Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92294
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorYonvitner-
dc.contributor.advisorSetyobudiandi, Isdrajad-
dc.contributor.authorKhatami, Aulia Maghfirotul-
dc.date.accessioned2018-06-26T03:59:52Z-
dc.date.available2018-06-26T03:59:52Z-
dc.date.issued2018-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92294-
dc.description.abstractAktivitas perikanan di perairan Utara Jawa didominasi perikanan pelagis kecil yang memegang peranan penting dalam pembangunan perikanan di Indonesia. Meskipun secara nasional potensi ikan pelagis kecil belum dimanfaatkan secara optimal, namun di beberapa wilayah perairan tingkat pemanfaatannya telah melampaui potensi lestari. Laju penangkapan ikan yang terus mengalami peningkatan dikhawatirkan akan menyebabkan tangkap lebih. Pengetahuan tentang status kerentanan ikan perlu dikaji dalam rangka mengevaluasi keberlanjutan stok di alam. Maka dari itu, kajian kerentanan produktivitas perikanan (intrinsic vulnerability) menjadi kebutuhan utama dalam pengelolaan beberapa jenis ikan di berbagai lokasi di perairan utara Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat kerentanan intrinsik beberapa ikan pelagis kecil dan alat tangkap yang dioperasikan serta mengkaji rencana dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis kecil yang berkelanjutan di perairan Utara Jawa. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai status kerentanan beberapa jenis ikan pelagis kecil untuk dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam pengelolaan yang berkelanjutan. Melalui pendekatan aspek biologi dan penangkapan, data yang terbatas dikaji untuk menentukan strategi pengelolaan multi spesies ikan pelagis kecil yang berkelanjutan. Pengambilan ikan contoh dilaksanakan pada bulan April hingga September 2017di PPN Karangantu, Serang, PPP Blanakan, Subang, dan PPP Eretan, Indramayu. Analisis ikan contoh dilakukan di Laboratorium Biologi Perikanan, Divisi Manajemen Sumberdaya Perikanan, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Data yang dikumpulkan antara lain panjang total, tinggi badan, bobot ikan, dan tingkat kematangan gonad. Selain itu, dilakukan juga wawancara dengan kuesioner kepada 26 responden untuk Analisis Hierarki Proses (AHP) dalam rangka menentukan prioritas alternatif pengelolaan ikan pelagis kecil di Perairan Utara Jawa. Ikan-ikan pelagis yang diteliti antara lain ikan selar bentong (Selar crumenophthalmus), japuh (Dussumeria acuta), kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma), selar kuning (Selaroides leptolepis), selar komo (Atule mate), dan tembang (Sardinella fimbriata). Pola pertumbuhan ikan selar bentong, selar komo, dan tembang adalah isometrik. Sementara itu untuk pola pertumbuhan ikan japuh dan kembung perempuan adalah alometrik positif, sedangkan ikan selar kuning adalah alometrik negatif. Jumlah total ikan contoh yang diamati sebanyak 1602 ekor. Dari jumlah tersebut, diketahui persentase ikan dengan ukuran panjang kurang dari Lm50 berturut-turut dari ikan selar bentong, japuh, kembung, selar kuning, selar komo, dan tembang adalah sebesar 96%, 96%, 63%, 92%, 99% dan 96%. Berdasarkan laju eksploitasinya, secara umum dapat diketahui bahwa semua jenis ikan pelagis kecil yang diamati telah mengalami over eksploitasi. Hal ini diduga terjadi karena banyaknya jenis alat tangkap yang menangkap ikan pelagis kecil baik sebagai spesies target maupun hasil tangkapan sampingan (by catch). Jenis alat tangkap yang beroperasi di PPP Karangantu, Serang lebih beranekaragam. Dari jenis 9 jenis alat tangkap yang beroperasi di Teluk Banten, sebanyak 8 jenis alat tangkap digunakan untuk menangkap ikan pelagis kecil. Sementara di PPP Blanakan, Subang dan PPP Eretan, Indramayu ikan pelagis kecil tertangkap oleh 2 jenis alat tangkap. Alat tangkap yang menangkap ikan tidak sesuai dengan target seharusnya antara lain jaring dogol, bagan apung, dan bagan tancap. Sedangkan untuk alat tangkap dengan hasil tangkapan paling sesuai dengan targetnya yaitu jaring payang, dan pukat cincin. Berdasarkan perhitungan tingkat kerentanan produksi ikan per jenis alat tangkap, bagan apung memiliki nilai IV catch paling tinggi yaitu sebesar 52,21 dan dikategorikan sebagai rentan tinggi. Artinya, alat tangkap yang paling beresiko menyebabkan sumberdaya ikan pelagis kecil rentan adalah bagan apung. Selain karena frekuensi penangkapan tinggi (one day fishing), bagan apung mampu menangkap jumlah dan jenis ikan non target yang paling tinggi pula dengan ukuran mata jaring sangat kecil. Beberapa parameter kunci seperti jumlah jenis alat tangkap, jumlah produksi tahunan, laju eksploitasi, dan ukuran pertama kali matang gonad dianalisis untuk mengetahui potensi resiko ikan pelagis kecil terhadap deplesi. Ikan japuh tergolong berpotensi resiko sedang karena hanya tertangkap dengan 4 jenis alat tangkap dalam jumlah yang sedikit. Sementara itu ikan kembung, selar, dan tembang tergolong berpotensi resiko tinggi karena tertangkap dengan 9 jenis alat tangkap, di mana yang dominan menangkapnya (bagan apung) tergolong rentan tinggi. Hal ini memunculkan rekomendasi pengelolaan berupa pengurangan jumlah upaya oleh kapal bagan apung. Selain itu, pengoperasian bagan apung harus disesuaikan dengan musim penangkapan ikan target dengan tujuan mengurangi by catch. Namun, mengacu pada hasil AHP diperoleh hasil alternatif prioritas yaitu sosialisasi kebijakan kepada nelayan dan pelaku usaha perikanan. Mengingat bahwa pada dasarnya semua pemangku kepentingan masih mengutamakan kriteria kelestarian sumber daya ikan dalam mencapai tujuan pengelolaan ikan pelagis kecil. Hal ini perlu dijadikan pertimbangan dalam perumusan kebijakan supaya pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis kecil tetap lestari dan mensejahterakan semua pihak.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcMarine Resourcesid
dc.subject.ddcSmall pelagicid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcSerang-Bantenid
dc.titleStatus Kerentanan Ikan-Ikan Pelagis Kecil : Poor Data Perspective untuk Pengelolaan Berkelanjutan.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordalat tangkapid
dc.subject.keywordikan pelagis kecilid
dc.subject.keywordperairan Utara Jawaid
dc.subject.keywordstatus kerentananid
Appears in Collections:MT - Fisheries

Files in This Item:
File SizeFormat 
2018amk.pdf
  Restricted Access
24.11 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.