Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/88645
Title: Ekstraksi Komponen Bioaktif Dari Pegagan (Centella asiatica (L) Urb) Dan Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Dengan Fluida CO2 Superkritik Untuk Pembuatan Sediaan Nanoemulsi Antiwrinkle.
Authors: Irawadi, Tun Tedja
Setyaningsih, Dwi
Tursiloadi, Silvester
Sondari, Dewi
Issue Date: 2017
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Centella asatica (L) Urb yang dikenal dengan nama pegagan dan Zingiber officinale Roscoe atau yang lebih dikenal dengan jahe adalah tanaman yang digunakan sebagai tanaman obat. Pegagan dapat digunakan sebagai antiwrinkle (kerutan) karena dapat menginduksi sintesis kolagen, sedangkan jahe mempunyai sifat sebagai antioksidan untuk melawan radikal bebas sehingga menghambat terjadinya oksidasi pada sel, dan mengurangi proses penuaan dini. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh ekstrak yang mengandung komponen bioaktif sebagai penghambat kerutan (wrinkle) dari pegagan dan jahe menggunakan ekstraksi fluida CO2 superkritik, kemudian dihitung rendemen, kadar asiaticoside sebagai komponen bioaktif yang terdapat dalam Centella asatica (L) Urb serta identifikasi kandungan fitokimianya. Selanjutnya ekstrak pegagan dan jahe yang mengandung komponen bioaktif digunakan untuk membuat sediaan nanoemulsi antiwrinkle. Sediaan nanoemulsi antiwrnkle dianalisis terhadap respon alergi dan iritasi, serta manfaatnya sebagai antiwrinkle terhadap penghambatan enzim elastase dan kolagenase untuk melihat sejauh mana potensi ekstrak kasar pegagan dan jahe dapat menghambat kerutan dalam sediaan nanoemulsi. Ekstraksi fluida CO2 superkritik terhadap pegagan telah dilakukan dengan kondisi tekanan 10-27 Mpa, suhu 35-60 OC, dan waktu ekstraksi 1-6 jam. Rendemen tertinggi 9,23 mg/g bahan kering dan kadar asiaticoside 2,466 mg/g bahan kering, diperoleh pada tekanan 27 Mpa, suhu 50OC dan waktu ekstraksi 4 jam, dengan kandungan fenol total 19,87±0,054 mg GEA/g ekstrak dan triterpenoid total 34,9±0,084 % (b/b). Sebagai pembanding dilakukan ekstraksi Centella asiatica (L) Urb dengan metoda maserasi menggunakan pelarut campuran etanol dan air (70% v/v). Diperoleh rendemen 15,85±0,339 mg/g bahan kering dan kadar asiaticoside 1,038 mg/g bahan kering, kandungan triterpenoid total 20,0±0 % (b/b) dan fenol total 74,28±0,682 mg GEA/g ekstrak. Ekstraksi fluida CO2 superkritik jahe dilakukan pada tekanan 12-16 Mpa, suhu 20-40 OC, waktu ekstraksi 2-6 jam dan metoda maserasi menggunakan pelarut campuran etanol dan air. Rendemen tertinggi 2,99 mg/g bahan kering, diperoleh pada suhu 40 OC, tekanan 16 Mpa dan waktu ekstraksi 6 jam, dengan kandungan fenol total 72,73±0,067 mg GEA/g ekstrak, flavonoid total 9,0±0,005 mg/g ekstrak dan aktivitas antioksidan sebesar 63,66±0,181 μg/mL ekstrak. Ekstraksi jahe dengan metoda maserasi menghasilkan rendemen 3,10 mg/g bahan kering, kandungan fenol total 76,68±0,015 mg GEA/g ekstrak, flavonoid total 11,8±0,032 mg/g ekstrak dan aktivitas antioksidan sebesar 122,85±0,024 μg/mL ekstrak. Analisis GC-MS terhadap ekstrak kasar Zingiber officinale Rocs dilakukan untuk mengetahui kandungan dan komposisi bahan yang terdapat dalam ekstrak kasar Zingiber officinale Rocs pada ekstraksi CO2 superkritik dan ekstraksi maserasi sebagai pembanding. Analisis kromatografi menunjukkan bahwa profil kimia dari ekstrak jahe mengandung monoterpen teroksigenasi, hidrokarbon monoterpene, hidrokarbon seskuiterpen, gingerol dan ester monoterpene teroksigenasi. Ekstrak kasar pegagan dan jahe sebagai komponen bioaktif digunakan untuk formulasi sediaan nanoemulsi antiwrinkle. Pada pembuatan sediaan nanoemulsi antiwrinkle digunakan jenis emulsi minyak dalam air (O/W) perbandingan berat minyak : air adalah 20:80 (% b/b). Metoda pembuatan nanoemulsi menggunakan alat sonikator pada frekuensi 20 kHz, 500 Watt, gelombang ultrasonik pada frekuensi 7-18 kHz dan waktu emulsifikasi pada 5-50 menit. Surfaktan tween 85 pada konsentrasi 5,0-8,5 % berat dan surfaktan trietanol amin pada konsentrasi antara 0,1-2% berat. Selanjutnya penentuan nilai Hydrophilic-Lypophilic Balance (HLB) untuk sistem emulsi minyak dalam air (O/W) pada rentang 10-16. Kondisi proses terbaik dalam pembuatan sediaan nanoemulsi antiwrinkle pada frekuensi 7 kHz, waktu emulsifikasi 30 menit. Komposisi surfaktan tween 85 pada konsentrasi 8,5%, surfaktan trietanol amin pada konsentrasi 1,2% dan HLB 15,30. Ukuran partikel sediaan nanoemulsi antiwrinkle yang menggunakan ekstrak pegagan dengan metoda maserasi sebesar 77,0±41,3 nm dengan nilai indeks polidispersitas 0,440. Ukuran partikel 49,7±25,8 nm dengan nilai indeks polidispersitas 0,419 untuk ekstraksi pegagan dengan fluida CO2 superkritik, dan 59,4±42,5 nm dengan nilai indeks polidispersitas 0,431 untuk ekstraksi pegagan dengan maserasi fraksinasi. Hasil analisis terhadap gejala iritasi dan alergi pada kulit, sediaan nanoemulsi antiwrinkle relatif aman, tidak menimbulkan iritasi dan alergi. Hasil analisis manfaatnya sebagai antiwrinkle terhadap penghambatan aktivitas enzim elastase dan enzim kolagenase MMP1 oleh sampel sediaan nanoemulsi antiwrinkle sebesar 75,14 % dan 40,03 %, sedangkan analisis pada produk komersil dengan merk X yang telah dipasarkan sebesar 80,30 % dan 55,04 % untuk penghambatan enzim elastase dan enzim kolagenasi MMP1, pada konsentrasi inhibitor 1000 μg/mL.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/88645
Appears in Collections:DT - Agriculture Technology

Files in This Item:
File SizeFormat 
2017dso.pdf
  Restricted Access
31.2 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.