Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91511Full metadata record
| DC Field | Value | Language |
|---|---|---|
| dc.contributor.advisor | Sinaga, Bonar Marulitua | - |
| dc.contributor.advisor | Fariyanti, Anna | - |
| dc.contributor.author | Aminda, Fadilla Ristya | - |
| dc.date.accessioned | 2018-04-18T07:37:44Z | - |
| dc.date.available | 2018-04-18T07:37:44Z | - |
| dc.date.issued | 2017 | - |
| dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91511 | - |
| dc.description.abstract | Kabupaten Pati adalah sentra produksi tebu di Jawa Tengah. Usahatani tebu adalah sumber pendapatan utama bagi 5 905 rumahtangga petani tebu di Kabupaten Pati. Rumahtangga petani tebu dihadapkan pada masalah kenaikan harga input, ketidakpastian harga output, dan keterbatasan modal sehingga kemampuan adopsi teknologi rendah, menyebabkan petani tidak melakukan peremajaan tanaman (bongkar ratoon) secara berkala sehingga tanaman tebu petani pada umumnya adalah tanaman keprasan (ratoon). Budidaya tebu yang tidak optimal berdampak pada rendahnya produktivitas dan pendapatan rumahtangga. Dalam rangka mengatasi keterbatasan modal dan swasembada gula pemerintah melaksanakan program peningkatan produksi, produktivitas, dan mutu tanaman semusim, sub kegiatan pengembangan tanaman tebu (Bongkar ratoon/rawat ratoon). Pemerintah juga memberikan dukungan pembiayaan melalui Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK) dan subsidi bunga kredit pada Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE). Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis aksesibilitas petani tebu terhadap kredit program KKPE dan PMUK, (2) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan ekonomi rumahtangga petani tebu dalam alokasi curahan kerja, produksi dan pengeluaran rumahtangga petani tebu, dan (3) menganalisis dampak perubahan harga input, harga output, kredit program KKPE dan PMUK, dan rendemen gula terhadap kesejahteraan rumahtangga petani tebu. Penelitian menggunakan data cross section tahun 2015 dengan jumlah sampel sebanyak 52 rumahtangga petani tebu bongkar ratoon dan 56 rumahtangga petani tebu keprasan. Model aksesibilitas kredit dibangun sebagai model logit, diestimasi dengan metode Maximum Likelihood Estimator (MLE). Model ekonomi rumahtangga petani tebu bongkar ratoon dibangun sebagai sistem persamaan simultan yang terdiri dari 27 persamaan struktural dan 39 persamaan identitas, sedangkan model ekonomi rumahtangga petani tebu keprasan terdiri dari 19 persamaan struktural dan 26 persamaan identitas, diestimasi menggunakan metode Two Stage Least Squares (2SLS). Hasil analisis aksesibilitas kredit KKPE dan PMUK menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh signifikan terhadap akses kredit KKPE dan PMUK adalah umur petani, jumlah anggota keluarga, luas lahan usahatani tebu, kepemilkikan agunan, keikutsertaan kemitraan pabrik gula, dan pendapatan luar usahatani. Keputusan rumatangga mengalokasikan curahan kerja dipengaruhi oleh upah tenaga kerja yang disewa, alokasi curahan kerja untuk kegiatan usaha lainnya, penggunaan tenaga kerja luar keluarga, dan pendapatan yang didapat dari masing-masing kegiatan usaha yang dilakukan. Keputusan rumahtangga menggunakan input dipengaruhi oleh harga input itu sendiri, harga input substitusi, jumlah kredit, pendapatan total rumahtangga, dan luas lahan usahatani tebu. Keputusan rumahtangga untuk produksi dipengaruhi oleh harga input usahatani, jumlah kredit, dan jumlah input usahatani yang digunakan. Keputusan pengeluaran rumahtanga dipengaruhi oleh pendapatan disposable, jumlah tanggungan keluarga, dan jumlah kredit. Kenaikan upah tenaga kerja pria dan wanita yang disewa pada rumahtangga petani tebu bongkar ratoon dapat dikompensasi dengan kebijakan peningkatan harga gula di tingkat petani sehingga kesejahteraan rumahtangga meningkat. Kenaikan upah tenaga kerja pria dan wanita luar keluarga pada rumahtangga petani tebu keprasan dapat dikompensasi dengan pemberian kredit KKPE dan PMUK sehingga kesejahteraan rumahtangga petani tebu keprasan meningkat. Untuk meningkatkan kesejahteraan rumahtangga petani tebu pemerintah perlu meningkatkan harga patokan petani dan meningkatkan akses kredit pada rumahtangga keprasan untuk mendorong adopsi teknologi dengan melakukan peremajaan tanaman (bongkar ratoon). | id |
| dc.language.iso | id | id |
| dc.publisher | Bogor Agricultural University (IPB) | id |
| dc.subject.ddc | Agricultural Economics | id |
| dc.subject.ddc | Sugarcane production | id |
| dc.subject.ddc | 2017 | id |
| dc.subject.ddc | Pati-JATENG | id |
| dc.title | Analisis Aksesibilitas Kredit dan Dampak Faktor Eksternal terhadap Kesejahteraan Rumahtangga Petani Tebu di Kabupaten Pati | id |
| dc.type | Thesis | id |
| dc.subject.keyword | akses kredit | id |
| dc.subject.keyword | ekonomi rumahtangga | id |
| dc.subject.keyword | harga input | id |
| dc.subject.keyword | harga output | id |
| dc.subject.keyword | kesejahteraan rumahtangga | id |
| dc.subject.keyword | petani tebu | id |
| Appears in Collections: | MT - Economic and Management | |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| 2017fra.pdf Restricted Access | 74.16 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.