Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91489
Title: Valuasi Ekonomi dan Alternatif Kebijakan Pengelolaan Kawasan TNDS, Kalimantan Barat
Authors: Ismail, Ahyar
Simangunsong, Bintang C
Ginting, Thasia
Issue Date: 2017
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Kawasan TNDS (TNDS) sejak tahun 1994 termasuk dalam Ramsar List of Wetlands of International Importance. Luas seluruh kawasan TNDS adalah 132.000 ha ditambah dengan 64.000 ha yang diusulkan sebagai daerah penyangga. Sekitar 20 ha merupakan danau musiman yang menjadi penutup daerah seluas 30.500 ha, sisanya merupakan hutan rawa gambut (SK Menteri Kehutanan dan perkebunan No 34/Kpts- II/1999). Permasalahan di TNDS adalah degradasi sumberdaya alam dan rendahnya pengaturan regulasi di dalam kawasan taman nasional. Kegiatan-kegiatan ini mendorong laju konversi terhadap ekosistem hutan sekitar sebagai daerah tangkap air, menyebabkan pencemaran lingkungan, dan mengancam kelangsungan hidup dari berbagai macam biota dan ekositem peairan di TNDS. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengidentifikasi potensi, pemanfaatan, permasalahan, dan pengelolaan sumberdaya di TNDS; (2) Mengestimasi besar nilai ekonomi langsung dan tidak langsung dari ekosistem TNDS; (3) Merumuskan alternatif kebijakan pengelolaan bekelanjutan ekosistem TNDS. Metode yang digunakan untuk menjawab tujuan tersebut secara berurutan adalah DPSIR, pendekatan TEV, dan analisis SWOT/AHP. Hasil penelitian mengidentifikasi potensi, pemanfaatan, permasalahan, dan pengelolaan sumberdaya di TNDS menggunakan metode Driving force-Pressure-State- Impact-Response (DPSIR) menunjukkan bahwa menurut masyarakat, terjadi penurunan hasil tangkapan ikan dan jumlah panen madu dalam lima tahun terakhir. Selain itu mulai terjadi pencemaran air danau dan konflik kepentingan baik antar masyarakat maupun antar lembaga yang berkepentingan terhadap ekosistem TNDS. Hal ini disebabkan karena adanya faktor pemicu dari sektor perikanan, pertanian, perkebunan, perairan, dan sektor institusi. Berdasarkan perhitungan valuasi ekonomi, nilai ekonomi total ekosistem TNDS adalah sebesar Rp 27.161.233,26 per hektar setiap tahunnya. Nilai ini terdiri dari nilai direct use (nilai langsung) dan indirect use (nilai tidak langsung). Nilai direct use terdiri atas nilai hasil hutan bukan kayu, ikan, pariwisata, transportasi air, sumber air domestik, dan tanaman obat dengan total nilai sebesar Rp 18.591.677 per ha per tahun. Nilai indirect use terdiri atas habitat perikanan dan penyerapan karbon dengan total nilai sebesar Rp 8.569.556,34 per hektar per tahun. Nilai terbesar dari direct use adalah nilai hasil hutan bukan kayu sebesar Rp 7.301.933,86. Nilai terbesar dari indirect use adalah nilai habitat perikanan sebesar Rp 6.541.151,55 per hektar per tahun. Analisis SWOT diperoleh dari hasil DPSIR dan valuasi ekonomi. Berdasarkan tujuan tersebut aktor yang paling tepat untuk mengelola TNDS adalah pihak Balai Besar TNDS. Selanjutnya kriteria yang lebih diprioritaskan adalah sosialisasi nilai ekonomi TNDS (0,388), dilanjutkan oleh pengembangan pariwisata (0,274), pengembangan produk hasil hutan bukan kayu (0,210) dan pemberdayaan ekonomi masyarakat (0,128).
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91489
Appears in Collections:MT - Economic and Management

Files in This Item:
File SizeFormat 
2017tgi.pdf
  Restricted Access
41.47 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.