Pembentukan Gaharu melalui Teknik Induksi yang Berbeda pada Aquilaria microcarpa.

Abstract

Banyak cara pelukaan yang digunakan oleh para penggiat gaharu untuk menghasilkan gaharu. Umumnya masyarakat lokal menggunakan cara-cara tradisional, diantaranya: pelukaan menggunakan kampak, pemakuan maupun pengkulitan.Namun demikian, hasil yang diperoleh masih jauh dari harapan para petani gaharu. Dua dasawarsa terakhir telah diterapkan aplikasi pelukaan yang diduga mampu memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan cara-cara tradisional, yang diterapkan oleh masyarakat lokal yaitu melalui penyuntikan dan infus. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan teknik injeksi dan teknik infus dalam merangsang pembentukan gaharu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata dalam penggunaan teknik injeksi dan teknik infus. Teknik injeksi mampu menghasilkan gaharu lebih banyak dibandingkan teknik infus. Gaharu yang dihasilkan melalui teknik injeksi berkisar 246—4.500 gram/pohon sedangkan teknik infus hanya menghasilkan gaharu sekitar 160—2.029,20 gram/pohon. Pembentukan gaharu pada teknik infus hanya berada disekitar luka bor. Tidak ditemukan gaharu pada bagian batang yang lainnya. Hal ini menyebabkan gaharu yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan teknik injeksi. Jarak antar luka bor pada teknik injeksi yang lebih kecil memicu pembentukan gaharu, karena gaharu yang terbentuk disekitar lubang bor saling terhubung antar lubangnya. Keterhubungan inilah yang menyebabkan gaharu pada teknik injeksi lebih banyak dibandingkan teknik infus. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan teknik injeksi NaCl mampu menghasilkan total berat gaharu yang lebih banyak dibandingkan kombinasi perlakuan lainnya, yaiu sebesar 14.178,00 gram. Namun demikian, jika dihubungkan dengan kualitas dan harga gaharu maka pendapatan yang dihasilkan masih lebih kecil dibandingkan dengan kombinasi teknik injeksi asam sitrat.