Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91591
Title: Pemanfaatan Asap Cair untuk Pengendalian Penyakit Darah (Blood Disease Bacterium) pada Pisang Kepok Kuning
Authors: Giyanto
Sinaga, Meity Suradji
Nawangsih, Abdjad Asih
Aisyah, Imas
Issue Date: 2018
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Penyakit darah merupakan masalah utama pada tanaman pisang di Indonesia. Pabrik pisang Kepok Kuning telah dikenal sangat rentan terhadap penyakit ini. Beberapa upaya untuk mengendalikan penyakit darah sudah dilakukan, namun hasilnya optimal. Salah satu alternatif untuk mengendalikan penyakit darah adalah dengan menggunakan asap cair. Telah dilaporkan bahwa asap cair tempurung kelapa dapat menghambat pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus, asap cair batang kayu manis dan kulit kacang tanah dapat menghambat Escherichia coli dan S. aureus, asap cair kayu pelawan dapat menghambat E. coli, asap cair kayu mangrove merah (Rhizophora racemosa) dapat menghambat S. aureus dan Saccharomyces cerevisiae tetapi tidak dapat menghambat pertumbuhan E. coli, sedangkan asap cair kayu afara hitam (Terminalia ivorensis) hanya dapat menghambat pertumbuhan S. cerevisiae saja. Kemampuan asap cair dari tempurung kelapa, buah pinus, dan pelepah kelapa sawit belum pernah dilaporkan sehingga masih perlu dievaluasi. Penelitian yang bertujuan untuk: (1) mendapatkan kualitas kimia terbaik dan pengetahuan tentang komponen kimia yang terkandung dalam asap cair tempurung kelapa (TKP), buah pinus (PNS), dan pelepah kelapa sawit (SWT), dan (2) mendapatkan dosis asap cair TKP, PNS, dan SWT yang tidak menimbulkan gejala fitotoksik pada bibit pisang tetapi efektif menghambat pertumbuhan BDB, meningkatkan ketahanan bibit pisang kepok kuning terhadap serangan BDB, dan memacu pertumbuhan bibit pisang kepok kuning. Penelitian ini diawali dengan pembuatan asap cair dari TKP, PNS, dan SWT dengan teknik pirolisis kayu dengan suhu pirolisis 300 oC, 400 oC, dan 500 oC, menetapkan asap cair dengan kualitas kimia terbaik, mengevaluasi efek fitotoksisitas asap cair terhadap bibit pisang, selanjutnya menguji sifat antibiosisnya terhadap pertumbuhan BDB secara in vitro dan pengamatan terhadap morfologi sel BDB dengan teknik scanning electron mycroscopy (SEM). Asap cair TKP, PNS, dan SWT masing-masing dengan konsentrasi 0% (kontrol), 0.5%, 1.0%, 2.0% (v/v), diaplikasikan 1x dengan cara disiramkan ke dalam media tanah steril sebanyak 100 mL/polibag. Dua hari setelah aplikasi asap cair sebelum diinokulasi BDB, dilakukan pengukuran kadar etilen, auksin, lignin, dan aktivitas enzim peroxidase (POD) dan phenylalanine ammonia lyase (PAL) nya dalam jaringan akar bibit pisang. Selanjutnya bibit diinokulasi dengan suspensi BDB dengan kerapatan sel 108 sel mL-1 (OD=0.1) sebanyak 1 mL dengan cara disuntikkan pada bagian bonggol dan disiramkan ke dalam tanah sebanyak 1 mL, kemudian dilakukan pengamatan terhadap kejadian penyakit darah dan pertumbuhan bibit pisang. Hasil GCMS-pyr menunjukkan bahwa penyiapan asap cair TKP, PNS, dan SWT dengan teknik pirolisis 400 oC memiliki kualitas kimia terbaik. Perlakuan asap cair TKP, PNS, dan SWT pada konsentrasi ≥ 3.0% fitotoksik pada bibit pisang kepok kuning. Berdasarkan uji in vitro, asap cair TKP, PNS, dan SWT pada konsentrasi 0.5%, 1.0%, dan 2.0% secara nyata dapat membentuk zona hambat. Zona hambat paling tinggi ditunjukkan oleh perlakuan asap cair SWT 2.0% yang berbeda nyata dengan PNS 2.0% dan TKP 2.0% dan perlakuan asap cair uji yang lain. Diameter zona hambat paling rendah terjadi pada perlakuan asap cair PNS 0.5%, yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan TKP 0.5% dan SWT 0.5%. Asap cair TKP, PNS, dan SWT pada konsentrasi 0.5%, 1.0%, dan 2.0% secara nyata dapat menurunkan kerapatan sel BDB. Efek terhadap penurunan kerapatan sel BDB paling tinggi terjadi pada perlakuan asap cair SWT 2.0%, yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan asap cair TKP 2.0% dan PNS 2.0%, sedangkan paling rendah terjadi pada perlakuan asap cair PNS 0.5% yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan TKP 0.5% dan SWT 0.5%. Hasil SEM menunjukkan bahwa pemberian asap cair SWT 2.0% dapat menyebabkan sel BDB mengalami lisis/desintegrasi. Perlakuan asap cair TKP, PNS, dan SWT secara nyata mampu meningkatkan kadar etilen, auksin, meningkatkan aktivitas enzim POD, PAL, dan meningkatkan kadar lignin dalam jaringan akar bibit pisang kepok kuning. Perlakuan asap cair pelepah kelapa sawit 2.0% memberikan peningkatan kadar etilen, auksin, aktivitas enzim POD, PAL, dan kadar lignin paling tinggi, sedangkan paling rendah terjadi pada perlakuan asap cair PNS 0.5%. Asap cair TKP, PNS, dan SWT pada konsentrasi 0.5%, 1.0%, dan 2.0% mampu menekan kejadian penyakit hingga 100%. Perlakuan asap cair TKP, PNS, dan SWT secara nyata mampu meningkatkan tinggi tanaman, diameter batang, dan jumlah daun. Perlakuan asap cair PNS 0.5% memberikan pertambahan tinggi tanaman, diameter batang, dan jumlah daun paling tinggi, sedangkan paling rendah terjadi pada perlakuan asap cair SWT 2.0%. Berdasarkan keefektifan pengendalian BDB dan kemampuan meningkatkan pertumbuhan tanaman pisang uji, maka direkomendasikan perlakuan asap cair yang paling efisien adalah PNS 0.5%.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91591
Appears in Collections:DT - Agriculture Technology

Files in This Item:
File SizeFormat 
2018iai.pdf
  Restricted Access
37.08 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.