Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/90999| Title: | Proyeksi Perubahan Penggunaan Lahan dan Dampaknya Terhadap Banjir di Daerah Aliran Sungai Batanghari |
| Authors: | Sapei, Asep Apip Utami, Nurya |
| Issue Date: | 2017 |
| Publisher: | Bogor Agricultural University (IPB) |
| Abstract: | Konversi lahan hutan menjadi kawasan hunian baik hulu maupun hilir merupakan salah satu kontributor utama Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari menjadi kritis. Karena pembukaan lahan yang merajalela untuk perkebunan karet dan kelapa sawit sebagai komoditas utama, berubah menjadi efek yang sangat buruk dalam jangka panjang. Beberapa penelitian yang telah dilakukan bahwa selain curah hujan yang ekstrim, konversi lahan juga menjadi faktor penyebab banjir. Perubahan penggunaan lahan di daerah aliran sungai termasuk urbanisasi dan deforestasi terus menerus mempengaruhi ketersediaan air dan luas permukaan dan interaksi air bawah permukaan (Butt et al. 2015). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan proyeksi secara kuantitiafif mengenai perubahan penggunaan lahan di tahun 2030 dan 2040 dan memproyeksi area genangan banjir dan tinggi muka air sungai Batanghari. Proyeksi penggunaan lahan di DAS Batanghari dilakukan dengan menggunakan model dinamis CLUE (Conversion of Land Use and its Effect) (Verburg et al. 2002). Sementara model banjir menggunakan Rainfall-Runoff-Inundation (RRI) yang dikembangkan oleh Sayama et al. (2012). Berdasarkan klasifikasi penggunaan lahan dari tahun 1990 hingga tahun 2015 dapat disimpulkan bahwa luasan tutupan lahan hutan terus menurun dari tahun ke tahun. Sementara lahan pertanian terus meningkat hingga tahun 2015. Tutupan lahan terbuka selalu meningkat mengingat akan tingginya permintaan kebutuhan pangan. Namun, umumnya tidak bertahan lama karena tipe penggunaan lahan ini nantinya akan dikonversi menjadi lahan pertanian. Sementara luasan semak belukar terus menurun dikarenakan alih guna lahan menjadi kebun campuran ataupun menjadi pemukiman. Seiring dengan bertambahnya penduduk, area pemukiman meningkat namun tidak terlalu signifikan. Berdasarkan hasil proyeksi tahun 2030 dan 2040, lahan hutan dan lahan pertanian tidak terlalu berubah secara drastis dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Luas area hutan diprediksi akan terus menurun hingga 53 % dari luas total awal di tahun 1990 yaitu 1.221.800 ha. Sementara lahan pertanian meningkat hingga 129 % (2.853.200 ha). Semak belukar tersisia hingga 20.000 ha dan lahan terbuka yang akan menurun di tahun 2020 dikarenakan batas RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah. Sehingga luasan hutan tidak boleh dikonversi lagi ketika mencapai batas. Perubahan lahan ini berdampak pada komponen hidrologi, salah satunya yaitu debit sungai. Rasio debit sungai maksimum dan minimum yang sangat tinggi mengindikasikan bahwa DAS Batanghari mengalami kerusakan. Debit yang terlalu tinggi di musim hujan akan mengakibatkan wilayah hilir tergenang banjir. Skenario hasil model RRI menunjukkan bahwa perubahan penggunaan lahan memberikan kontribusi sekitar 20% terhadap kejadian banjir. Sementara faktor curah hujan ekstrim memiliki pengaruh yang paling kuat terhadap bahaya banjir di DAS Batanghari yaitu sekitar 80%. Hasil proyeksi model tahun 2040 dengan kombinasi skenario perubahan iklim RCP 8.5, akan diperkirakan penambahan luasan banjir 1013 km2 dari simulasi banjir di tahun 2015 (data iklim kondisi sekarang). Walaupun kontribusi akan perubahan penggunaan lahan tidak terlalu besar, namun cukup signifikan terhadap penambahan luasan genangan dan frekuensi terjadinya banjir. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/90999 |
| Appears in Collections: | MT - Professional Master |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| 2017nut.pdf Restricted Access | 22.53 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.