Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92351
Title: Keragaman Morfologi dan Plastisitas Kadar Tanin dan Antosianin Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) Kultivar Lokal di Nusa Tenggara Timur
Authors: Suprayudi, Muhammad Agus
Setiawati, Mia
Ekasari, Julie
Benedictus, Joseph
Issue Date: 2018
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Meningkatnya harga pakan buatan disebabkan oleh kenaikan harga bahan baku, khususnya sumber protein. Biji karet merupakan salah satu limbah dari kegiatan agroindustri yang belum banyak dimanfaatkan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengevaluasi pemanfaatan tepung bungkil biji karet (TBBK) yang dihidrolisis dengan cairan rumen domba untuk menggantikan tepung bungkil kedelai (TBK) sebagai sumber protein nabati dalam pakan ikan gurame. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) terdiri atas enam perlakuan dan tiga ulangan, yang disusun berdasarkan nilai sumbangan protein TBK disubtitusi dengan TBBK yaitu 0% (TBBK0), 20% (TBBK20), 40% (TBBK40), 60% (TBBK60), 80% (TBBK80), dan 100% (TBBK100). Sebelum digunakan tepung bungkil biji karet diolah terlebih dahulu untuk menurunkan kandungan lemak, serat kasar, dan zat antinutrisi. Proses pengolahan biji karet melewati tahapan pengempaan dengan press hidrolik, perendaman dengan n-heksane, hidrolisis dengan cairan rumen domba, dan pengukusan. Hasil pengukuran proksimat (% bobot kering) TBBK yang telah diolah memiliki kandungan protein 42,27%, lemak 1,41%, serat kasar 6,46%, abu 9,12%, dan BETN 40,75%. Pakan diformulasikan dengan kandungan protein 32,35-33,26% dan energi 420,09- 429,81 kkal/g yang memiliki nilai tidak jauh berbeda antar perlakuan. Pakan perlakuan terlebih dahulu diuji kandungan proksimat, profil asam amino, serta kandungan sianida (HCN). Ikan yang digunakan adalah ikan gurame bastar yang memiliki bobot rata-rata 9,66±0,21 g/ekor dipelihara dalam 18 buah akuarium berukuran 100×50×50 cm dengan padat tebar 15 ekor/akuarium. Pemberian pakan dilakukan tiga kali sehari, yaitu pada pagi (08.00), siang (12.00), dan sore (16.00) secara at satiation, selama 50 hari masa pemeliharaan. Pakan yang dikonsumsi ikan selama masa pemeliharaan dihitung untuk diketahui nilai jumlah konsumsi pakan (JKP) setiap perlakuan. Biomassa ikan ditimbang setiap 10 hari sekali untuk mengetahui nilai laju pertumbuhan harian (LPH) dan efisiensi pakan (EP). Pada akhir masa pemeliharaan, 9 ekor ikan dari setiap perlakuan diuji kandungan proksimat, serta dikoleksi darah, usus, hati, dan otot untuk diketahui nilai retensi protein (RP), retensi lemak (RL), glukosa darah, protein plasma, aktifitas enzim pencernaan, dan kandungan HCN. Uji kecernaan dilakukan dengan pemberian pakan yang mengandung 0,6% Cr2O3 sebagai penanda selama 14 hari. Seluruh data yang diperoleh diolah menggunakan Microsoft Excel 2007 dan dianalisis dengan Analysis of Variance (ANOVA) dengan taraf kepercayaan 95% menggunakan program SPSS versi 16.0. Hasil yang berbeda nyata dilanjutkan dengan uji Duncan. Jumlah konsumsi pakan mulai menurun pada perlakuan TBBK80, namun menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan TBBK0 (P>0,05). Secara umum nilai kecernaan dan aktifitas enzim pencernaan menurun seiring bertambahnya nilai TBBK dalam pakan perlakuan. Nilai kecernaan energi dan kecernaan total menunjukkan penurunan pada perlakuan TBBK40, namun perlakuan TBBK60 masih memberikan nilai tidak berbeda nyata dengan perlakuan TBBK0 (P>0,05). Nilai kecernaan protein pada perlakuan TBBK40 berkaitan dengan nilai aktifitas enzim protease yang menunjukkan hasil tidak berbeda nyata dengan perlakuan TBBK0 (P>0,05). Perlakuan TBBK40 menunjukkan nilai protein plasma yang lebih tinggi daripada perlakuan TBBK0 (P>0,05), sedangkan nilai glukosa darah pada perlakuan TBBK80 memiliki hasil yang lebih rendah daripada perlakuan TBBK0 (P<0,05). Nilai retensi protein dan retensi lemak berkisar antara 12,70-35,78% dan 37,9-71,9%. Nilai retensi protein dan retensi lemak pada perlakuan TBBK40 menunjukkan hasil tidak berbeda nyata dengan perlakuan TBBK0 (P>0,05). Nilai laju pertumbuhan harian (LPH) dan efisiensi pakan menurun seiring bertambahnya tingkat subtitusi TBBK dalam pakan. Nilai laju pertumbuhan harian pada perlakuan TBBK40 (2,13%) memberikan hasil tidak berbeda nyata dengan perlakuan TBBK0 (2,2%) (P>0,05). Hasil tersebut berkaitan dengan nilai efisiensi pakan pada perlakuan TBBK40 (57,36%) yang juga tidak berbeda nyata dengan perlakuan TBBK0 (60,57%) (P>0,05). Nilai HCN pada pakan perlakuan meningkat seiring meningkatnya jumlah TBK yang disubtitusi dengan TBBK, yaitu 5,8-9,6 mg/100g. Peningkatan nilai HCN pada setiap pakan perlakuan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap tingkat kelangsungan hidup ikan gurame (P>0,05). Nilai HCN pada hati dan otot ikan berkisar antara 1,7-4,6 mg/100g dan 0,4-1,5 mg/100g. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tingkat subtitusi TBK dengan TBBK mempengaruhi performa pertumbuhan ikan. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa TBBK yang dihidrolisis menggunakan cairan rumen domba dapat menggantikan peranan tepung bungkil kedelai sebagai sumber protein nabati utama pada pakan ikan gurame hingga 40%.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92351
Appears in Collections:MT - Fisheries

Files in This Item:
File SizeFormat 
2018jbe.pdf
  Restricted Access
15.89 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.