Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/88481
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorMunif, Abdul-
dc.contributor.advisorSoekarno, Bonny Purnomo Wahyu-
dc.contributor.advisorPurwantara, Agus-
dc.contributor.authorEris, Deden Dewantara-
dc.date.accessioned2017-12-06T01:49:03Z-
dc.date.available2017-12-06T01:49:03Z-
dc.date.issued2017-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/88481-
dc.description.abstractKelapa (Cocos nucifera L.) merupakan salah satu produk pertanian yang paling lazim dikonsumsi dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat. Pada pembudidayaan kelapa sering muncul buah kelapa abnormal, yang dikenal dengan kopyor. Kelapa kopyor memiliki ciri endosperm (daging buah) yang terlepas dari tempurung disertai volume air kelapa yang lebih sedikit dibandingkan kelapa normal. Harga yang jauh lebih mahal dibandingkan kelapa normal menyebabkan usaha budidaya kelapa kopyor semakin diminati. Tanaman muda kelapa kopyor hasil teknik kultur jaringan maupun konvensional menunjukkan kerentanan terhadap serangan patogen penyebab bercak daun di lapangan. Patogen bercak daun pada tanaman kelapa kopyor antara lain tergolong dalam genus Pestalotiopsis, Curvularia dan Colletotrichum. Patogen ini dapat menurunkan kualitas bibit bahkan menyebabkan kematian tanaman. Saat ini, untuk mengendalikan penyakit bercak, penggunaan pestisida sintetik menjadi solusi utama. Penggunaan pestisida sintetik secara terus menerus berdampak buruk bagi lingkungan dan manusia. Salah satu alternatif pengendalian penyakit tanaman adalah dengan pengendalian hayati menggunakan bakteri endofit. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bakteri endofit dari jaringan akar dan daun dari beberapa tanaman Arecaceae yaitu Pejibaye (Bactris gasipaes), Kelapa Kopyor (Cocos nucifera), Kelapa Sawit (Elaeis guinensis), Aren (Arenga pinnata) dan Nibung (Oncosperma filamentosa) yang berpotensi sebagai agens pengendali hayati penyakit bercak daun dan pemacu pertumbuhan tanaman kelapa kopyor. Penelitian dilakukan di Laboratorium Nematologi Departemen Proteksi Tanaman, dan Laboratorium Riset Pusat Penelitan Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia (PPBBI), dari bulan Maret hingga Desember 2016. Metode penelitian meliputi isolasi cendawan patogen bercak daun, isolasi bakteri endofit, seleksi awal bakteri endofit potensial, uji keamanan hayati, uji antibiosis, karakterisasi fisiologi mikroba endofit terseleksi meliputi uji produksi senyawa volatil terhadap perkembangan cendawan patogen, uji potensi pendukung pertumbuhan tanaman, uji pelarutan fosfat, uji produksi hormon auksin (Indole Acetic Acid/IAA), uji penambatan nitrogen, uji floresensi, uji katalase, uji produksi kitinase, pengujian sifat isolat sebagai bakteri endofit meliputi mutasi spontan bakteri endofit dengan antibiotik rifampisin, uji aktivitas enzim peroksidase, aplikasi bakteri endofit potensial pada bibit terserang penyakit bercak daun di pembibitan dan identifikasi molekuler bakteri endofit. Percobaan dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Perlakuan yang menunjukkan beda nyata diuji lanjut dengan uji selang berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%. Sebanyak 656 isolat bakteri endofit berhasil diisolasi dari akar dan daun tanaman Arecaceae. Hasil seleksi awal diperoleh 64 isolat bakteri endofit yang mampu menghambat perkembangan koloni patogen bercak daun secara in vitro dan memiliki kemampuan melarutkan fosfat. Hasil uji keamanan hayati iii menunjukkan 40 isolat dari 64 isolat aman terhadap tanaman, hewan dan manusia. Hasil uji konsistensi penghambatan terhadap cendawan penyebab penyakit bercak daun (Pestalotiopsis sp., Curvularia sp., dan Colletotrichum sp.) dan uji karakter fisiologi bakteri diperoleh lima isolat bakteri endofit menunjukkan kemampuan penghambatan patogen bercak daun hingga 86.6%, mampu melarutkan fosfat, menghasilkan IAA, menguraikan peroksida dan menambat nitrogen. Hasil pengujian terhadap benih padi menunjukkan isolat bakteri endofit mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman padi. Hasil pengujian isolat bakteri endofit pada bibit kopyor di lapangan menunjukkan perlakuan penyiraman dengan suspensi endofit dapat menurunkan tingkat keparahan penyakit bercak daun dibandingkan dengan kontrol. Tingkat keparahan penyakit bercak daun pada perlakuan bakteri endofit berada pada kisaran 19.5%-26.6%. Nilai ini dibawah kontrol (tanpa bakteri endofit) yang mencapai 35.9%. Nilai AUDPC dan laju infeksi pada perlakuan bakteri endofit potensial berada dibawah nilai kontrol yakni pada kisaran 483-679 unit dan 0.13-0.23 unit/minggu. Berdasarkan nilai AUDPC perlakuan yang paling efektif dalam menekan perkembangan penyakit bercak daun adalah bakteri endofit EAKSS 507. Hasil identifikasi molekuler lima isolat bakteri endofit potensial menunjukkan identitas isolat EAAPN 238 sebagai Serratia marcencens subsp. sakuensis, EAKPN 201 sebagai Serratia marcescens strain YR21, EAKSS 507 sebagai Burkholdera sp. DOP Ma316, EAPJN 216 sebagai Serratia marcencens strain LB21 dan EAKSS 502 sebagai Serratia marcescens strain PIGB81. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa bakteri endofit asal tanaman Arecaceae berpotensi memberikan manfaat untuk pengelolaan penyakit tanaman perkebunan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcPhytopathologyid
dc.subject.ddcLeaf Spotsid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titleBakteri Endofit Asal Tanaman Arecaceae sebagai Pemacu Pertumbuhan dan Agens Biokontrol Penyakit Bercak Daun pada Kelapa Kopyor (Cocos nucifera L var. Kopyor).id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordantibiotikid
dc.subject.keywordkarakterisasi fisiologiid
dc.subject.keywordamplifikasi DNAid
dc.subject.keywordtanaman mudaid
Appears in Collections:MT - Agriculture

Files in This Item:
File SizeFormat 
2017dde.pdf
  Restricted Access
35.82 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.