Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92412
Title: Efikasi Vaksin Bivalen Streptococcus agalactiae dan Aeromonas hydrophila pada Imunitas Maternal Induk Ikan Nila dan Ketahanan Benih yang Dihasilkannya.
Authors: Sukenda, Sukenda
Nuryati, Sri
Pasaribu, Wesly
Issue Date: 2018
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Ikan nila merupakan komuditas budidaya yang berkembang di Indonesia namun usaha budidaya masih mengalami suatu masalah akibat serangan penyakit. Bakteri Streptococcus agalactiae dan Aeromonas hydrophila merupakan bakteri yang umum menginfeksi ikan nila. Kedua bakteri ini dapat menginfeksi ikan dengan infeksi tunggal dan dapat juga menginfeksi secara simultan (ko-infeksi). Kematian tertinggi akibat infeksi penyakit pada semua spesies ikan sering terjadi pada stadia larva, karena ikan stadia larva belum dapat membentuk sistem imun secara sempurna. Imunitas ikan stadia larva bergantung pada imunitas induknya. Rekayasa tranfer maternal dengan vaksinasi induk merupakan cara untuk meningkatkan sistem imun pada anakan ikan stadia awal. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji pengaruh pemberian vaksin S. agalactiae, A. hydrophila serta vaksin bivalen S. agalactiae dan A. hydrophila pada induk terhadap kualitas benih yang dihasilkan. Penelitian ini terdiri dari dua tahap penelitian. Tahap pertama, induk ikan divaksinasi dengan sediaan vaksin formalin-kelled cell S. agalactiae dan A. hydrophila dengan masing-masing konsentrasi vaksin 109 CFU mL-1. Vaksin bivalen dibuat dengan mencampurkan vaksin monovalen dengan perbandingan vaksin S .agalactiae dan A. hydrophila 75:25 (v/v). Induk ikan diinjeksi dengan sediaan vaksin monovalen S. agalactiae, A hydrophila serta vaksin bivalen S. agalactiae dan A hydrophila sebanyak 0.4 mL/ Kg ikan. Sedangkan induk ikan perlakuan kontrol diinjeksi phosphate buffered saline dengan volume yang sama. Uji tantang dilakukan dengan cara perendaman selama 30 menit dengan patogen tunggal S. agalactiae dan A. hydrophila dan ko-infeksi S. agalactiae dan A. hydrophila.Uji tantang benih dilakukan pada pada umur benih 5, 10, 15 dan 20 hari pascamenetas. Parameter yang diamati pada induk meliputi total eritrosit, total leukosit, hemoglobin, hematokrit, respiratory burst, aktivitas fagositik, aktivitas lisosim dan level antibodi. Parameter yang diamati pada telur meliputi aktivitas lisosim, level antibodi dan parameter yang diamati pada benih meliputi relative percent survival (RPS) benih, aktivitas lisosim serta level antibodi. Penelitian tahap kedua merupakan vaksinasi pada benih umur 20 hari pascamenetas yang berasal dari induk yang divaksinasi dan tidak divaksinasi. Vaksinasi benih menggunakan vaksin bivalen yang diberi melalui perendaman dengan kepadatan vaksin sebesar 107 CFU mL-1. Uji tantang dilakukan pada hari ke-14 dan hari ke-21 pascavaksinasi benih. Parameter yang diamati pada benih meliputi RPS, aktivitas lisosim, dan level antibodi. Hasil penelitian tahap pertama menunjukkan total eritrosit, hemoglobin, dan hematokrit induk ikan tidak berbeda signifikan (P>0,05) antara semua perlakuan. Namun, terdapat perbedaan yang signifikan (P<0,05) pada total leukosit, aktivitas fagositik dan respiratory burst antar perlakuan vaksinasi dan kontrol. RPS benih dari perlakuan induk vaksinasi monovalen dan bivalen tidak berbeda signifikan (P>0,05) ketika diuji tantang dengan patogen tunggal yang sama dengan bakteri preparasi vaksin. Namun RPS benih yang berasal dari induk yang divaksinasi dengan vaksin bivalen lebih tinggi dibandingkan RPS benih yang berasal dari induk yang divaksinasi dengan vaksin monovalen ketika diuji tantang ko-infeksi. Aktivitas lisosim induk, telur, dan benih yang dihasilkan dari induk perlakuan vaksinasi berbeda signifikan (P>0,05) dengan telur yang dihasilkan dari induk kontrol. Level antibodi induk, telur, dan benih dari perlakuan induk yang divaksinasi signifikan lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan dengan perlakuan kontrol jika diuji dengan antigen yang homolog. Namun vaksin monovalen tidak dapat membentuk antibodi jika diuji dengan bakteri yang tidak sama. Hasil penelitian tahap kedua menunjukkan nilai RPS benih dari perlakuan vaksinasi benih yang berasal dari induk yang divaksin lebih tinggi dibandingkan dengan vaksinasi hanya pada saat benih saja (P<0.05). Level antibodi benih dari vaksinasi benih yang berasal dari induk yang divaksin lebih tinggi (P<0.05) dibandingkan dengan kontrol dan vaksinasi hanya pada saat benih tanpa vaksinasi induk. Aktivitas lisosim benih dari perlakuan vaksinasi benih yang berasal dari induk yang divaksin berbeda signifikan (P>0,05) dengan kontrol dan perlakuan hanya vaksinasi pada saat benih. Vaksinasi induk menggunakan vaksin bivalen S. agalactiae dan A. hydrophilamampu meningkatkan total leukosit, aktivitas fagositosis, respiratory burst, level antibodi dan aktivitas lisosim pada induk serta meningkatkan aktivitas lisosim dan titer antibodi dan perlindungan benih yang dihasilkan terhadap infeksi S. agalactiae dan A. hydrophila. Vaksinasi benih dari induk yang divaksin menggunakan vaksin bivalen S. agalactiae dan A. hydrophila mampu meningkatkan level antibodi dan aktivitas lisosim benih dan memberi perlindungan lebih baik pada benih ikan nila terhadap infeksi S. agalactiae dan A. hydrophila sampai umur benih 41 hari.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92412
Appears in Collections:MT - Fisheries

Files in This Item:
File SizeFormat 
2018wpa.pdf
  Restricted Access
13.38 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.