Dinamika Fluks Uap Air Pertanaman Kelapa Sawit : Analisis Menggunakan Metode Aerodinamik, Penman-Monteith, dan Eddy Covariance

Abstract

Perkebunan kelapa sawit mengalami perkembangan pesat pada abad ke-21. Seiring perkembangannya, terjadi kontroversi mengenai dampak negatif yang ditimbulkan oleh ekspansi kelapa sawit. Berbagai LSM dan sentimen negatif dunia internasional menyebutkan bahwa kelapa sawit merupakan tanaman yang boros air sehingga dapat menyebabkan kekeringan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika fluks uap air pada pertanaman kelapa sawit dan membandingkannya menggunakan beberapa metode. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Aerodinamik, Penman-Monteith, dan Eddy Covariance. Ketiga metode menunjukkan nilai fluks uap air yang hampir seragam. Hasil penghitungan diplotkan berdasarkan variasi diurnal. Nilai fluks uap air dari pertanaman kelapa sawit masih dalam selang yang normal dengan nilai rataan sebesar 4.3 mm/hari (metode Aerodinamik), 4.04 mm/hari (metode Penman-Monteith), dan 4.7 mm/hari (metode Eddy Covariance). Nilai ini masih lebih rendah dari fluks uap air dari hutan. Pendugaan fluks uap air pada pertanaman kelapa sawit penting dilakukan untuk menduga kontribusi kelapa sawit dalam melepas air ke lingkungan. Hasil penghitungan dan pengukuran menunjukkan bahwa nilai fluks uap air kelapa sawit masih dalam kategori wajar karena total pelepasan uap air pertanaman masih lebih rendah daripada curah hujan di wilayah studi sehingga tidak menyebabkan terjadinya kekeringan. Metode pendugaan fluks uap air dengan hasil paling mendekati metode acuan (Eddy Covariance) adalah metode Aerodinamik dengan nilai RMSE sebesar 0.033.