Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91501
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorKamal, Mukhlis-
dc.contributor.advisorButet, Nurlisa A-
dc.contributor.advisorAffandi, Ridwan-
dc.contributor.authorHerdiana, Lella-
dc.date.accessioned2018-04-18T07:34:56Z-
dc.date.available2018-04-18T07:34:56Z-
dc.date.issued2016-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91501-
dc.description.abstractIkan belut sawah atau Monopterus albus merupakan salah satu ikan air tawar dari kelas Actinopterygii yang banyak dicari sebagai suplemen makanan setelah ikan sidat dan gabus. Selain sebagai ikan konsumsi, belut sawah mulai dikembangkan oleh industri suplemen kesehatan dan kosmetik melalui pemanfaatan kandungan antibacterial dan antifugal yang terkandung dalam belut sawah untuk penyakit dan infeksi kulit serta digunakan juga sebagai penghambat pertumbuhan sel kangker melalui aktivitas antiproliferasi dalam belut sawah yang tinggi. Keunggulan yang dimiliki ikan belut sawah, menjadikan spesies ini sebagai ikan komoditas penting dan berpotensi untuk dikembangkan. Tingginya permintaan belut sawah di pasar dalam dan luar negeri belum dapat terpenuhi karena stok benih yang digunakan untuk kegiatan budidaya masih mengandalkan hasil tangkapan dari alam. Di sisi lain, peningkatan konversi lahan pertanian (sawah) dan pencemaran lingkungan perairan semakin mempercepat penurunan populasi belut sawah di alam. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi perikanan belut sawah adalah dengan mencari benih dan induk belut sawah unggul sebagai pijakan untuk pengembangan kegiatan budidaya secara berkelanjutan. Validasi spesies, hubungan kekerabatan spesies diantara populasi, potensi keragaman genetik dan morfometrik, serta biologi reproduksi suatu spesies pada umumnya dijadikan informasi dasar dalam menentukan benih unggul untuk aktivitas persilangan. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) mengkonfirmasi identitas spesies ikan belut sawah secara akurat dari empat Kabupaten di Jawa Barat berdasarkan analisis morfologi dan molekuler, 2) mengevaluasi hubungan kekerabatan ikan belut sawah diantara empat Kabupaten di Jawa Barat berdasarkan keragaman morfometrik dan genetik menggunakan marka gen COI dan 16S rRNA, 3) mengevaluasi potensi keragaman morfometrik dan genetik sebagai indikasi awal untuk menentukan populasi benih belut sawah unggul dari empat Kabupaten di Jawa Barat, 4) mengevaluasi potensi reproduksi ikan belut sawah dari empat Kabupaten di Jawa Barat, 5) menyusun strategi pengelolaan perikanan belut sawah melalui pemetaan informasi kepastian identifikasi, hubungan kekerabatan ikan belut sawah diantara empat Kabupaten, informasi awal penduga populasi benih belut sawah unggul, potensi reproduksi serta kajian potensi wilayah pada empat Kabupaten di Jawa Barat untuk pengembangan budidaya belut sawah secara berkelanjutan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2015 hingga Juli 2016. Pengambilan sampel dilakukan di empat populasi penelitian (sawah irigasi) Provinsi Jawa Barat meliputi Kabupaten Indramayu (Desa Babadan), Kabupaten Subang (Desa Compreng), Kabupaten Tasikmalaya (Desa Pasir Panjang), dan Kabupaten Garut (Desa Sindanglaya). Empat Kabupaten (populasi) dalam studi ini dipilih sebagai perwakilan dari wilayah Jawa Barat bagian Utara dan Selatan dengan tipe altitude yang berbeda-beda. Penelitian yang dilakukan meliputi: pengambilan contoh, analisis morfometrik, analisis genetik, dan analisis reproduksi. Sampel ikan belut sawah yang diambil berkisar antara 48 sampai 81 ekor pada setiap populasi penelitian. Sampel diambil dengan menggunakan alat tangkap yang disesuaikan dengan kebiasaan masyarakat setempat seperti perangkap (posong), setrum, dan pancing. Analisis morfometrik dilakukan dengan menggunakan software Exel, SPSS, dan Minitab terhadap nilai koefisien keragaman, perbandingan rasio karakter antar populasi, analisis diskriminan dan analisis klaster ikan belut sawah berdasarkan pengukuran 19 karakter morfometrik. Analisis molekuler dilakukan dengan menggunakan software MEGA 6 untuk menghitung jarak genetik, konstruksi pohon filogenetik, situs nukleotida spesifik. Analisis reproduksi meliputi beberapa parameter pengukuran seperti komposisi jenis kelamin, tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad, dan