Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/90969
Title: Karakteristik Morfologi Kelenjar Anal Musang Luak (Paradoxurus hermaphroditus).
Authors: Novelina, Savitri
Adnyane, I Ketut Mudite
Maha, Inggrid Trinidad
Issue Date: 2017
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Musang luak merupakan hewan yang termasuk famili Viverridae yang saat ini banyak dibudidayakan di Indonesia. Hewan yang termasuk famili Viverridae ini dicirikan memiliki kaki kecil dan pendek, badan dan ekor panjang, hidung panjang dan memiliki kelenjar penanda. Sekreta kelenjar penanda yang beraroma pandan berfungsi sebagai penanda territorial maupun komunikasi reproduksi. Pada masa estrus, musang luak betina aktif mengeluarkan aroma pandan dan lebih memilih pejantan yang memiliki aroma lebih kuat. Pada musang jantan selain sebagai penanda teritorial, aroma penanda ini juga untuk memberi sinyal kepada hewan betina. Penelitian mengenai kelenjar anal musang luak belum pernah di laporkan. Kelenjar anal memegang peranan dalam komunikasi reproduksi dan hal ini menunjang budidaya musang luak, maka menarik untuk dilakukan penelitian tentang karakteristik morfologi kelenjar anal secara makroskopis maupun mikroskopis Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik morfologi kantung kelenjar anal musang luak (Paradoxurus hermaphroditus) secara makroskopis maupun mikroskopis. Organ kantung kelenjar anal dari satu ekor musang luak jantan dan satu ekor musang luak betina digunakan dalam penelitian ini. Pengamatan makroanatomi meliputi pengamatan bentuk, pengukuran dan penimbangan kelenjar anal. Pengamatan mikroskopis dengan pewarnaan hematoxylin-eosin (HE), alcian blue (AB), periodic acid Schiff (PAS) dan Cason’s trichrome. Pewarnaan HE merupakan pewarnaan untuk pengamatan struktur histologis umum suatu jaringan. Pewarnaan AB pH 2.5 untuk pengamatan kandungan karbohidrat asam. Pewarnaan PAS untuk pengamatan kandungan karbohidrat netral. Adapun pewarnaan Cason’s trichrome dilakukan untuk mendeteksi kandungan jaringan ikat. Musang luak memiliki sepasang kantung kelenjar anal yang berbentuk bulat terletak di bagian ventrolateral anus. Masing-masing kantung kelenjar anal memiliki ostium yang terletak dorsolateral anus di bagian zona kutaneus kanal anal. Sekreta kelenjar anal terkumpul dalam sebuah kantung anal yang nantinya disalurkan keluar tubuh melalui ostium kantung kelenjar anal. Posisi kantung kelenjar anal musang luak berada di sekitar zona kolumnar, zona intermedia dan zona kutanea kanal anal. Kantung kelenjar anal ini terbentuk dari invaginasi bilateral mukosa ketiga zona tersebut. Pada pewarnaan HE tampak kelenjar sebasea dan kelenjar keringat apokrin di dinding kantung anal. Pewarnaan AB bereaksi negatif terhadap sekreta dan asinar kelenjar sebasea, begitu juga sitoplasma dan sekreta kelenjar keringat apokrin. Sekreta dan asinar pada kelenjar sebasea bereaksi positif terhadap pewarnaan PAS, sitoplasma dan sekreta kelenjar keringat apokrin juga bereaksi positif terhadap pewarnaan PAS. Pewarnaan Cason’s trichrome menunjukkan jaringan ikat kolagen di sekitar kelenjar sebasea, kelenjar keringat apokrin dan di dinding pembentuk kelenjar anal. Hasil penelitian ini menunjukkan karakteristik, struktur umum jaringan, kandungan karbohidrat, serta distribusi jaringan ikat yang terdapat pada kantung kelenjar anal musang luak. Kelenjar sebasea dan kelenjar keringat apokrin berkembang baik di dinding kantung kelenjar anal. Kandungan karbohidrat netral terdapat pada kelenjar sebasea dan kelenjar keringat apokrin, namun tidak mengandung karbohidrat asam. Jaringan ikat kolagen dan otot skelet menjadi pembentuk dinding kantung kelenjar anal musang luak.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/90969
Appears in Collections:MT - Veterinary Science

Files in This Item:
File SizeFormat 
2017itm.pdf
  Restricted Access
13.94 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.