Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91038
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorPuspitawati, Herien-
dc.contributor.advisorMuflikhati, Istiqlaliyah-
dc.contributor.authorSilitonga, Mirdat-
dc.date.accessioned2018-02-22T03:28:37Z-
dc.date.available2018-02-22T03:28:37Z-
dc.date.issued2017-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91038-
dc.description.abstractKeterbatasan ekonomi keluarga menuntut istri harus bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW ) untuk beberapa tahun. Hilangnya peran istri untuk sementara waktu dalam kehidupan rumah tangga tentu mempengaruhi anggota keluarga dan kehidupan sosial keluarga. Perginya istri tentu berpengaruh terhadap psikologis suami dan juga anak. Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengidentifikasi karakteristik suami dan istri, karakteristik keluarga, modal sosial, coping ekonomi, gejala stres dan kesejahteraan subjektif suami pada keluarga TKW, (2) Menganalisis hubungan karakteristik suami dan istri, modal sosial dan coping ekonomi dengan gejala stres dan kesejahteraan subjektif suami pada keluarga TKW, (3) Menganalisis pengaruh karakteristik suami dan istri, modal sosial dan coping ekonomi terhadap gejala stres dan kesejahteraan subjektif suami pada keluarga TKW. Penelitian dilakukan di Kecamatan Tanggeung dan Kecamatan Kadupandak, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Kabupaten Cianjur menduduki peringkat ke 3 terbesar sebagai penyumbang TKI di Jawa Barat dan ke 6 terbesar dari seluruh Indonesia. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai bulan Desember 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga TKW di Kabupaten Cianjur. Contoh penelitian ini adalah keluarga utuh TKW dengan istri bekerja sebagai TKW minimal enam bulan. Responden dalam penelitian ini ada suami. Penentuan contoh dilakukan secara purposive sampling dengan kriteria istri bekerja sebagai TKW. Jumlah contoh sebanyak 75 suami. Jenis data adalah data primer. Data primer didapatkan melalui penggalian informasi dari responden dengan cara wawancara langsung menggunakan kuesioner. Data kemudian diolah dan dianalisis. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis inferensia. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata usia suami dan istri adalah 41,6 tahun dan 36,6 tahun, dimana setengah dari suami berada pada kategori dewasa madya, sedangkan sebagian besar (80 persen) istri berada pada kategori dewasa muda. Pendidikan suami dan istri berada pada kategori sekolah dasar, dimana rataan pendidikan suami 6,70 tahun dan istri 6,41 tahun. Pekerjaan suami cukup beragam (petani, buruh harian lepas, wiraswasta, karyawan swasta dan pegawai negeri sipil), namun sebagian besar bekerja sebagai buruh harian lepas. Lama istri bekerja sebagai TKW cukup bervariasi, dimana istri paling lama menjadi TKW adalah 74 bulan dengan rataan 30,5 bulan. Besar keluarga TKW termasuk dalam keluarga kecil, dengan rataan 4,3 orang per keluarga. Sebagian besar (84 persen) keluarga TKW berpendapatan diatas UMK Kabupaten Cianjur, apabila pendapatan suami dan istri digabung. Modal sosial suami berada pada kategori sedang, dengan rataan 64,42. Dimensi tertinggi adalah dimensi kepercayaan, dengan rataan 78,44. Sementara dimensi paling rendah adalah norma sosial dengan rataan 52,97. Coping ekonomi yang dilakukan suami berada pada kategori sedang, dengan rataan 54,07. Untuk menghadapi masalah ekonomi, coping yang paling banyak dilakukan suami adalah mengurangi konsumsi dengan rataan 81,77 dan coping yang paling jarang suami lakukan adalah menjual aset, dengan rataan hanya 4,20. Gejala stres yang dialami suami berada pada kategori rendah, dengan rataan 31,91. Dimensi fisik merupakan dimensi tertinggi, dengan rataan 65,33 dan dimensi tingkah laku menjadi dimensi terendah, dengan rataan hanya 9,44. Kesejahteraan subjektif suami berada pada kategori rendah, dengan rataan 31,91. Dimensi kesehatan merupakan dimensi tertinggi dengan rataan 64,22, sementara kondisi ekonomi menjadi dimensi terendah, dengan rataan hanya 15,44. Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan bahwa variabel modal sosial berhubungan positif dengan kesejahteraan subjektif suami, sementara coping ekonomi dan gejala stres suami berhubungan negatif dengan kesejahteraan subjektif suami. Hasil uji pengaruh menggunakan Partial Least Square (PLS) menunjukkan karakteristik suami, modal sosial, berpengaruh positif terhadap kesejahteraan subjektif suami, sementara coping ekonomi dan gejala stres berpengaruh negatif terhadap kesejahteraan subjektif suami. Adapun saran yang diberikan adalah (1) Untuk meningkatkan kesejahteraan subjektif suami baiknya suami memperkuat modal sosial. Modal sosial yang semakin baik akan membantu keluarga keluar dari masalah ekonomi. (2) Sebaiknya coping ekonomi yang dilakukan keluarga TKW adalah memanfaatkan pekarangan dengan baik, (3) Untuk penelitian selanjutnya diharapkan penelitian tentang coping psikologis, karena masalah yang dihadapi suami keluarga TKW lebih kompleks.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcFamily unitsid
dc.subject.ddcFamilyid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcCianjur-JABARid
dc.titleModal Sosial, Coping Ekonomi, Gejala Stres, dan Kesejahteraan Subjektif Suami pada Keluarga TKWid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordeconomic copingid
dc.subject.keywordsubjective well-beingid
dc.subject.keywordsocial capitalid
dc.subject.keywordstress symptomid
Appears in Collections:MT - Human Ecology

Files in This Item:
File SizeFormat 
2017msi.pdf
  Restricted Access
25.96 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.