Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91397
Title: | Ekspresi Gen c-lisozim dan Ketahanan Kentang Transgenik (cv. Atlantic) terhadap Bakteri Ralstonia solanacearum dan Pectobacterium carotovorum |
Authors: | Suharsono Miftahudin Sinaga, Ayu Oshin Yap |
Issue Date: | 2017 |
Publisher: | Bogor Agricultural University (IPB) |
Abstract: | Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu tanaman sumber karbohidrat yang cukup penting dan merupakan pangan alternatif pengganti makanan pokok. Produktivitas kentang di Indonesia sangat berfluktuatif yang disebabkan oleh penyakit pada tanaman kentang. Penyakit utama pada tanaman kentang yang disebabkan oleh bakteri adalah layu bakteri (Ralstonia solanacearum) dan busuk umbi (Erwinia carotovora) atau yang sekarang disebut Pectobacterium carotovorum subsp. Carotovorum yang menyebabkan gejala blackleg. Salah satu upaya penanggulangan penyakit ini adalah penggunaan kultivar unggul yang tahan terhadap patogen penyebab penyakit. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah rekayasa genetika dengan menggunakan gen ketahanan. C-lisozim adalah salah satu gen ketahanan yang telah banyak diketahui dan dimanfaatkan untuk merakit suatu tanaman yang tahan terhadap serangan penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Gen c-lisozim telah diintegrasikan dengan tanaman kentang kultivar Atlantic. Analisis ekspresi gen tersebut dilakukan dengan quantitative PCR dan ketahanannya diuji dengan bakteri Ralstonia solanacearum dan Pectobacterium carotovorum subsp. Carotovorum baik secara in vitro dan rumah kaca. Secara in vitro seluruh klon tanaman transgenik (100%) terlihat tahan terhadap kedua bakteri tersebut. Sedangkan di rumah kaca, 6 klon transgenik tahan terhadap R. solanacearum dan P. carotovorum, sedangkan satu klon lainnya tergolong agak tahan. Tanaman transgenik mempunyai bobot basah tajuk, bobot umbi dan jumlah umbi yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman kentang non-transgenik. Analisis ekspresi gen c-lisozim dengan Real Time Quantitative PCR dengan gen aktin sebagai standar menunjukkan bahwa keenam klon tanaman transgenik mengekspresikan gen c-lisozim jauh lebih tinggi daripada tanaman non-transgenik, yaitu berkisar 12-44 kali. Tingkat ekspresi gen c-lisozim berhubungan erat dengan tingkat resistensi tanaman kentang transgenik terhadap penyakit layu bakteri dan busuk lunak. Klon ATT1 mempunyai resistensi terhadap penyakit layu bakteri dan busuk lunak paling tinggi dan mempunyai ekspresi gen c-lisozim paling tinggi. |
URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91397 |
Appears in Collections: | MT - Mathematics and Natural Science |
Files in This Item:
File | Size | Format | |
---|---|---|---|
2017aoy.pdf Restricted Access | 12.39 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.