Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91276
Title: Aktivitas Antioksidan dan Antiemesis Propolis Trigona spp. dari Tiga Provinsi di Indonesia.
Authors: Sulaeman, Ahmad
Marliyati, Sri Anna
Fahrudin, Mokhamad
Fikri, Al Mukhlas
Issue Date: 2017
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Propolis merupakan salah satu produk lebah yang memiliki banyak manfaat. Salah satu manfaat propolis yang masih belum banyak diteliti adalah kemampuannya sebagai antiemesis (antimual). Eda et al. (2005) membuktikan adanya indikasi propolis sebagai antiemesis. Mual dan muntah merupakan masalah yang sering dihadapi ibu hamil terutama di trimester awal. Menurut Kramer et al. (2013) prevalensi ibu hamil yang mengalami mual dan muntah pada awal kehamilan sebesar 63.3 persen. Selain sebagai antimual, propolis telah lama dipercaya sebagai sumber antioksidan (Pascual et al. 1994). Akan tetapi, aktivitas biologis propolis cenderung tidak konsisten bergantung pada asal, metode ekstraksi, dan lebah penghasil. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk membandingkan aktivitas antiemesis dan antioksidan propolis yang berasal dari tiga provinsi di Indonesia dengan dua metode ekstraksi. Penelitian ini dilaksanakan pada November 2016 hingga Agustus 2017 yang dilaksanakan di Laboratorium Biokimia Departemen Gizi Masyarakat, Kandangan Ayam Fakultas Peternakan, Laboratorium Biofarmaka IPB. Propolis diekstrak dengan Ultrasound-Assissted Extraction (UAE) mengacu pada Trusheva et al. (2007) untuk menghasilkan ekstrak air dan etanol. Uji antioksidan, total fenol dan flavonoid menggunakan metode DPPH (Salazar-Aranda et al. 2011), Folin- Ciocalteau Colorimetric (Kemenkes 2011), dan AlC3 (BPOM 2004). Anak ayam digunakan sebagai hewan coba untuk uji antiemesis (Eda et al. 2005). Propolis Trigona spp. dikumpulkan dari tiga provinsi di Indonesia yaitu Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan dan Banten. Propolis dihaluskan dan dilarutkan ke dalam pelarut (air atau etanol) kemudian disonikasi selama empat jam. Larutan tersebut disaring dan dikonsentrasikan menggunakan evaporator. Rendemen hasil ekstraksi menunjukaan nilai dengan kisaran 4.91±0.82 hingga 12.85±4.81 persen. Rendemen propolis ekstrak etanol dari Sulawesi Selatan merupakan yang paling tinggi dibandingkan propolis lainnya (12.85±0.80%). Hasil penelitian ini mirip dengan hasil penelitian Khacha-ananda et al. (2013) yang mendapatkan rendemen ekstraksi propolis dengan sonikasi sebesar 15.66 persen. Kisaran IC50 yang didapat dari penelitian ini yaitu 452.515±29.27 hingga 1027.288±25.47 ppm. Ekstrak etanol secara signifikan memiliki aktivitas antioksidan yang lebih tinggi daripada ekstrak air. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sun et al. (2015). Kadar fenol yang dideteksi dalam kisaran 1.030±0.03 hingga 2.865±1.07 persen, sedangkan untuk flavonoid 0.076±0.05 hingga 0.339±0.19 persen. Aktivitas antiemesis yang berhasil dideteksi dalam rentang 44.96 persen hingga 98.51 persen. Semua propolis ekstrak air tidak berbeda signifikan dengan kontrol positif (metoclopramide) yang merupakan obat antimual. Penelitian ini berhasil mengonfirmasi aktivitas antiemesis propolis yang pernah diperlihatkan oleh Eda et al. (2005). Terdapat interkasi pelarut dengan asal propolis terhadap aktivitas antioksidan dan antiemesis.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91276
Appears in Collections:MT - Human Ecology

Files in This Item:
File SizeFormat 
2017amf.pdf
  Restricted Access
21.24 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.