Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91058
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSuryahadi-
dc.contributor.advisorAmiroenas, Dwierra Evvyernie-
dc.contributor.authorHidayah, Nur-
dc.date.accessioned2018-02-22T03:32:23Z-
dc.date.available2018-02-22T03:32:23Z-
dc.date.issued2017-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91058-
dc.description.abstractBioproses di dalam rumen merupakan hal yang sangat penting mengingat proses perombakan pakan pada dasarnya adalah kerja enzim yang dihasilkan oleh mikroba rumen. Perbaikan fungsi dari bioproses di dalam rumen dapat dimanipulasi melalui suplementasi pakan. Suplementasi dapat dilakukan dengan pendekatan pemberian probiotik. Probiotik yang digunakan adalah isolat MR4 yang merupakan bakteri rumen anaerob sehingga perlu dienkapsulasi pada saat produksi dan penyimpanan. MR4 dikombinasikan dengan Saccharomyces cerevisiae yang selanjutnya disebut probiotik AME. Penelitian ini terdiri dari dua percobaan. Percobaan 1 bertujuan untuk mengevaluasi viabilitas probiotik AME selama penyimpanan, sebelum diberikan kepada ternak. Percobaan 2 bertujuan untuk mempelajari pengaruh suplemen probiotik AME baik secara tunggal maupun dikombinasikan dengan 10% suplemen yang kaya nutrien (SKN) terhadap kondisi dan pertumbuhan mikroba rumen in vitro. SKN terbuat dari hijauan yang mudah ditemukan di sekitar lokasi peternakan. SKN merupakan sumber energi yang mudah difermentasi, protein mudah didegradasi, makro-mikro mineral dan vitamin. Tujuan pemberian SKN untuk memperbaiki zat terkonsentrasi yang kurang tersedia dalam ransum. Percobaan 1 dirancang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan (1, 2, 3, 4 minggu penyimpanan) dan 3 ulangan. Data dianalisis dengan sidik ragam, dilanjutkan dengan uji duncan. Percobaan 2 dirancang menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) 6 x 3, dan 4 kelompok (ulangan) berdasarkan waktu pengambilan cairan rumen. Faktor pertama adalah ransum perlakuan sebanyak 6 jenis ransum: R1 = ransum basal untuk sapi perah laktasi dengan rasio hijauan terhadap konsentrat (F: C) = 60:40 (tanpa suplementasi probiotik AME dan 10% SKN), R2 = R1 + 1 dosis probiotik AME, R3 = R1 + 2 dosis probiotik AME, R4 = R1 + 10% SKN, R5 = R4 + 1 dosis probiotik AME + 10% SKN, R6 = R4 + 2 dosis probiotik AME + 10% SKN. Faktor kedua adalah waktu inkubasi (1, 2, 3 jam). Satu dosis probiotik AME terdiri dari S.cerevisiae dan MR4 terenkapsulasi dengan dosis berturut-turut 2 x 1010 cfu kg-1 ransum dan 6.5 x 107 cfu kg-1 ransum. Faktor kedua adalah waktu inkubasi terdiri dari 1, 2, dan 3 jam. Data dianalisis dengan sidik ragam, dilanjutkan dengan uji ortogonal kontras. Hasil percobaan 1 menunjukkan bahwa viabilitas probiotik AME selama penyimpanan menurun secara signifikan (p<0.05). Rerata viabilitas S.cerevisiae dan MR4 terenkapsulasi pada akhir penyimpanan berturut-turut 85.61% dan 81.90%. Ini menunjukkan bahwa teknik enkapsulasi mampu mempertahankan viabilitas probiotik AME selama 4 minggu penyimpanan pada suhu ruang. Hasil percobaan 2 menunjukkan bahwa perlakuan, waktu inkubasi, dan interaksi keduanya berpengaruh signifikan terhadap peningkatan NH3, VFA total, bakteri total, dan yeast (p<0.05), dan menurunkan populasi protozoa (p<0.05). Namun demikian, perlakuan dan waktu inkubasi tidak mempengaruhi kondisi pH rumen (p>0.05). Ransum yang tersuplementasi 2 dosis probiotik AME dikombinasikan dengan 10% SKN paling efektif menurunkan populasi protozoa, meningkatkan NH3, VFA total, bakteri total, dan yeast (p<0.05), dan menstabilkan pH rumen. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis suplementasi probiotik AME semakin meningkatkan fermentabilitas dan pertumbuhan mikroba rumen, kecuali protozoa. Suplementasi 10% SKN ke dalam ransum berdampak positif terhadap penurunan populasi protozoa, namun populasi yeast juga mengalami penurunan. Keduanya memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap saponin yang terdapat pada bahan pembuatan SKN. Penggunaan suplementasi probiotik AME dan 10% SKN dapat digunakan untuk meningkatkan fermentabilitas dan pertumbuhan mikroba rumen in vitro.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAnimal Feedingid
dc.subject.ddcFeed materialid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBogor-JABARid
dc.titleViabilitas dan Efek Pemberian Probiotik AME (Anaerobik Majemuk Enkapsulasi) terhadap Kondisi serta Pertumbuhan Mikroba Rumen in vitro.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordviabilitasid
dc.subject.keywordprobiotikid
dc.subject.keywordfermentabilitasid
dc.subject.keywordmikroba rumenid
dc.subject.keywordSKNid
Appears in Collections:MT - Animal Science

Files in This Item:
File SizeFormat 
2017nhi.pdf
  Restricted Access
14.13 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.