahui dan menganalisis karakteristik petani dan HR yang mengakses PTT; mengetahui persepsi petani HR terhadap PTT; mengetahui karakteristik pertumbuhan HR yang digunakan sebagai jaminan dan menganalisis pilihan pelunasan PTT berikut faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Mei-Juli 2017 dengan fokus pada daerah yang telah mendapatkan PTT. Sebanyak 170 petani HR yang terbagi ke dalam 2 kelompok debitur dan non debitur dilibatkan dalam survei untuk diketahui karakteristik rumah tangga dan kondisi HR-nya serta persepsinya terhadap PTT. Sedangkan sebanyak 15 pohon jaminan yang terbagi ke dalam 5 kelas keliling dipilih dari masing-masing debitur untuk diketahui pertumbuhannya. Hasil pengumpulan data kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan analisis inferensia. Uji beda chi square digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui perbedaan karakteristik antara debitur dengan non debitur sedangkan analisis regresi logistik biner digunakan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pilihan pengembalian dana PTT oleh debitur. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa PTT hanya dipahami oleh petani HR sebagai pinjaman dengan menggunakan pohon jati sebagai jaminan. Petani HR yang mengakses PTT (debitur) memiliki karakteristik sebagai berikut: umumnya berada pada usia produktif, memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, umumnya memiliki pekerjaan utama sebagai petani (meskipun masih lebih sedikit bila dibandingkan petani HR non debitur), memiliki pendapatan total rumah tangga yang lebih besar, memiliki lahan pertanian dan HR yang relatif lebih luas, hanya sebagian kecil yang memiliki HR dekat tempat tinggal dan hanya sedikit yang memiliki pengalaman melakukan tebang butuh. Apabila ditinjau dari tingkat kekayaannya, petani debitur termasuk dalam kategori petani HR yang sejahtera. Petani dengan kondisi seperti ini cenedrung tidak bermasalah dalam hal pengembalian, namun kurang sesuai dengan upaya pengentasan kemiskinan yang merupakan maksud dari program PTT-HR. Hasil persepsi petani HR baik debitur maupun non debitur menunjukkan bahwa PTT-HR dinilai memiliki kelebihan dalam hal nilai bunga, bentuk jaminan, termin pengembalian dana, dan besaran nilai pinjaman. Namun demikian PTT kurang diminati oleh petani HR (non debitur) karena mereka belum memiliki kebutuhan untuk meminjam dan pohon sendiri masih dibutuhkan untuk keperluan mendesak. Mereka lebih menyukai pinjaman ke relasi atau saudara dengan cara yang tradisional karena tidak mempersyaratkan banyak hal sebagaimana pinjaman yang merupakan program pemerintah. Menurut debitur, jangka waktu pelunasan, tingkat suku bunga dan penggunaan jati untuk menutup pinjaman merupakan kelebihan dari pinjaman ini. Pinjaman ini menurut debitur memiliki kelemahan dalam hal jangka waktu pengajuan dan pencairan dana yang lama. Adapun keuntungan penggunaan pohon untuk melunasi pinjaman cukup mencerminkan bahwa budaya tebang butuh masih dipegang oleh petani HR di Bojonegoro. Pohon yang digunakan sebagai jaminan memiliki karakteristik pertumbuhan tahunan yang meningkat seiring dengan peningkatan ukuran kelilingnya. Pertumbuhan keliling tersebut masih tergolong lambat apabila dibandingkan dengan pertumbuhan jati rakyat di Yogyakarta dan Nusa Penida. Namun demikian, pertumbuhan keliling tersebut tetap mampu meningkatkan nilai ekonomi tegakan HR hingga melebihi nilai pokok pinjaman berikut bunga pada akhir masa pinjaman (pada tahun ke-8). Kondisi ini merupakan keuntungan bagi debitur, namun dapat menimbulkan permasalahan bagi kreditur apabila harus mengeksekusi jaminan berupa pohon yang memiliki kelemahan dalam hal transportasi dan pemasaran hasilnya. Sebanyak 41% debitur lebih memilih menyerahkan pohon jaminannya untuk melunasi pinjaman. Dari keseluruhan variabel penjelas yang digunakan, diketahui bahwa usia, jumlah tanggungan, kepemilikan hewan ternak, sumber bibit HR, pengalaman melakukan tebang butuh dan besaran nilai pinjaman memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pilihan debitur menyerahkan pohon jaminan untuk menutup pinjaman. Adapun peningkatan usia, jumlah tanggungan, pengalaman melakukan tebang butuh dan besaran nilai pinjaman merupakan variabel yang memberikan pengaruh positif terhadap pilihan tersebut. Berdasarkan hasil kajian, dapat disimpulkan bahwa pengalaman tebang butuh merupakan karakteristik petani HR yang penting untuk diperhatikan dalam implementasi PTT-HR. Karena karakteristik ini dapat menentukan akses petani HR terhadap PTT-HR, penilaian terhadap PTT-HR, alasan mengikuti PTT-HR dan pilihan penggunaan pohon jaminan untuk melunasi PTT-HR.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92436
Appears in Collections:MT - Multidiciplinary Program

Files in This Item:
File SizeFormat 
2018dfs.pdf
  Restricted Access
41.54 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.