Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/88654
Title: Pemanfaatan Hijauan Daun Sebagai Bioeliminasi Logam Timbal (Pb) Dari Organ Ikan Nila Merah Oreochromis sp.
Authors: Supriyono, Eddy
Nirmala, Kukuh
Haris, Enang
Affandi, Ridwan
Jusadi, Dedi
Robin
Issue Date: 2017
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Kolong adalah danau yang terbentuk setelah aktivitas penambangan timah (Sn) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel). Kolong umumnya mempunyai kisaran kedalaman 2–50 m dengan panjang dan lebar sekitar 75–200 m. Pertambangan di Provinsi Babel saat ini telah berada dalam masa pasca tambang. Sebagai salah satu alternatif untuk menggerakkan ekonomi masyarakat pada periode pasca tambang, pemerintah Provinsi Babel menggalakkan sektor budidaya perikanan air tawar untuk dilakukan di ekosistem kolong. Di Provinsi Babel, setidaknya, terdapat 3.712,65 Ha kolong yang berpotensi untuk kegiatan budidaya. Namun, logam berat timbal (Pb), selalu ditemukan di dalam air dan sedimen kolong dalam jumlah melebihi ambang batas aman untuk dikonsumsi oleh manusia. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa, pemeliharaan ikan nila merah di kolong yang sudah terbentuk lebih dari 20 tahun (kolong tua) dan kolong yang terbentuk kurang dari 20 tahun (kolong muda) selama tiga bulan, mempunyai akumulasi Pb dalam daging dengan konsentrasi sebanyak 0.188 mg kg-1 (berat kering) (kolong tua) dan sebanyak 24.33 mg kg-1 (berat kering) (kolong muda). Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya dapat diketahui bahwa hasil dari dekomposisi hijauan daun (kompos) merupakan salah satu bahan yang dapat digunakan untuk meminimalisasi kandungan logam berat pada air. Permasalahan utama budidaya ikan di kolong adalah keamanan pangan dan lambatnya laju pertumbuhan ikan yang dibudidayakan, sehingga produksi ikan menjadi rendah dan kurang menguntungkan. Kedua permasalahan tersebut dikarenakan adanya Pb yang terakumulasi di dalam tubuh ikan yang dibudidayakan. Dengan demikian, penelitian ini bermaksud untuk menjawab permasalahan yang belum terpecahkan oleh penelitian-penelitian terdahulu, dengan mengamati dampak perendaman kompos daun gamal terhadap ikan, dampak perendaman kompos daun gamal pada air pemeliharaan terhadap Pb yang terakumulasi dalam tubuh ikan (proses bioeliminasi), dampak penggabungan penggunaan asam humat dan asam fulvat yang terkandung di dalam kompos daun gamal untuk proses bioeliminasi Pb dari dalam tubuh ikan. Selain itu, pemanfaatan daun gamal diharapkan dapat menjadi solusi alternatif sebagai pengganti bahan asam humat dan asam fulvat murni yang komersil, dengan memanfaatkan sumberdaya alam lokal yang mudah didapatkan, mudah dibudidayakan atau diperbanyak, mudah diaplikasikan, berbiaya murah dan aman untuk ikan serta manusia (bersifat organik). Penelitian dibagi menjadi tiga tahap. Penelitian pertama dan kedua merupakan perlakuan untuk mengeliminasi Pb dari tubuh ikan yang telah tercemar oleh Pb, sedangkan penelitian ketiga merupakan penelitian skala lapang untuk mencegah akumulasi Pb selama kegiatan budidaya yang sedang berlangsung di kolong. Penelitian pertama dilakukan melalui perendaman kompos daun gamal kedalam media pemeliharaan. Penelitian dilakukan pada akuarium menggunakan kompos daun gamal dengan konsentrasi 10 g L-1, 20 g L-1, 30 g L-1, 