Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/88316
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorTumbelaka, Ligaya Ita-
dc.contributor.advisorSupriatna, Iman-
dc.contributor.advisorTambajong, Daisy-
dc.contributor.authorWijaya, Surya Kusuma-
dc.date.accessioned2017-11-03T07:43:54Z-
dc.date.available2017-11-03T07:43:54Z-
dc.date.issued2017-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/88316-
dc.description.abstractDomba merupakan hewan ternak penghasil daging, susu, kulit dan produk lainnya untuk kepentingan hidup manusia. Domba garut sebagai aset plasma nutfah Jawa Barat, memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan sebagai sumber daging. Domba garut cukup tanggap terhadap manajemen pemeliharaan yang baik dibandingkan domba lokal dan bangsa domba lain yang ada di Indonesia. Domba garut juga memiliki keunggulan unik yang dapat dijadikan daya tarik pariwisata daerah khususnya untuk domba garut tipe tangkas. Budidaya dan pengembangan populasi domba sangat erat kaitannya dengan sistem reproduksi. Domba garut jantan idealnya diperiksa status reproduksinya pada saat lepas sapih (3-4 bulan). Kondisi kesehatan organ reproduksi secara klinis umumnya dilakukan dengan inspeksi maupun palpasi pada penis, testis, dan skrotum yang diikuti dengan pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis pada semen. Status reproduksi hewan jantan dapat ditentukan dari pubertas, sexual maturity dan dewasa tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi status reproduksi domba garut jantan, serta menghubungkan antara seleksi domba garut tangkas secara kualitatif (bentuk tanduk) dan kuantitatif (bobot badan, lingkar skrotum) dengan produksi semen. Penelitian ini dilakukan pada domba garut tipe tangkas yang dikelompokkan berdasarkan umur dari 3 bulan, 6-12 bulan, 13-18 bulan, 19-24 bulan dan 36-48 bulan. Hewan diperiksa secara fisik dan ditampung semennya. Penelitian diulang sebanyak tiga kali dengan interval kegiatan selama 2 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peternak menyeleksi domba garut menurut sifat kualitatif dan kuantitatif. Sifat kualitatif terdiri dari bentuk tanduk, telinga, ekor dan warna rambut. Seleksi berdasarkan bentuk tanduk antara lain tanduk gayor (50.00%), ngabendo (27.78%), leang (16.67%), dan ngagolong tali (5.56%). Telinga berbentuk rumpung (panjang kurang dari 4 cm). Warna rambut yang dipilih dominan putih (82.35%). Sifat kuantitatif yang diperiksa antara lain bobot badan, lingkar dada, panjang badan, tinggi pundak, lingkar skrotum dan panjang skrotum. Domba garut yang diamati pada kelompok umur 18-24 bulan memiliki bobot badan 63.78±4.43 kg, lebar dada 92.67±1.41 cm, panjang badan 80.45±3.13 cm dan tinggi pundak 68.70±2.55 cm. Ukuran tersebut melebihi SNI domba garut yang menyebutkan sifat kuantitatif domba garut tangkas umur 18 bulan yaitu bobot badan 58.0 kg, lingkar dada 89.0 cm, panjang badan 64.0 cm dan tinggi pundak 74.0 cm. Nilai pemeriksaan semen tertinggi ada pada kelompok umur 18-24 bulan. Bentuk tanduk tipe tangkas tangkas tidak memiliki hubungan dengan bobot badan, lingkar skrotum dan panjang skrotum setelah dianalisis secara statistik.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAnimal Husbandryid
dc.subject.ddcSheepid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcGarut, Jawa Baratid
dc.titleStatus Reproduksi Domba Garut Jantan Tipe Tangkasid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordDomba Garutid
dc.subject.keywordStatus Reproduksiid
dc.subject.keywordTipe tangkasid
Appears in Collections:MT - Veterinary Science

Files in This Item:
File SizeFormat 
2017skw.pdf
  Restricted Access
10.29 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.