Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91042
Title: Potensi Senyawa Aktif dari Jati Belanda, Jabon, dan Mindi sebagai Inhibitor HMG-KoA Reduktase.
Authors: Sulistiyani
Lelono, Raden Arthur Ario
Rahmania, Shelly
Issue Date: 2017
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Penyakit kardiovaskuler adalah penyebab utama kematian di dunia. Sebanyak 17.5 juta orang meninggal akibat penyakit ini pada tahun 2012 (WHO 2016). Salah satu jenis penyakit ini adalah penyakit jantung koroner. Riset kesehatan dasar (Riskesdas) dalam Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2013) melaporkan bahwa berdasarkan diagnosis dokter, prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia sebesar 0.5% atau diperkirakan sekitar 883,447 orang. Salah satu penyebabkan adalah tingginya konsentrasi kolesterol darah. Indonesia memiliki beragam tumbuhan berkhasiat obat yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai produk antikolesterol, tetapi masih sedikit produk herbal antikolesterol yang didukung oleh informasi ilmiah terkait mekanisme/cara kerja zat aktifnya. Salah satunya adalah produk antikolesterol yang berbasis mekanisme penghambatan enzim 3-hidroksi-3-metilglutaril (HMG)-KoA reduktase (inhibitor HMG-KoA reduktase). Enzim HMG-KoA reduktase (HMGR) adalah enzim yang paling penting pada proses biosintesis kolesterol. Enzim ini mengatalisis proses pembentukan mevalonat yang nantinya akan membentuk kolesterol (Harvey dan Ferrier 2011). Sampai saat ini, obat penurun kolesterol yang umum dipakai masyarakat adalah kelompok statin yang berkhasiat sebagai penghambat enzim HMGR (Sullivan 2007), tetapi penggunaan jangka panjang berpotensi menimbulkan efek samping yang perlu dipertimbangkan. Adanya efek samping dari statin, mendorong berbagai penelitian guna mencari senyawa lain selain statin yang dapat menurunkan kadar kolesterol. Tiga tumbuhan hutan berkhasiat obat diketahui memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai produk herbal penurun kolesterol, tetapi informasi ilmiah tentang mekanismenya masih terbatas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji potensi dari daun jati belanda (Guazuma ulmifolia), jabon (Antocephalus macrophyllus), dan mindi (Melia azedarach) sebagai inhibitor HMG-KoA reduktase (HMGR). Penelitian diawali dengan melakukan ekstraksi flavonoid dengan pelarut metanol dan etanol. Sampel dimaserasi dalam metanol 96% (ekstrak flavonoid metanol) dan dalam etanol 96% (ekstrak flavonoid etanol), lalu filtrat dipartisi menggunakan n-heksana dan kloroform. Pengaruh setiap ekstrak pada aktivitas HMGR dianalisis melalui metode spektrofotometri menggunakan HMGR asai kit,. Pengujian ini membutuhkan HMG-KoA sebagai substrat dan NADPH sebagai koenzim. Banyaknya NADPH sisa diukur setiap 20 detik pada panjang gelombang 340 nm. Adanya inhibitor akan mengakibatkan konsumsi NADPH akan lebih sedikit. Semua sampel ekstrak flavonoid metanol ketiga tanaman memperlihatkan kemampuannya dalam menghambat enzim HMGR. Daya hambat ekstrak flavonoid metanol tertinggi dimiliki oleh ekstrak G.ulmifolia (daya hambat 79.85-94.42%) dibandingkan tanaman lainnya. Terkait pengembangan produk ke depannya, ekstrak flavonoid etanol dari G.ulmifolia diuji aktivitas penghambatannya. Daya hambat maksimal ekstrak flavonoid etanol G.ulmifolia mencapai 82.8% pada konsentrasi 10 ppm, bahkan lebih tinggi bila dibandingkan dengan kontrol inhibitor HMG-KoA reduktase (73.91%) dalam penelitian ini; yaitu pravastatin yang merupakan turunan dari statin yang selama ini telah diketahui sebagai inhibitor HMGR. Fenomena menarik terlihat saat konsentrasi ditingkatkan pada 20 ppm, aktivitas penghambatan malah menurun hingga 45.65%. Hal ini diduga karena adanya interaksi senyawa dalam sampel yang mengandung campuran berbagai senyawa flavonoid dengan pengaruh yang berbeda-beda. Adanya aktivitas penghambatan enzim diduga akibat senyawa aktif di dalam ekstrak. Ekstrak flavonoid etanol G.ulmifolia memiliki kadar terendah baik total fenolik (11.00 mg asam galat/g kering) maupun total flavonoidnya (0.22 mg kuersetin/g kering). Meskipun kadar total fenolik dan flavonoidnya rendah, namun daya hambat yang ditunjukkan G.ulmifolia lebih besar dibandingkan ekstrak yang lainnya. Hasil dari analisis menggunakan HPLC (High Performance Liquid Chromatography) juga menunjukkan bahwa ekstrak flavonoid etanol G.ulmifolia mengandung kuersetin pada konsentrasi rendah, sama rendahnya bila dibandingkan dengan ekstrak lainnya (6.7%, 6.6%, dan 7.0%; berturut-turut untuk G.ulmifolia, A.macrophyllus, dan M.azedarach). Hal ini menunjukkan bahwa kuersetin bukan senyawa aktif utama yang bertanggung jawab pada kemampuan daya hambat enzim dalam ekstrak flavonoid etanol G.ulmifolia. Identifikasi lebih lanjut dengan menggunakan LC-MS/MS (Liquid Chromatography-Mass Spectrometer) menunjukkan bahwa sampel G.ulmifolia mengandung senyawa aktif lain dengan berat molekul 380.0723 Da. Senyawa yang teridentifikasi oleh MS hanya memperkirakan bobot molekulnya, namun tidak dapat memperkirakan senyawanya secara tepat. Analisis jenis dan nama senyawa lebih lanjut dapat dilakukan dengan menggunakan instrument NMR (Nuclear Magnetic Resonance) dan uji lanjut lainnya.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91042
Appears in Collections:MT - Mathematics and Natural Science

Files in This Item:
File SizeFormat 
2017sra.pdf
  Restricted Access
12.66 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.