Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/90982
Title: Pengelolaan Budidaya Laut Tiram Mutiara (Pinctada maxima) dan Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii) Berbasis Daya Dukung Lingkungan (Studi Kasus: Kabupaten Barru Sulawesi Selatan).
Authors: Hariyadi, Sigid
Arifin, Taslim
Rizaki, Irfanudin
Issue Date: 2017
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Kondisi pemanfaatan pesisir di Kabupaten Barru meliputi: budidaya perairan payau dan tawar, perikanan tangkap, industri, pertanian, transportasi dan pemukiman. Keberadaan pemanfaatan tersebut secara tidak langsung memiliki kontribusi dalam meningkatkan jumlah bahan pencemar yang masuk ke perairan pesisir. Hal itu sangat penting bagi penerapan budidaya laut tiram mutiara (Pinctada maxima) dan rumput laut (Kappaphycus alvarezii) yang bergantung pada kondisi lingkungan perairan sehingga aspek tersebut perlu dikaji. Mengingat potensi perairan untuk pengembangan budidaya laut cukup terbuka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik perairan bagi pemanfaatan budidaya tiram mutiara dan rumput laut, menghitung nilai kesesuaian dan daya dukung lingkungan perairan untuk kegiatan budidaya laut tiram mutiara dan rumput laut dan merumuskan pengelolaan terhadap pemanfaatan kegiatan budidaya laut. Penelitian dilakukan pada Mei dan Oktober 2014 serta September 2015 dengan metode survey lapang dan data sekunder. Analisis data meliputi analisis karakteristik perairan, analisis kesesuaian (Kangkan 2006; Parenrengi et al. 2011) dan daya dukung lingkungan perairan melalui pendekatan unsur nutrien fosfat (Kurnia 2011) serta analisis spasial. Pengembangan budidaya laut di Kabupaten Barru memiliki kondisi yang layak diperuntukkan budidaya tiram mutiara dan rumput laut hal tersebut diindikasikan oleh kondisi suhu perairan, salinitas, oksigen terlarut, dan pH. Sedangkan kandungan nitrat dan fosfat di perairan memiliki nilai lebih tinggi dari batas baku mutu biota laut kondisi tersebut layak untuk budidaya tiram mutiara dan rumput laut. Lokasi yang dapat menerapkan budidaya tiram mutiara (Pinctada maxima) terdapat 3 lokasi sangat sesuai (86.1-87.8%). Berada di Kecamatan, Mallusetasi, Soppeng Riaja dan Ballusu. Sedangkan lokasi budidaya rumput laut (Kappaphycus alvarezii) yang sangat sesuai (79-90%) juga terdapat 3 lokasi di Kecamatan Mallusetasi, Balusu dan Barru. Batasan dalam daya dukung budidaya tiram mutiara berdasarkan kandungan fosfat diperoleh produksi sebesar 709.7 ton tiram mutiara (1 unit) longline. Sedangkan daya dukung budidaya rumput laut diperoleh produksi 10 ton rumput laut (12 unit) rawai (longline). Rumusan pengelolaan budidaya tiram mutiara dan rumput laut yaitu keterpaduan antar pemangku kepentingan meliputi: pemerintah daerah, masyarakat dan pihak pengembang yang berbasis zonasi. Pemanfaatan berbasis zonasi merupakan pembagian ruang berdasarkan kesesuaian lokasi dan daya dukung dalam lingkup wilayah adminstrasi desa. Sehingga terdapat 6 desa yang dapat menerapkan budidaya tiram mutiara serta 5 desa yang dapat mengoptimalkan budidaya rumput laut.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/90982
Appears in Collections:MT - Fisheries

Files in This Item:
File SizeFormat 
2017iri.pdf
  Restricted Access
22.16 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.