Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92405
Title: Kajian Terapi Bone Marrow Mesenchymal Stem Cell (BMMSC) pada Ginjal Tikus Model Hipertensi
Authors: Sajuthi, Dondin
Sulistiawati, Erni
Esfandiari, Anita
Widyaputri, Tiara
Issue Date: 2018
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Hipertensi merupakan gangguan kardiovaskular yang terjadi di seluruh dunia yang dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal. Akhir-akhir ini banyak peneliti menginvestigasi terapi berbasis sel sebagai penelitian tahap lanjut untuk melindungi atau memperbaiki jaringan yang rusak. Bone marrow mesenchymal stem cell memiliki kemampuan yang menjanjikan untuk memperbaiki ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah induksi hipertensi dapat merusak nefron dan apakah BMMSC dapat melindungi atau memperbaiki kerusakan tersebut. Dua puluh empat tikus Wistar jantan berumur 10-12 minggu dibagi menjadi empat kelompok yaitu kelompok tikus hipertensi, normotensi, hipertensi yang diterapi BMMSC dan normotensi yang diterapi BMMSC. Hipertensi diinduksi dengan mengambil ginjal sebelah kanan, mengikat arteri karotis komunis sebelah kiri, dan memberikan NaCl 1%, deoxycoricosteron acetate (DOCA) 2.5mg/100gBB dan β-aminoproprionitrile (BAPN) 0.12%. Bone marrow mesenchymal stem cell diinjeksikan pada kelompok hipertensi dan normotensi setelah 14 minggu induksi. Bersamaan dengan penyuntikan BMMSC, pemberian NaCl 1% and DOCA 2.5mg/kgBB pada kelompok normotensi dihentikan dan kemudian captopril diberikan dengan dosis 5 mg/kgBB setiap hari selama dua minggu. Pemeriksaan histopatologi ginjal, kadar blood urea nitrogen (BUN) dan kadar kreatinin dilakukan dua minggu setelah penyuntikan BMMSC. Induksi berhasil menaikkan tekanan darah tikus pada semua kelompok. Rata-rata tekanan darah mencapai 171.93±7.80 mmHg (sistolik) dan 126.90±7.88 mmHg (diastolik). Tekanan darah kelompok normotensi berhasil diturunkan ke kisaran normal. Berdasarkan pemeriksaan histopatologi, seluruh kelompok memiliki skor perubahan parameter histologi yang hampir sama. Namun demikian kerusakan yang terjadi pada nefron tidak diikuti dengan kenaikan kadar BUN dan kreatinin. Kelompok tikus yang diberi terap BMMSC memperlihatkan adanya tanda regenerasi yang lebih banyak dibandingkan dengan kelompok yang tidak diberi terapi BMMSC. Indikasi yang memperlihatkan adanya kerusakan dan regenerasi pada seluruh kelompok tidak banyak berbeda. Kerusakan tingkat seluler pada ginjal akibat induksi hipertensi tidak parah dan BMMSC cenderung dapat melindungi atau memperbaiki kerusakan ginjal.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92405
Appears in Collections:MT - Veterinary Science

Files in This Item:
File SizeFormat 
2018twi.pdf
  Restricted Access
15.03 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.