fekunditas menggunakan software Excel. Kepastian identifikasi ikan belut sawah asal empat populasi penelitian berdasarkan analisis keragaman morfometrik serta genetik mengindikasikan bahwa sedikitnya ada dua spesies kriptik dari spesies Monopterus albus di Jawa Barat. Hubungan kekerabatan yang ditampilkan dalam diagram klaster dan pohon filogenetik dengan marka gen COI dan 16S rRNA menunjukkan bahwa populasi Indramayu dan Subang mengelompok ke dalam klaster A, sedangkan untuk populasi Tasikmalaya dan Garut mengelompok ke dalam klaster B. Potensi keragaman morfometrik berdasarkan jumlah koefisien keragaman morfometrik tertinggi interpopulasi ditemukan pada populasi Subang. Potensi keragaman genetik berdasarkan keberadaan situs nukleotida spesifik hanya ditemukan pada populasi Indramayu dengan marka gen 16S rRNA, sedangkan untuk tiga populasi lainnya tidak ditemukan situs nukleotida spesifik baik marka gen COI maupun 16S rRNA. Hasil kajian reproduksi menunjukkan bahwa secara umum rasio kelamin ikan belut sawah betina dan jantan di alam tidak seimbang (8.7:1). Populasi Subang terpilih sebagai populasi yang memiliki kemampuan untuk bereproduksi lebih cepat dibandingkan dengan tiga populasi lainnya, bserdasarkan ukuran pertama kali matang gonad betina yaitu (≥ 21.6 cm) dan ukuran pertama kali menjadi jantan (≥ 30.9cm). Persentase tertinggi dari ikan betina yang matang gonad di TKG III ditemukan pada populasi Tasikmalaya dan untuk TKG IV ditemukan pada populasi Indramayu. Secara umum rata-rata nilai IKG belut sawah betina lebih besar dibandingkan dengan jantan. Fekunditas dari empat populasi berkisar antara 46- 1357 telur dengan kisaran fekunditas terendah ditemukan pada populasi Subang yaitu 166.5±106.8 butir telur dan tertinggi ditemukan pada populasi Garut yaitu 578.9±158.3 butir telur. Kondisi habitat populasi belut sawah yang berada di dataran rendah (populasi Indramayu dan Subang) dikategorikan sebagai populasi dengan kondisi habitat yang ideal bagi belut sawah untuk berkembang biak dan bertahan hidup berdasarkan nilai rataan faktor kondisi dan pengukuran beberapa parameter kualitas air yang didapatkan. Nilai faktor kondisi belut sawah pada populasi Indramayu dan Subang (dataran rendah) tergolong tinggi dibandingkan dengan populasi Tasikmalaya (dataran sedang) maupun populasi Garut (dataran tinggi), walaupun secara statistik tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (p-value > 0.05). Suhu perairan pada populasi Indramayu dan Subang berkisar antara 29-31 oC, pH berkisar antara 6-7, dan komposisi substrat sawah didominasi oleh debu (49.43%-52.08%). Di sisi lain, populasi Indramayu dan Subang yang terletak di kawasan pantai utara Jawa (PANTURA) yang memiliki kondisi habitat yang relatif terjaga dan keduanya telah ditetapkan sebagai bagian dari wilayah sentra lumbung padi di Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan informasi dasar mengenai hasil kepastian identifikasi, hubungan kekerabatan berdasarkan keragaman morfometrik dan genetik, potensi keragaman morfometrik (koefisien keragaman), potensi keragaman genetik (keberadaan situs nukleotida spesifik), potensi reproduksi (ukuran pertama kali matang gonad betina dan ukuran pertama kali menjadi jantan), serta potensi habitat (kondisi lingkungan perairan dan potensi wilayah sebagai sentra lumbung padi di Jawa Barat) ikan belut sawah, maka populasi Indramayu dan Subang (populasi dataran rendah) terpilih sebagai wilayah yang direkomendasikan untuk dikaji lebih mendalam untuk pencarian populasi benih belut sawah unggul sebagai tahapan dasar untuk pengembangan perikanan belut sawah secara berkelanjutan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAquatic Resource Managementid
dc.subject.ddcMorphometricid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titleKeragaman Morfometrik dan Genetik, serta Potensi Reproduksi Belut Sawah (Monopterus albus) di Empat Kabupaten, Jawa Barat.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordJawa Baratid
dc.subject.keywordMolekulerid
dc.subject.keywordMonopterus albusid
dc.subject.keywordMorfometrikid
dc.subject.keywordReproduksiid
Appears in Collections:MT - Fisheries

Files in This Item:
File SizeFormat 
2016lhe.pdf
  Restricted Access
21.81 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.