Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91513
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorZuhud, Ervizal A. M.-
dc.contributor.advisorSetiadi, Yadi-
dc.contributor.advisorSetiadi, Yadi-
dc.contributor.advisorBurhanuddin-
dc.contributor.authorSoegiharto, Sri-
dc.date.accessioned2018-04-18T07:38:04Z-
dc.date.available2018-04-18T07:38:04Z-
dc.date.issued2017-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91513-
dc.description.abstractKekayaan alam yang telah kita miliki telah dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat diharapkan akan tetap lestari, baik lestari sebagai sumber devisa negara maupun lestari sebagai alam ciptaan Tuhan. Sebagian besar lahan yang digunakan untuk pertambangan batubara adalah lahan berupa kawasan APL, hutan produksi dan sebagian hutan lindung. Proses penambangan batubara dalam perjalanannya menimbulkan dampak positif dan negatif. Upaya penanggulangan dampak negatif dengan upaya pengelolaan lingkungan salah satunya adalah reklamasi dan revegetasi. Satwa yang sebelumnya berpindah dari lokasi pertambangan akibat kegiatan penambangan, mulai kembali mengokupasi kawasan tersebut, salah satunya adalah burung. Selain memanfaatkan hutan sebagai habitatnya, burung memiliki peran dalam ekologi sebagai pollinator dan seed dispesal. Ketertarikan spesies burung pada vegetasi sangat berkaitan erat dengan struktur dan komposisi vegetasi, sehingga dapat dijadikan bioindikator perkembangan kawasan reklamasi dan revegetasi dalam proses suksesinya menuju hutan. Untuk mempercepat proses suksesi dengan bantuan fungsi burung dalam ekologi tersebut diperlukan pemilihan vegetasi yang berkaitan erat dengan ketertarikan burung, vegetasi tersebut disebut sebagai catalytic species yang menjadi keystone species dalam ekosistem. Berdasarkan gambaran permasalahan ini dan uraian latar belakang penelitian tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1) menganalisis dan mensintesis pola hubungan antara karakteristik vegetasi bawah dengan keanekaragaman jenis burung di masing-masing vegetasi tumbuhan pokok yang ditanam sebagai suatu rantai makanan (food chain) di lahan reklamasi dan revegatasi pasca tambang batu bara, 2) menganalisis kelompok fungsional (functional group) burung yang berperan sebagai pollinator dan seed dispersal di dalam kawasan reklamasi dan revegetasi pasca tambang batu bara, 3) menganalisis dan mensintesis faktor penentu dan spesies tumbuhan sebagai keystone species yang berpengaruh terhadap pemulihan kekayaan spesies burung di lahan reklamasi dan revegetasi pasca tambang batu bara, 4) menganalisis dan menentukan spesies burung sebagai indikator yang menandakan kemajuan fungsional ekologis hutan dari areal reklamasi dan revegetasi sebagai habitat burung. Untuk mencapai tujuan penelitian digunakan tool (alat) dalam metode penelitian yaitu melakukan pengambilan data parameter spesies tumbuhan bawah (shrub) dan spesies burung di kawasan reklamasi dan revegetasi serta kawasan diluarnya sebagai satu kesatuan ekosistem suatu kawasan. Pendataan spesies burung menggunakan bantuan pengamatan langsung dan pemasangan jaring kabut (mist net) selama 12 jam/hari. Tahapan berikutnya adalah mengelompokkan (clustering) data yang berhubungan dalam satu kelompok yaitu cluster data spesies burung, cluster data spesies tumbuhan bawah dan pengelompokkan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu cluster tipe produsen, cluster trophic level, cluster tipe pollinator, dan cluster tipe seed dispersal. Mengingat data yang dikumpulkan merupakan kumpulan data yang bersifat multi variabel yang memiliki hubungan yang terkait, maka pendekatan analisis data yang terkumpul dilakukan menggunakan analisis multivariate. Pendekatan analisis multivariate untuk kriteria spesies tumbuhan menggunakan hiper Cannonical Corespondence Analysis (hCCA) dan DCCA (Detrend Cannonical Corespondence Analysis) menurut ter Braak & Smilauer (1998). Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan masing-masing tujuan penelitian didapat hasil dan simpulan : 1). Ditemukan ada 36 spesies burung yang menempati areal reklamasi dan revegetasi pasca tambang, dengan pola hubungan rantai makanan dan jaring makanan dari masing-masing tipe habitat sebagai produsen dan burung sebagai konsumen yang menempati trophic level-nya. Tingginya keragaman spesies tumbuhan bawah dan tumbuhan pokoknya akan berdampak pada semakin beragam ketersediaan fungsi habitatnya. Keragaman tumbuhan memiliki kaitan erat dengan panjang-pendeknya rantai makanan, maka dapat dinyatakan bahwa keragaman tumbuhan bawah yang terbentuk di setiap tipe habitat akan menambah rantai makanan terestrial. Masing-masing penggolongan rantai makanan (trophic) berhubungan erat dengan karakteristik tumbuhan yang digunakan untuk fungsi habitat. Semakin kompleks rantai makanan akan semakin komplek dan mantap pula kondisi ekosistemnya. Ketika ditemukan spesies burung Carnivore, sudah dapat dikatakan bahwa ekosistem pada kawasan dengan luasan tertentu telah berhasil dipulihkan (restore). Luasan tersebut berdasarkan wilayah jelajah (home range) dari target spesies Carnivore. Karakteristik tumbuhan bawah yang digunakan sebagai habitat burung adalah tumbuhan yang memiliki daun, bunga dan serasah yang termanfaatkan oleh fauna. Spesies tumbuhan seperti ini oleh ahli ekologi disebut sebagai catalytic species. Jika dilihat dari perkembangan kemajuan suksesi tahun ke-5 diduga bahwa burung masih memanfaatkan habitat reklamasi sebagai tempat untuk mencari makan (foraging); 2). Peran fungsional group burung tahun ke-5 di lahan reklamasi dan revegetasi adalah sebagai seed dispersal tumbuhan bawah (shrub).. Peran burung sebagai pollinator di tumbuhan hasil analisis tidak terlihat, sedangkan spesies burung nectarivore yang ditemukan diindikasikan sebagai pollinator vegetasi di luar anveg (analisis vegetasi) dan menjadi pelengkap dominasi fungsi pollinator serangga; 3). Faktor yang mempengaruhi kekayaan spesies burung adalah faktor tumbuhan sebagai produsen, dimana daun, buah, biji, dan seresah dari tumbuhan tersebut dapat termanfaatkan oleh fauna dan masuk dalam siklus rantai makanan. Tingkat kekayaan spesies burung pada tahun ke-5 dalam kategori sedang (1 < H’ < 3 [index Shannon]). Tipe produsen yang menjadi keystone species adalah spesies tumbuhan S4 (Melastoma malabatricum) yang mana mulai dari daun, bunga, biji dan buah, serta seresah dapat termanfaatkan oleh satwa; 4). Indikator spesies kemajuan reklamasi dan revegetasi pada tahun ke-5 secara umum adanya burung dengan tingkat trofik insectivore yaitu spesies Prinia flavicentris, Picoides moluccensis, Pachychepala hypoxantha, Rhipidura javanica, Orthotomus ruficeps, Orthotomus sericeus secara lebih spesifik adalah spesies Caladi badok (Meiglyptes tukki) dan Caladi tilik (Picoides moluccensis). Beberapa habitat juga mulai didatangi oleh spesies burung dengan tingkat trofik frugivore dan carnivore 1 sebagai pertanda keberhasilan yang lebih baik.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcForest conservationid
dc.subject.ddcForest zoologyid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcKALTIMid
dc.titleKeanekaragaman Burung sebagai Salah Satu Bioindikator Keberhasilan Reklamasi dan Revegetasi Pasca Tambang Batu Bara di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.id
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordbiodiversitas burungid
dc.subject.keywordpenilaian ekologiid
dc.subject.keywordpenilaian biodiversitasid
dc.subject.keywordfaktor penentuid
dc.subject.keywordkeystone speciesid
dc.subject.keywordpollinatorid
dc.subject.keywordseed dispersalid
dc.subject.keywordkey indicatorid
Appears in Collections:DT - Forestry

Files in This Item:
File SizeFormat 
2017sgi.pdf
  Restricted Access
10.01 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.