Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/90939
Title: Efisiensi Sediaan Minyak Inti Sawit sebagai Bahan Baku dalam Meningkatkan Kinerja Rantai Pasok PT XYZ
Authors: Nurmalina, Rita
Rifin, Amzul
Sinaga, Fika Harini
Issue Date: 2017
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Sektor industri kimia dasar memiliki prospek yang cerah namun kontribusi terhadap nilai ekspor nasional masih rendah khususnya pada industri oleokimia, sehingga membuat pemerintah memberlakukan beberapa kebijakan dan upaya di level pelaksana. Peningkatan kapasitas produksi dan stimulasi pertumbuhan bisnis baru merupakan upaya yang dilakukan pada industri ini. Ketersediaan bahan baku yang melimpah memunculkan peluang untuk merealisasikan peningkatan ekspor produk olahan di sektor industri olekimia. PT XYZ merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di industri oleokimia yang telah menerapkan manajemen rantai pasok dan melakukan peningkatan kapasitas produksi. Munculnya perusahaan baru menyebabkan terjadinya persaingan antar perusahaan dalam memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan, sehingga perlu melihat efisiensi sediaan minyak inti sawit sebagai bahan baku dan kinerja rantai pasok pada PT XYZ yang menjadi subjek tujuan penelitian ini. Metode yang digunakan untuk mengukur efisiensi sediaan minyak inti sawit sebagai bahan baku adalah Economic Order Quantity (EOQ), sedangkan metode yang digunakan untuk mengukur kinerja rantai pasok adalah Supply Chain Operation Reference (SCOR). Penelitian ini dibatasi pada bahan baku PKO dari pemasok dan produk lauric acid 99 persen dan myristic acid 99 persen yang diproduksi oleh PT XYZ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode sediaan bahan baku dengan menggunakan metode EOQ dapat menghemat 2 865.1 USD atau 0.003 persen dibandingkan dengan metode perusahaan. Bila dilihat dari jumlah pemesanan dengan menggunakan metode EOQ dalam setahun sebanyak 436 kali tidak dapat dilakukan oleh PT XYZ. Perusahaan melakukan pemesanan sebanyak 44 kali selama setahun, namun pengiriman bahan baku disesuaikan dengan kebutuhan produksi harian. Hal ini disebabkan oleh hubungan antara pemasok dan PT XYZ yang berada dalam satu grup, sehingga kegiatan dari hulu hingga hilir terintegrasi dengan baik. Aliran rantai pasok PT XYZ melibatkan pemasok, perusahaan (PT XYZ), dan langsung ke pelanggan. Kinerja rantai pasok PT XYZ dapat dikatakan belum optimal karena nilai matrik Perfect Order Fullfilment (POF) sebesar 88.36 persen lebih rendah dibandingkan dengan target perusahaan. Sedangkan matrik Order Fullfilment Cycle Time (OFCT) selama 44 hari dan Cash to Cash Cycle Time (CTCCT) selama 51 hari sesuai dengan target. Pada level 2, PT XYZ melakukan seluruh kegiatan pada proses planning (P1-P5), executing (S2, M1, M2, M3, D2, D3, dan DR1) dan enabling. Pada pemetaan level 2 diperoleh hasil bahwa proses deliver memiliki kinerja paling rendah dibandingkan sources dan make. Selanjutnya dilihat level 3 guna memaparkan lebih detil lagi proses deliver yang merupakan kinerja paling rendah.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/90939
Appears in Collections:MT - Economic and Management

Files in This Item:
File SizeFormat 
2017fhs.pdf
  Restricted Access
23.66 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.