Variasi Temporal dan Spasial Kekeringan di Kalimantan.

Abstract

Indeks kekeringan merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk menganalisis kejadian kekeringan. Beberapa indeks kekeringan yang telah dikembangkan di antaranya adalah Standardized Precipitation Index (SPI) dan Standardized Precipitation Evapotranspiration Index (SPEI). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kekeringan menggunakan SPEI dan SPI serta mengidentifikasi sebaran temporal dan spasial kekeringan di Kalimantan. Hasil perhitungan SPI dan SPEI menujukkan kekeringan di wilayah Bengkayang, Kalimantan Barat pada kondisi normal terjadi pada bulan Juni hingga Agustus. Kekeringan di wilayah Gunung Mas, Kalimantan Tengah mulai terjadi pada bulan Juli dan berakhir pada bulan September. Durasi kekeringan yang terjadi pada saat El Nino mengalami peningkatan selama lima bulan dengan nilai SPI dan SPEI mencapai -2.00 yang menunjukan kekeringan kategori ekstrim kering. Sebaran kekeringan menggunakan SPI dan SPEI di Kalimantan pada saat terjadi El Nino tahun 1997-1998 menunjukkan kekeringan terparah terjadi pada Juni dan berakhir pada bulan Desember 1997 bersamaan dengan masuknya musim hujan di wilayah Kalimantan. Penggunaan SPI maupun SPEI dalam menganalisis kekeringan di Kalimantan menunjukkan tidak terdapat perbedaan pola sebaran kekeringan. Berdasarkan hasil tersebut, SPI dan SPEI dapat digunakan untuk menganalisis variasi kekeringan secara temporal dan spasial.