Aktivitas Antelmintik dan Profil Kromatografi Lapis Tipis Ekstrak Temu Ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.) dari 5 Daerah di Indonesia.

Abstract

Rimpang temu ireng merupakan bagian tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat herbal. Aktivitas biologis dari rimpang temu ireng diduga berpotensi sebagai senyawa antelmintik. Penelitian ini bertujuan menentukan aktivitas antelmintik ekstrak temu ireng yang berasal dari 5 daerah di Indonesia secara in vitro serta mengetahui profil kandungan kimianya dengan kromatografi lapis tipis (KLT). Ekstraksi dengan maserasi bertingkat menghasilkan ekstrak n-heksana, etil asetat, dan etanol 70%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua ekstrak memiliki potensi tesebagai antelmintik dengan efektivitas yang berbeda-beda. Aktivitas antelmintik tertinggi pada penelitian ini dimiliki oleh ekstrak etil asetat yang diperoleh dari daerah Ponorogo dan Magetan dengan konsentrasi 20 μg/mL karena memiliki waktu kematian tercepat yaitu pada menit ke-30 dengan nilai rata-rata persen kematian terbesar yaitu 88.89%. Seluruh temu ireng yang telah diuji dengan KLT mengandung senyawa flavonoid, tanin, minyak atsiri, dan saponin yang terdistribusi sesuai dengan kepolarannya pada ekstrak n-heksana, etil asetat, dan etanol 70%. Senyawa-senyawa tersebut diduga berpotensi sebagai senyawa antelmintik pada cacing A.galli.