Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/90888
Title: Analisis Keberlanjutan Usaha Peternakan Sapi Perah Rakyat Pola Low External Input Sustainable Agriculture
Authors: Purwanto, Bagus Priyo
Nahrowi
Ridwan, Wonny Ahmad
Atabany, Afton
Asminaya, Nur Santy
Issue Date: 2017
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Usaha peternakan sapi perah rakyat KUNAK merupakan salah satu usaha peternakan sapi perah rakyat yang menerapkan pola Low External Input Sustainable Agriculture (LEISA). Menurut Reijntjes (1999), LEISA merupakan salah satu bentuk sistem pertanian berkelanjutan yang menerapkan penggunaan input external yang rendah dengan tujuan memaksimumkan daur ulang dan meminimalkan pengaruh buruk lingkungan. Akan tetapi, penerapan pola tersebut dikhawatirkan akan menyebabkan kerusakan lingkungan dan degradasi sumber daya alam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keberlanjutan usaha peternakan sapi perah rakyat yang menerapkan pola LEISA di KUNAK. Peneltian ini terdiri dari 3 tahapan penelitian yaitu : (1) Mengevaluasi keragaan peternakan sapi perah rakyat yang menerapkan pola LEISA di KUNAK; (2) Mengetahui variabel penting yang paling berpengaruh dalam sistem usaha peternakan sapi perah rakyat pada musim hujan dan kemarau di KUNAK menggunakan metode Multidimension Scaling (MDS); (3) Merumuskan kebijakan untuk meningkatkan keberlanjutan usaha peternakan sapi perah yang efisien dan ramah lingkungan pada peternakan sapi perah rakyat yang menerapkan pola LEISA di KUNAK. Analisis terhadap status keberlanjutan dilakukan dengan pendekatan multidimensional scalling (MDS) dengan software RapDairy (modifikasi Rapfish (Rapid Appraisal of Fisheries)) dengan tahapan analisis keberlanjutan meliputi : (1) Penentuan atribut dimensi ekologi, ekonomi, sosial budaya, teknologi dan kelembagaan (2) Setiap atribut pada masing-masing dimensi diberikan skor ordinal pada rentang 0-9 yang menggambarkan strata penilaian dari terendah (0) sampai tertinggi (9). Skor 0 adalah buruk (bad) dan skor 9 adalah baik (good). (3) Analisis skor nilai atribut menggunakan sofware Rapfish yang dimodifikasi menjadi RapDairy untuk menentukan titik yang mencerminkan status keberlanjutan pada masing-masing dimensi (4) Mengkaji atribut yang sensitif yang berpengaruh terhadap keberlanjutan dengan menggunakan analisis leverage. (5) Melakukan analisis sensitifitas dilakukan untuk melihat atribut yang berperan cukup kuat dalam menentukan keberlanjutan dengan melihat pengaruh dari setiap root mean squere (RMS) (6) Mengevaluasi tingkat kesalahan pembuatan skor, pemahaman tentang atribut, variasi skor, proses ordinasi akibat perbedaan nilai yang diberikan, pengulangan stabilitas proses analisis MDS, kesalahan input data/data hilang dan tingginya nilai stress analisis MDS menggunakan analisis Monte carlo (Kavaragh dan Pitcher 2004). Hasil penelitian terhadap keragaan peternakan sapi perah menunjukkan bahwa pola pemberian pakan pada usaha peternakan sapi perah rakyat di KUNAK bervariasi sehingga menghasilkan produksi susu yang bervariasi pula. Konsumsi BK, PK, TDN, KcBK, KcBO, VFA, NH3, produksi susu, kualitas susu serta IOFC memperlihatkan nilai yang cenderung sama pada musim hujan maupun kemarau. Kualitas tanah pada peternakan sapi perah rakyat KUNAK masih menjamin pertumbuhan dan produktivitas rumput gajah baik pada musim hujan maupun kemarau. Produksi rumput gajah yang dihasilkan belum mampu memenuhi kebutuhan sapi perah pada musim hujan maupun kemarau karena melebihi kapasitas tampung ternak. Hasil analisis terhadap status keberlanjutan usaha peternakan sapi perah rakyat yang menerapkan pola LEISA di KUNAK menunjukkan nilai yang kurang berkelanjutan yakni 48.07 pada musim hujan dan 44.98 pada musim kemarau. Oleh karena itu, pada setiap dimensi (ekologi, ekonomi, sosial budaya, teknologi dan kelembagaan) perlu mendapatkan perhatian khusus terutama pada atribut yang sensitif dan memiliki nilai skor terendah. Kebijakan yang perlu dilakukan pada dimensi ekologi yakni kepadatan ternak, daya dukung lahan dan ketersediaan air. Pada dimensi ekonomi, atribut sensitif yang harus diperhatikan adalah bangsa sapi yang dipelihara, struktur populasi ternak, bentuk hasil yang dijual, cara menjual hasil ternak dan daya saing produk. Pada dimensi sosial budaya, atribut sensitif yang harus mendapatkan perhatian adalah jarak kandang dengan pemukiman penduduk dan pandangan masyarakat tentang usaha ternak. Pada dimensi teknologi, atribut yang paling sensitif yag harus diperhatikan adalah penerapan teknologi budidaya dan reproduksi, pakan, pengelolaan usaha ternak, kandang dan peralatan serta kesehatan dan kesejahteraan hewan. Pada dimensi kelembagaan, atribut sensitif yang harus diperhatikan adalah mitra usaha ternak, peranan kelembagaan dalam usaha ternak dan kordinasi antar stakeholder. Hasil simulasi terhadap model menunjukkan bahwa status keberlanjutan usaha peternakan sapi perah pola LEISA di KUNAK dapat ditingkatkan melalui penataan pada dimensi ekologi, ekonomi, sosial budaya, teknologi dan kelembagaan. Nilai status keberlanjutan usaha peternakan sapi perah rakyat pola LEISA di KUNAK berubah dari indeks 44.07 dan 44.98 (kurang berkelanjutan) menjadi 84.76 (berkelanjutan).
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/90888
Appears in Collections:DT - Animal Science

Files in This Item:
File SizeFormat 
2017nsa.pdf
  Restricted Access
34.61 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.