40 g L-1dan 0 g L-1(kontrol). Ikan dengan bobot rata-rata 100 g dipelihara selama tujuh hari dalam sebuah akuarium berukuran 50 × 33 × 30 cm3 yang diisi dengan 40 L air dengan kepadatan 20 ekor per akuarium. Hasil penelitian pertama menunjukkan bahwa kadar Pb pada otot ikan menurun ke kisaran batas aman untuk konsumsi manusia (<0.3 mg kg-1) yang ditemukan pada perlakuan menggunakan kompos daun gamal pada dosis 30 g L-1selama lima hari. Sementara itu, untuk mencapai kadar Pb yang aman pada hati dan ginjal ikan dibutuhkan tujuh hari waktu perendaman. Penurunan kadar Pb pada organ ikan uji terjadi bersamaan dengan peningkatan kisaran Pb yang terkandung pada kompos dan media pemeliharaan, yang menunjukkan bahwa Pb dari ikan dilepaskan ke dalam media pemeliharaan oleh kompos dilakukan proses chelate. Kesimpulan pada penelitian ini yaitu kompos daun gamal G. sepium dapat digunakan sebagai bahan untuk bioeliminasi Pb yang terkandung dalam tubuh ikan nila merah. Penelitian kedua dilakukan melalui pencampuran kompos daun gamal kedalam pakan ikan budidaya (feed additive). Kompos daun gamal ditambahkan ke dalam pakan ikan dengan dosis 0 g kg-1 (kontrol), 10 g kg-1, 20 g kg-1, 30 g kg-1 dan 40 g kg-1, diberikan tiga kali sehari. Penelitian ini dilakukan pada skala laboratorium. Ikan dengan bobot rata-rata 100 g dipelihara selama tujuh hari dalam sebuah akuarium dengan ukuran 50 × 33 × 30 cm3 yang diisi dengan 40 L air dengan kepadatan 20 ekor per akuarium. Hasil penelitian kedua menunjukkan bahwa penambahan kompos daun gamal ke dalam pakan pada dosis 30 g kg-1 selama tujuh hari dapat menurunkan konsentrasi Pb pada daging ikan nila merah ke konsentrasi aman untuk konsumsi manusia (<0.3 mg kg-1). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kompos daun gamal yang ditambahkan pada pakan dapat digunakan untuk bio-eliminasi Pb yang terkandung pada ikan nila merah. Metode yang digunakan pada penelitian ketiga adalah pencampuran kompos daun gamal kedalam pakan (feed additive). Ikan dengan bobot rata-rata 10±0.01 g dipelihara selama empat bulan dalam15 unit petakan karamba berukuran 1.5 × 1 × 1.5 m3 dengan kepadatan 50 ekor/unit petakan karamba. Pada akhir pemeliharaan, kompos daun gamal, yang dicampurkan kedalam pakan sebagai feed additive, mampu mencegah atau memperlambat akumulasi Pb pada tubuh ikan nila merah yang dipelihara di kolong muda yang terbentuk pasca tambang timah. Dosis 40 g kg-1 merupakan dosis terbaik untuk mencegah atau memperlambat akumulasi Pb pada tubuh ikan nila merah, yang dibudidayakan di dalam perairan tercemar Pb. Secara keseluruhan, kolong muda dan tua, yang mengandung Pb di dalam air dan sedimennya, dapat digunakan untuk kegiatan budidaya perikanan. Namun kegiatan budidaya secara langsung di kolong, atau memanfaatkan air dari kolong untuk kegiatan budidaya perikanan, harus mengaplikasikan pemberian pakan menggunakan pakan yang telah dicampur dengan kompos daun gamal. Selain itu, sebelum dilepas ke pasar, ikan hasil budidaya dikolong sebaiknya dipelihara di dalam air yang telah direndam kompos daun gamal pada dosis 30 g L-1 selama tujuh hari.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/88654
Appears in Collections:DT - Fisheries

Files in This Item:
File SizeFormat 
2017rob.pdf
  Restricted Access
26.88 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.