Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/88677
Title: Optimalisasi Fungsi Pelabuhan Perikanan dalam Pemasaran Hasil Tangkapan di Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing Bandar Lampung.
Authors: Solihin, Iin
Wiyono, Eko Sri
Putri, Aprilia Syah
Issue Date: 2017
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Lempasing merupakan pelabuhan perikanan terbesar di Provinsi Lampung. Pelabuhan perikanan ini tidak terlepas dari kegiatan pemasaran hasil tangkapan. Kegiatan pemasaran hasil tangkapan ini merupakan salah satu kegiatan usaha perikanan yang sangat penting di pelabuhan perikanan. Hasil tangkapan di PPP Lempasing beragam mulai dari ikan demersal dan ikan pelagis. Terdapat beberapa komoditas yang dipasarkan di PPP Lempasing yaitu suatu komoditas ikan yang dominan dipasarkan seperti ikan kurisi (Nemipterus sp), cumi-cumi (Loligo sp), ikan tongkol (Euthynnus affinis), ikan kembung (Rastelliger spp) dan ikan kwee (Gnathanodon speciosus). Kegiatan pemasaran ini berhubungan dengan pelaku atau lembaga pemasaran yang terkait dalam pemasaran hasil tangkapan. Pola saluran pemasaran yang panjang dan lokasi pemasaran yang jauh akan mempengaruh dari biaya pemasaran hasil tangkapan yang menyebabkan suatu komoditas hasil tangkapan tidak efisien. Selain itu juga dengan adanya suatu keterbatasan mengenai fasilitas, pelayanan dan sistem informasi di PPP Lempasing dalam pemasaran hasil tangkapan akan mempengaruhi kelancaran suatu aktivitas pemasaran sehingga diperlukan strategi optimalisasi fungsi pelabuhan perikanan dalam pemasaran hasil tangkapan di PPP Lempasing. Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk menyusun strategi optimalisasi fungsi pelabuhan perikanan dalam pemasaran hasil tangkapan. Secara khusus bertujuan (1) mendeskripsikan pola saluran pemasaran pada kelima komoditas ikan beserta daerah lokasi pemasarannya, (2) menentukan tingkat efisiensi saluran pemasaran pada lima komoditas ikan, dan (3) merumuskan strategi optimalisasi fungsi pelabuhan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga September tahun 2016 di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Lempasing Bandar Lampung. Penelitian dilaksanakan dengan metode survey dan metode wawancara. Data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dan observasi langsung di PPP Lempasing. Wawancara dilakukan terhadap pihak-pihak atau lembaga yang terkait meliputi nelayan, agen, pedagang besar 1, pedagang besar 2, pengolah dan pedagang pengecer. Pengambilan responden dilakukan secara purposive sampling. Data sekunder diperoleh dari PPP Lempasing mengenai harga dan jumlah hasil tangkapan yang masuk ke pelabuhan dari pelabuhan lain, harga dan jumlah hasil tangkapan yang ditangkap oleh nelayan PPP Lempasing, jumlah SDM pelaku atau lembaga pemasaran, data fasilitas pelayanan dan sistem informasi di PPP Lempasing. Komoditas hasil tangkapan di PPP Lempasing tidak hanya dari PPP Lempasing saja namun, banyak hasil tangkapan yang masuk dari pelabuhan lain melalui jalur darat yaitu berasal dari Jakarta, Medan, Sukabumi, dan Rembang. Pemasaran hasil tangkapan ini tidak lepas dari lembaga atau pelaku pemasaran yang meliputi nelayan/produsen, agen, pedagang besar 1, pedagang besar 2, dan pedagang pengecer. Komoditas ikan kurisi, tongkol, kembung dan kwee memiliki pola saluran pemasaran yang sama yaitu melalui nelayan, agen, pedagang besar 1, pedagang besar 2 dan pedagang pengecer. Berbeda halnya dengan cumi-cumi yang memiliki pola saluran pemasaran yang berbeda yaitu mulai dari nelayan, agen, pedagang besar 1 dan pedagang pengecer. Lokasi pemasaran ini masih skala lokal di Provinsi Lampung seperti Bandar Lampung, Tanggamus, Metro, Pesawaran, Lampung Timur, Lampung Selatan, Lampung Utara dan Tulang Bawang. Beberapa pemasaran dilakukan di Luar Provinsi Lampung seperti Palembang, Bengkulu, Jakarta dan Rembang. Saluran pemasaran yang panjang dan jarak tempuh yang dilalui oleh pedagang akan membutuhkan biaya pengeluaran yang besar selama penanganan hasil tangkapan. Cumi-cumi memiliki nilai efisiensi yang tinggi dari komoditas ikan lainnya. Hanya cumi-cumi yang memiliki saluran pemasaran yang efisien yaitu sebesar 3.33%, kemudian ikan kwee sebesar 5.06%, lalu ikan kembung sebesar 5.41%, kemudian ikan tongkol sebesar 5.64% dan ikan kurisi sebesar 11.03%. Cumi-cumi melewati saluran pemasaran yang lebih pendek dari saluran pemasaran ikan lainnya serta lokasi pemasaran cumi-cumi hanya di Provinsi Lampung sehingga cumi-cumi tidak membutuhkan biaya pemasaran yang tinggi. Ketidak efisienan yang terjadi pada komoditas ikan lainnya bisa disebabkan oleh kualitas sumberdaya manusia yang rendah, biaya penanganan yang tinggi, fasilitas yang masih sederhana dan lingkungan yang kurang higenis. Strategi yang dapat diterapkan untuk optimalisasi fungsi pelabuhan perikanan dalam pemasaran hasil tangkapan yang berkaitan dengan fasilitas, pelayanan dan sistem informasi di PPP Lempasing antara lain (1) Peningkatan fasilitas sarana transportasi pengangkutan hasil tangkapan di dalam pelabuhan, (2) Peningkatan higenitas dan sanitasi di area sekitar TPI, (3) Peningkatan pelayanan oleh pengelola pelabuhan saat ikan masuk dari pelabuhan lain, (4) Peningkatan pelayanan koperasi, (5) Peningkatan sosialisasi mutu ikan kepada pedagang dan nelayan, (6) Peningkatan akses jalan menuju pelabuhan, (7) Peningkatan perluasan pemasaran hasil tangkapan, (8) Peningkatan ketersediaan air bersih, (9) Meningkatkan ketersediaan layanan informasi di pelabuhan, (10) Peningkatan akses permodalan nelayan, (11) Peningkatan jumlah kendaraan untuk memasarkan ikan ke luar pelabuhan.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/88677
Appears in Collections:MT - Fisheries

Files in This Item:
File SizeFormat 
2017asy.pdf
  Restricted Access
31.29 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.