Selektivitas dan Tingkah Laku Ikan terhadap Alat Tangkap Bubu di Perairan Desa Wakal, Kabupaten Maluku Tengah

Abstract

Bubu adalah suatu alat tangkap dengan bentuk dan ukuran yang bervariasi yang dipasang secara pasif dan di desain secara khusus memungkinkan ikan masuk ke dalamnya dan sulit untuk keluar. Bubu yang digunakan nelayan Desa Wakal berbentuk persegi dengan bahan utama terbuat dari anyaman bambu ataupun rotan. Konstruksi bentuk dan ukuran bubu yang digunakan sangat mempengaruhi sumberdaya ikan yang ada. Penggunaan alat tangkap bubu sering kali menangkap spesies target berukuran kecil atau belum layak tangkap. Ikan target yang tertangkap oleh bubu, mengalami luka pada tubuhnya karena berupaya meloloskan diri melalui celah-celah kecil yang berbentuk hexagonal. Kondisi ini sangat bertentangan dengat amanat Code of Conduct for Responssible Fisheries (CCRF) yang menitik beratkan pada selektivitas alat penangkapan ikan agar dapat meminimalisir spesies target yang belum layak tangkap serta dampak terhadap spesies tersebut. Tujuan penelitian ini adalah (1) Menganalisis komposisi hasil tangkapan bubu buton, (2) Menganalisis tingkat selektivitas alat tangkap bubu buton terhadap ikan karang di perairan pulau Ambon, (3) Menganalisis tingkah laku ikan saat memasuki bubu, (4) Menganalisis kelangsungan hidup ikan setelah meloloskan diri ke cover net. Penelitian dilakukan dalam 3 tahap. Penelitian tahap pertama atau pra penelitian dilaksanakan pada bulan januari 2016 bertempat di Desa Wakal, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah. Tahap kedua dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 bertempat di Keramba Jaring Apung Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP) Kementrian Kelautan dan Perikanan Poka Ambon. Tahap ketiga yaitu percobaan lapang dilaksanakan pada bulan September- Desember 2016 bertempat di Perairan Desa Wakal, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah. Pengumpulan data di lapangan menggunakan uji coba penangkapan ikan (experimental fishing method) dengan mengoperasikan empat unit bubu yang dipasang cover net. Data primer yang dikumpulkan berupa jenis, jumlah (ekor), panjang total (cm), dan lingkar tubuh ikan (cm) dari hasil tangkapan pada setiap hauling. Tingkah laku ikan saat memasuki dan meloloskan diri dari bubu diamati dengan menggunakan camera underwater. Kelangsungan hidup ikan saat meloloskan diri dari bubu diamati pada keramba jaring apung. Jumlah total hasil tangkapan ikan yang tertangkap berjumlah 353 ekor, yang terdiri dari 22 famili dan 63 jenis spesies. Hasil tangkapan bubu sebanyak 76.15% merupakan hasil tangkapn utama dan sebanyak 23.85% merupakan hasil tangkapan sampingan. Jenis ikan yang dominan tertangkap adalah Parupeneus rubescen 4.95%, Scarus russelli 7%, Lethrinus laticaudis 4.95%, Plectrypops lima 7%, Acanthurus nubilus 14.29%. Ikan-ikan tersebut merupakan jenis ikan hasil tangkapan utama atau bernilai ekonomis penting yang didominasi oleh ikanikan yang belum layak tangkap. Ukuran mesh size bubu sebesar 6.28 cm belum bisa meloloskan jenis spesies target yang belum layak tangkap dengan ukuran maksimum tinggi badan ikan (maximum body depth) adalah 5.7-10.3 cm. Bubu yang digunakan masih belum selektif terhadap ukuran ikan yang tertangkap. Pola tingkah laku ikan dimulai dari saat ikan mendekati bubu (nearfild), saat masuk bubu (ingress), dan saat meloloskan diri (escape) memiliki pola tingkah laku yang sama seperti ikan karang pada umumnya yaitu berputar, menyusuri dinding, dan atau berenang sambil mencari celah yang bisa meloloskan diri. Penyebab kematian ikan bukan saja dinilai dari luka pada tubuh ikan saat meloloskan diri namun stress dari ikan itu sendiri. Adapun faktor-faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan saat meloloskan diri yaitu suhu dan salinitas.