Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92049
Title: Ekologi dan Risiko Keinvasifan Iwul (Orania sylvicola (Griff.)H. E. Moore) di Cagar Alam Dungus Iwul, Bogor
Authors: Hikmat, Agus
Setyawati, Titiek
Nurkhotimah
Issue Date: 2018
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Iwul (Orania sylvicola) adalah spesies palem yang mendominasi di Cagar Alam Dungus Iwul (CADI) selama bertahun-tahun. Kondisi tersebut mengindikasikan kemapanan iwul. Hal ini didukung oleh karakteristik habitat (fisik, biotik) dan karakteristik perbanyakan individu (propagule). Kemapanan adalah salah satu karakteristik yang muncul pada spesies invasif. Karakter invasif dapat muncul pada spesies asli ketika spesies tersebut mampu menduduki habitat secara masif dan berpengaruh terhadap keberadaan spesies lain. Kecenderungan invasif dapat diprediksi melalui analisis risiko keinvasifan. Analisis tersebut membutuhkan informasi data ekologi seperti faktor habitat, pola sebaran, asosiasi, produksi biji, perkecambahan dan daya adaptasi yang mendukung kelimpahan (mapan). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor penentu habitat iwul, menelaah faktor kelimpahan iwul, menganalisis risiko keinvasifan iwul dan menyusun prioritas pengelolaan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai November 2016. Terdapat beberapa tahapan pengambilan data yakni data habitat, percobaan perkecambahan dan wawancara. Data habitat yang diambil di CADI menggunakan metode pengambilan sampel tanah, analisis vegetasi, dan pengukuran langsung. Parameter yang dianalisis adalah Indeks Nilai Penting (INP), indeks keanekaragaman, indeks kemerataan, indeks kekayaan, indeks similaritas dan diagram profil. Analisis dilanjutkan menggunakan teknik PCA (Principle Component Analysis) untuk menentukan faktor yang berpengaruh dengan memperhitungkan faktor habitat, indeks Morisita untuk pola sebaran, tabel kontingensi 2 x 2 dan Jaccard index untuk asosiasi, dan penghitungan buah jatuh untuk produksi buah. Percobaan perkecambahan didesain dengan rancangan petak terbagi (split split plot design) pada rancangan acak lengkap di kebun persemaian Puslitbanghut, Bogor. Wawancara ditujukan kepada masyarakat Desa Wirajaya dan Desa Curug serta pihak pengelola Perseroan Terbatas Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII Cikasungka mengggunakan teknik purposive sampling. Semua data yang diperoleh kemudian digunakan untuk menentukan risiko keinvasifan (risiko tumbuhan invasif dan fisibilitas pengelolaan) dengan kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan abaikan. CADI mengalami proses dinamika hutan tinggi yang ditunjukkan dengan kondisi sebaran kelas diameter pohon membentuk kurva J tidak sempurna, tajuk terbuka, perubahan struktur vegetasi serta keanekaragaman menurun. Di samping itu, CADI memiliki jenis tanah podsolik dengan kesuburan sedang. Meskipun demikian iwul tetap menjadi spesies dominan karena memiliki INP tertinggi di setiap tingkat pertumbuhan dan membentuk tutupan tajuk tertinggi (33.83 %). Dominansi iwul diduga dapat menghambat pertumbuhan spesies intoleran. Hasil penelitian membuktikan terjadi penurunan indeks keanekaragaman, indeks kemerataan, indeks kekayaan spesies dan indeks similaritas dari tahun 2010 dan 2017. Tempat tumbuh atau habitat iwul di CADI ditentukan oleh faktor antara lain fraksi liat, porositas, permeabilitas, kelerangan, jumlah individu pohon, intensitas cahaya dan suhu tanah yang membentuk tiga komponen baru dengan total persen kumulatif 73.9 %. Variabel kelerengan dan intensitas cahaya memberikan pengaruh terbesar terhadap komponen yang terbentuk. Kelimpahan iwul didukung oleh karakteristik propagule (kecambah) iwul terdiri atas produksi biji tinggi (966 - 3 864 biji), karakteristik perkecambahan remote tubular dan waktu berkecambah relatif lama (31 hari). Karakteristik tersebut menyebabkan iwul menyebar secara kelompok. Keberadaan kelelawar besar (Cynopterus titthaecheilus) serta asosiasi dengan spesies pioneer dan spesies toleran merupakan faktor biotik yang berpengaruh besar dan kuat terhadap kelimpahan iwul. Faktor fisik seperti tanah yang kurang subur, aliran permukaan di lahan lereng dan intensitas cahaya yang bervariasi (38 – 541 100 lux) berpengaruh terhadap kelimpahan iwul namun bersifat lemah. Meskipun populasinya mendapat tekanan, iwul mampu beradaptasi melalui interaksi faktor fisik dan biotik diantaranya pertumbuhan akar serabut di permukaan tanah dan segmen batang yang berasosiasi dengan jamur arbuskula; bukaan tajuk menyebabkan C. titthaecheilus menyebarkan biji secara meluas. Benih yang berasal dari biji muntahan C. titthaecheilus dengan naungan 80 % memberikan tingkat perkecambahan yang tinggi. Kelimpahan iwul dan semua faktor tidak terlepas dari pengaruh aktivitas manusia. Masyarakat masuk ke hutan dan merusak hampir seluruh tumbuhan terkecuali iwul yang dianggap tidak bermanfaat. Hasil kajian menunjukkan bahwa iwul adalah spesies yang memiliki risiko tumbuhan invasif yang tinggi dengan tingkat fisibilitas pengelolaan medium. Proses invasi iwul berada pada tingkatan invasi mapan secara spontan. Prioritas pengelolaan lebih difokuskan untuk melindungi situs dengan tujuan perlindungan kawasan. Perlindungan kawasan dapat diwujudkan melalui strategi yang direkomendasikan yakni strategi kolaborasi dengan pihak yang berkepentingan; strategi perlindungan kawasan melalui penutupan akses jalan; strategi konservasi melalui penanaman tumbuhan lokal yakni Ixora acuminate di dekat dengan kawasan; dan strategi pemanfaatan kawasan melalui membangun sarana pusat pendidikan konservasi di dekat pemukiman masyarakat.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92049
Appears in Collections:MT - Forestry

Files in This Item:
File SizeFormat 
2018nur.pdf
  Restricted Access
32.08 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.