Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91011
Title: Kajian Equine Infectious Anemia pada Kuda Impor di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta
Authors: Murtini, Sri
Pamungkas, Joko
Marlefzena
Issue Date: 2017
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Penyakit Equine Infectious Anemia (EIA) sebelumnya dikenal sebagai Swamp Fever. Penyakit ini disebabkan oleh EIA Virus (EIAV). Virus ini masuk dalam genus Lentivirus, subfamili Orthoretrovirinae, famili Retroviridae. Semua Lentivirus menyebabkan infeksi persisten dan penyakit progresif lambat dan sering mengakibatkan kematian. EIAV terbatas pada equidae. Darah kuda terinfeksi adalah sumber penting transmisi EIAV ke kuda rentan. Perpindahan darah melalui serangga penghisap darah adalah cara utama penularan secara alami. Agar gel imunodifusion test (AGID) dan enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) merupakan uji laboratorium yang akurat dan direkomendasikan oleh Office Internationale des Epizooties (OIE) untuk penyakit ini. Indonesia belum memiliki data ilmiah mengenai keberadaan penyakit EIA, sedangkan pada negara pengekspor telah banyak dilaporkan dengan prevalensi yang bervariasi. Importasi kuda dapat berpotensi membawa EIAV masuk dan tersebar di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mendeteksi titer antibodi anti EIAV pada kuda impor. (2) mendapatkan informasi tentang hubungan antara hasil laboratorium dengan data sekunder negara asal. Penelitian menggunakan metode ELISA untuk pemeriksaan titer antibodi terhadap EIAV. Data sekunder dikumpulkan dari Health Certificate negara asal, World Animal Health Information System (WAHIS) Interface OIE tahun 2016 dan literatur. Importasi kuda Indonesia berasal dari negara Argentina, Australia, Belanda, Jerman, Malaysia dan Singapura. Rute perjalanan kuda impor ke Indonesia dengan rute langsung atau transit di negara Amerika Serikat, Belanda dan Malaysia. Singapura dan Belanda merupakan negara dengan status penyakit EIA tidak pernah muncul di WAHIS OIE. Penyakit EIA dilaporkan tidak muncul pada periode tertentu di negara Jerman, Malaysia dan Australia. Status penyakit EIA dengan gejala klinis ditetapkan pada negara Argentina. Vektor mekanik di negara-negara asal kuda impor dan di Indonesia yaitu Tabanidae dan Stomoxidae. Setiap kuda impor telah diberikan terapi pengendalian ektoparasit dan vektor di negara asal masing-masing sebelum diekspor ke Indonesia. Kuda impor telah ditempatkan pada instalasi karantina pre-ekspor di negara asal masing-masing selama 14 hari di negara asal. Selama masa karantina pre-ekspor ini, dilakukan uji AGID terhadap EIAV dengan hasil negatif. Kuda yang dikirim berada dalam kondisi yang sehat dan tidak menunjukkan gejala klinis penyakit infeksius sebelum diberangkatkan. Sebanyak 133 sampel darah dikumpulkan. 87 sampel berasal dari kuda impor, 17 sampel dari kuda eks-impor tahun 2016, 13 sampel dari kuda eks-impor tahun 2015 dan 16 sampel dari kuda peranakan lokal. Hasil uji menunjukkan bahwa tidak ditemukan antibodi anti EIAV pada seluruh serum kuda. Hal ini disebabkan telah dipenuhinya beberapa perlakuan kesehatan hewan di negara asal kuda impor. Jaminan importasi kuda ke Indonesia bebas dari EIAV memerlukan pelaksanaan masa karantina pasca masuk serta pemilihan jenis uji dan pengulangan uji laboratorium terhadap kuda impor sesuai status dan prevalensi penyakit EIA negara-negara asal kuda. Surveilans perlu dilakukan terhadap Equidae suseptibel dan vektor penyakit EIA di Indonesia. Perlu disusun pedoman surveilans dan pengembangan sistem pengawasan untuk pencegahan dan pengendalian penyakit EIA di Indonesia sebagai antisipasi adanya kasus di masa mendatang.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91011
Appears in Collections:MT - Veterinary Science

Files in This Item:
File SizeFormat 
2017mar.pdf
  Restricted Access
14.58 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.